Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Bally, Sepatu Impian Bung Hatta yang Tak Pernah Terbeli...

Salah satu kisah tentang kesederhanaan sosok Bung Hatta adalah tentang keinginannya memiliki sepatu Bally.

Hingga akhir hayatnya, Bung Hatta belum sempat membeli sepatu idamannya itu.

Diidamkan oleh sosok proklamator, sebetulnya apa yang istimewa dari merek sepatu Bally tersebut?

Berikut perjalanan bisnis sepatu Bally yang sudah berdiri sejak 1851.

Dikutip dari situs ballyofswitzerland.com, ide membuat sepatu terinspirasi dari sepasang sepatu yang dilihatnya dalam perjalanan ke Paris, Perancis.

Ia kemudian membuat workshop di rumahnya di Schönenwerd, Swiss.

1857

Visi Bally yang dituangkan dalam sepatu membawanya cepat berkembang, dan mendapat sorotan.

Hingga pada 1857 ia sudah semakin memperluas pasarnya hingga ke luar Swiss.

1860

Bally sudah mempekerjakan 500 orang perajin dan menyulap Schönenwerd menjadi semacam kota perusahaan, yang juga menawarkan manfaat dari perawatan kesehatan dan fasilitas sosial.

1870

Bally mulai mengimpor mesin dari Amerika Serikat untuk semakin mengokohkan posisinya sebagai produsen sepatu nomor satu Eropa.

Pada tahun yang sama, Bally membuka toko pertamanya di Geneva, Swiss dan Montevideo, Uruguay.

1873

Merek ini melakukan ekspansi dengan membuka toko di Buenos Aires, Argentina.

1879

Pada tahun ini, Bally sudah menjadi merek bergengsi di kalangan orang-orang fesyen Paris setelah mereka membuka toko di Rue Martel, Perancis

Pada dekade yang sama, Bally menciptakan sebuah logo merek yang menjadi ciri khas perusahaan.

Logo tersebut menggambarkan pegunungan Austria, tanah kelahiran nenek moyang Carl Franz Bally.

1890

Bally merevolusi desain sepatu wanita dengan pump klasik modern ala Zürich.

1892

Bisnis ini kemudian dipimpin oleh kedua anak Bally, Edouard dan Arthur Bally pada 1892.

Keduanya semakin menancapkan kaki bisnis sepatu Bally pada jalur kesuksesan. Merekalah yang mewarisi koleksi sepatu yang mengedepankan desain dan fungsi itu.

1896

Inovasi berlanjut ketika Bally menggabungkan teknik Goodyear ke dalam pembuatan sepatu buatan tangan.

1916

Bally kemudian menjelma menjadi perusahaan multinasional pertama.

Pekerja yang terlibat mencapai 7.000 orang di seluruh dunia dan memproduksi empat juta pasang sepatu berkualitas.

1927

"Bally Lab" dibuka di Schönenwerd sebagai pusat riset dan pengembangan yang fokus pada proses produksi dan teknik pembuatan.

1930an

Produser film dan pionir industri periklanan asal Jerman Julius Pinschewer membuat material iklan sepatu Bally dengan menampilkan Charlie Chaplin sebagai bintangnya.

Sepatu Bally kemudian menjadi semacam signature yang mencitrakan kenyamanan, kulit berkualitas, konstruksi detil, serta inovasi.

Bisnis ini membuat sebuah perubahan pola kebiasaan pada masanya. Bally terus menyempurnakan bentuk-bentuk koleksi sepatunya.

Kemudian terciptalah sebuah alas kaki yang memperkenalkan lubang-lubang, jahitan tipe baru serta tenun pita.

Penghargaan tersebut berupa pendakian pertama Gunung Everest oleh Sherpa Tenzing Norgay pada 1953 mengenakan sepasang sepatu boots Bally Reindeer-Himalaya.

Kecintaan Bally pada material yang indah dan semangat petualangan tidak pernah hilang. Bally hingga kini menjadi tolok ukur untuk gaya yang timeless alias tidak termakan waktu.

2000-an

Bisnis ini pun terus berkembang, termasuk mulai menjangkau pasar Asia dan Amerika Selatan pada era 2000an.

Dalam kurang dari satu dekade, Bally membuka tokonya di Jepang, Hong Kong, Singapura, Austtalia, Malaysia, Arab Saudi, Brazil, Lebanon, dan Turki.

Bally juga menjadi produk mewah pertama yang ditawarkan ke masyarakat Tiongkok.

2014

Pablo Coppola ditunjuk sebagai direktur desain Bally pada 2014. Ia membuat setiap koleksi busana pria maupun wanita menjadi ready to wear.

Moto Pablo sejak kedatangannya adalah "lebih sedikit adalah lebih banyak (less is more)" dan visinya adalah membuat suasana intim antara perajin aksesori dan busana ready to wear.

2015

Maret 2015, studio Zagliani menjadi bagian dari Bally.

Zagliani dikenal luas sebagai pakar pembuat tas buatan tangan yang membuat koleksinya dari bahan kulit paling lembut, mewah dan eksotis. Nilai-nilai itu kini mengalir dalam setiap produk Bally.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/08/17/153005420/mengenal-bally-sepatu-impian-bung-hatta-yang-tak-pernah-terbeli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke