Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setop Kebiasaan Sentuh Wajah demi "Lawan" Virus Corona, Sulitkah?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, salah satu cara terbaik memerangi penyebaran virus corona --serta memperlambat pandemi-- adalah berhenti menyentuh wajah.

Untuk beberapa alasan, tindakan ini terdengar mustahil. Lagi pula -tentu saja, ini bukan satu satunya hal yang direkomendasikan.

Kita juga harus sering mencuci tangan, menutupi batuk dengan siku, dan menghindari kontak dengan orang sakit.

Masker tidak direkomendasikan untuk orang sehat, sehingga kita tidak usah khawatir harus mencukur jenggot.

Jadi, mengapa sangat penting untuk tidak menyentuh wajah?

Kita belum tahu berapa lama virus corona dapat bertahan di permukaan keras seperti gagang pintu, atau pagar. Namun virus serupa telah terbukti bertahan selama berhari-hari.

Itu memberi peluang pada jari kita untuk terpapar virus dan memindahkan virus tersebut ke selaput lendir di wajah -mata, hidung, dan mulut-- yang kemudian menyalurkan virus ke dalam tubuh.

Bukan hanya virus corona, segala jenis penyakit lain seperti pilek dan flu akhirnya menginfeksi kita dengan cara ini.

Virus juga bukan satu-satunya alasan bagi kita untuk menghentikan kebiasaan menyentuh wajah. Sebab, pilihan tersebut disebut dapat membuat kulit menjadi lebih cerah.

Sebuah studi di tahun 2015 yang merekam sekelompok mahasiswa kedokteran selama kuliah menemukan, para mahasiswa menyentuh wajah mereka rata-rata 23 kali dalam satu jam.

Uniknya, kelompok mahasiswa tersebut bergerak di bidang medis --yang seharusnya lebih tahu akan penyebaran virus ke wajah.

Hal terburuk tentang mencoba tidak menyentuh wajah kita adalah jika kita terpaksa melakukannya saat seseorang memulainya lebih dulu.

Ini seperti saat orang mulai menguap, kemudian kita juga ikut menguap. Fenomena ini sebagian besar tidak dapat dijelaskan oleh sains.

Semakin banyak kita mendengar betapa pentingnya untuk tidak menyentuh wajah, semakin sulit pula mencegah tangan kita untuk melakukan hal tersebut.

Sederhananya, kita tidak ingin sakit atau wajah menjadi penuh jerawat, namun kita sulit menghilangkan kebiasaan itu.

Kelley Zinka, praktisi perawat keluarga di Vancouver Clinic, Vancouver, Washington, mengakui tindakan menyentuh wajah sangat sulit dihentikan.

"Orang-orang merasa gatal di bagian hidung, atau mereka mencoba memperbaiki rambut mereka," kata Zinka.

"Namun fundamental untuk mencegah sakit adalah mencuci tangan dan menghindari menyentuh wajah --hal yang seharusnya sudah kita lakukan."

Menyentuh wajah adalah kebiasaan, dan sangat sulit diubah. Namun kita dapat mengambil manfaat dari kekhawatiran terkait wabah untuk hidup lebih bersih.

Centers for Disease Control and Prevention pun menganjurkan agar kita mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/09/144132720/setop-kebiasaan-sentuh-wajah-demi-lawan-virus-corona-sulitkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke