Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Robot Influencer Seksi Muncul di Instagram dan Menebar "Ancaman"...

"Kamu bahkan tidak terlihat asli. Kamu tampak seperti lukisan," komentar seorang pengguna Instagram

Dia menulis itu setelah model berkulit hitam, Shudu, mengunggah foto diri mengenakan gaun pink gauzy, dengan cincin leher emas Afrika dan sorban berwarna pink.

"Ya Tuhan!!! Saya sedang jatuh cinta."

Namun faktanya, Shudu --yang memiliki 196.000 followers di Instagram-- adalah animasi digital 3D yang dibuat oleh seorang berkebangsaan Inggris, Cameron-James Wilson.

Wilson menyebut kreasinya sebagai "supermodel digital pertama di dunia."

Setiap influencer perlu waspada, sebab robot seksi itu sedang berusaha mengambil pekerjaan kita.

Shudu adalah representasi dari pertumbuhan avatar yang indah dan sangat realistis di media sosial, yang diciptakan untuk mendapat followers dan menghasilkan uang.

Selebritas yang aktif di media sosial juga merangkulnya.

Kim Kardashian, Bella Hadid, dan Zendaya, semua muncul dengan partner digital mereka baik dalam bentuk foto maupun video.

Bahkan, agensi model papan atas, termasuk IMG dan Lipps telah menandatangani kesepakatan untuk pengelolaan robot populer ini.

"Selama beberapa tahun terakhir, robot benar-benar telah mengambil alih," kata Wilson, yang menjalankan perusahaan influencer virtual Diigitals, kepada The Post.

Wilson sekarang mengendalikan karier tujuh model robot layaknya influencer manusia, mereka mengunggah konten yang disponsori di media sosial untuk meraih uang.

"Perusahaan saya telah tumbuh secara besar. Ini adalah industri yang sangat menguntungkan."

Sayang, dia menolak membagikan jumlah pendapatan yang dimiliki Shudu.

Namun pakar pemasaran media sosial Charlie Buffin memperkirakan influencer bot teratas menghasilkan uang 10.000-15.000 dollar AS atau sekitar Rp 136-205 juta per posting.

Angka itu setara dengan influencer manusia yang memiliki jumlah followers sama.

Buffin, yang menjalankan perusahaan pemasaran influencer berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat menyebut, bot mempresentasikan brand dengan tingkat kontrol yang unik.

Mereka tidak akan melakukan apa pun yang tak diinginkan oleh brand mereka.

Tahun lalu, Trevor McFedries dan Sara DeCou, pencipta robot seksi Lil Miquela, memperoleh dana 125 juta dollar AS atau setara Rp. 1,75 triliun dari investor, menurut TechCrunch.

Pada Oktober 2018, robot itu mendapat pekerjaan yang diidamkan di majalah Dazed sebagai editor seni.

Bagi Wilson, kesuksesan Shudu datang secara tiba-tiba.

Menjadi fotografer fashion selama delapan tahun, Wilson memutuskan untuk mengambil desain 3D sebagai hobi dan menciptakan model berdasarkan boneka Barbie favoritnya, "Princess of South Africa".

Ia mengunggah foto Shudu di Facebook pada tahun 2017, dan dengan cepat menjadi viral.

Ribuan orang pun bertanya-tanya siapa wanita misterius ini.

"Sebagai artis 3D, ketika orang tidak dapat membedakan apakah itu foto atau 3D, itu adalah pujian yang sangat besar," kata Wilson.

"Aku mulai melihat potensi itu," sambung dia.

Ia lalu meluncurkan akun Instagram Shudu, namun merahasiakan identitasnya ketika ribuan followers masuk.

Sebuah foto Shudu yang memakai lipstik Fenty cerah diunggah ulang di brand Instagram Rihanna, memicu lebih banyak spekulasi tentang Shudu.

Wilson mengatakan, ia tidak mencoba menipu siapa pun dengan sengaja. Tapi, momen "Black Mirror" dengan perusahaan t-shirt mendorongnya untuk berterus terang.

Berniat menjalin kerja sama dengan Shudu, perusahaan t-shirt tersebut mengirim sampel untuk sang model.

Wilson kemudian menciptakan versi digital dari sampel itu supaya dapat dipakai Shudu.

"Itu mengejutkan saya. Dan saya seperti, 'ok, jika seseorang mengirimkan saya t-shirt mereka sendiri dan tidak bisa mengatakan apakah itu asli, maka saya merasa orang-orang perlu mengetahui kebenarannya.'"

Wilson mengungkap jati dirinya dalam karya Harper's Bazaar di tahun 2018.

Salah satu orang yang mengkritiknya adalah youtuber Natalia Taylor. Ia mengunggah sebuah video dan membagikan kebenaran tentang model ini.

"Individu ini --yang bahkan bukan individu, tapi komputer-- mengambil tempat yang sangat berharga sebagai model dalam industri ini," kata Taylor di video yang telah ditonton hampir 2,5 juta kali itu.

"Tempat itu sekarang diambil oleh wanita kulit hitam palsu yang diciptakan oleh pria kulit putih."

Bintang Youtube, Grace Victory, influencer gaya hidup dan aktivis body-positive menyalahkan perusahaan karena terus melanggengkan tren tersebut.

"Brand itu tampaknya tak peduli siapa kamu, selama kamu dapat mendorong produk ke ribuan orang," kata Victory.

"Aku tidak mengerti sama sekali."

Menanggapi itu, Wilson menyebut hal itu adalah "kritik yang adil" dan telah berjanji untuk bekerja sebanyak mungkin dengan perusahaan milik orang kulit hitam.

Namun, ia bukan satu-satunya orang kulit putih yang menghasilkan banyak uang dari desain seorang wanita cantik yang berasal dari ras lain.

Joerg Zuber adalah pria yang menciptakan robot cantik Noonoouri dengan rambut gelap dan mata lebar.

Meski karakternya lebih mirip kartun daripada Shudu yang realistis, perancang asal Munich ini telah melihat kesuksesan luar biasa sejak meluncurkan Noonoouri pada 2018.

Ia berhasil mengumpulkan 333 ribu followers, dan mendapat tempat bagi Noonoouri di Vogue, bersama Kim Kardashian dan Tommy Hilfiger.

Karena ia mempekerjakan tim yang terdiri dari enam desainer untuk bekerja penuh waktu, Zuber mengatakan, dia belum mencapai break even point pada Noonoouri.

"Saya tidak ingin menghasilkan uang dengan cepat, seperti 500 Euro di sini atau 1.000 dollar AS di sana. Saya benar-benar ingin selektif," kata Zuber.

Sama seperti manusia, robot influencer memamerkan "kehidupan" mereka melalui unggahan tentang perjalanan, patah hati, aktivisme, dan --dalam kasus Lil Miquela-- serangan seksual.

Sebuah video beredar tentang Miquela yang mengatakan dirinya berada di dalam sebuah rideshare dengan seorang pria menyeramkan.

"Saya merasakan tangan dingin orang ini menyentuh kaki saya, seolah-olah ia memastikan bahwa saya nyata."

Video itu direspons dengan kemarahan dari banyak orang. Namun, desainer robot influencer melihatnya secara berbeda.

Para desainer percaya, membangun kepribadian sebagai kreasi mereka sangat penting bagi kesuksesan.

"Kita harus memberikan karakter kepribadian yang benar-benar dapat diikuti dan dihubungkan. Jika tidak, apa gunanya," kata Buffin, pemilik robot seksi Daisy Paige.

Robot milik Buffin adalah model di agensi Lipps, yang merepresentasikan Cardi B, Courtney Love, dan Lizzo.

"Kita perlu memiliki konteks dan latar belakang agar orang-orang dapat terlibat dengannya," sambung dia.

Zuber menyetujui hal itu.

"Sebagian besar hidupnya meningkatkan suaranya untuk yang tidak bersuara, yakni: anak-anak, binatang, dan alam," kata Zuber tentang Noonoouri.

Sementara, Wilson yakin, robot punya potensi lebih besar berbuat baik dengan mengurangi perjalanan udara dan transportasi darat untuk pemotretan, dan menghilangkan kebutuhan akan sampel pakaian.

Semua kondisi itu jelas bakal memberi dampak positif bagi lingkungan. Bukan begitu?

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/15/165138120/robot-influencer-seksi-muncul-di-instagram-dan-menebar-ancaman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke