Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengembangan Vaksin Corona Sudah Sampai Mana?

KOMPAS.com - Vaksin corona yang diharap-harapkan belum juga ada. Tidak heran, mengingat SARS-COV-2, virus penyebab covid-19, baru ditemukan tiga bulan yang lalu.

Padahal jika mengikuti alur pembuatan vaksin yang biasa dibutuhkan waktu hingga 10 tahun agar vaksin baru bisa tercipta.

Ada banyak tahap yang harus dilewati sebelum suatu vaksin bisa digunakan secara luas. Uji coba pun umumnya harus melalui pengujian dengan melibatkan hewan sebelum pada manusia.

Sementara itu, saat sudah masuk fase pengujian pada manusa, ada tiga tahap yang perlu dilalui. Setiap tahapnya bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Namun untungnya, di tengah pandemi corona saat ini berbagai lembaga, peneliti, maupun laboratorium di seluruh dunia terus bekerja untuk bisa memangkas waktu penelitian. Sepertinya, kita tidak butuh waktu 10 tahun untuk menunggu vaksin Covid-19 keluar.

Sudah sampai mana perkembangan vaksin corona?

Hingga saat ini ada berbagai lembaga yang sedang berpacu dengan waktu untuk segera bisa memproduksi vaksin corona untuk Covid-19.

Sejumlah lembaga tersebut menggunakan metode-metode yang ada untuk bisa menciptakan vaksin penyakit baru ini, seperti:

• Metode pelemahan virus

Untuk membuat vaksin dengan metode ini, peneliti akan melemahkan virus penyebab penyakit, lalu memasukkannya ke tubuh.

Virus tersebut cukup lemah hingga tidak akan menyebabkan terjadinya infeksi. Vaksin yang dibentuk dengan cara ini antara lain adalah vaksin campak dan TBC.

• Metode inaktivasi

Saat membuat vaksin dengan metode inaktivasi, para ilmuwan akan meneliti virus yang sudah mati dengan mempelajari susunan genetiknya dan kemudian membuat tiruan virus untuk disuntikkan ke tubuh.

Dengan begitu, tubuh secara perlahan-lahan akan membangun antibodi terhadap virus ini.

Biasanya vaksin yang dibuat dengan metode ini perlu disuntikkan beberapa kali dalam periode tertentu, seperti vaksin polio dan rabies.

• Vasin berbasis nukleotida

Vaksin jenis ini berisi materi genetik DNA dan RNA virus yang disuntikkan ke tubuh. Sehingga, tubuh bisa membuat sendiri tiruan virus tersebut dan memproduksi antibodi yang dibutuhkan untuk daya tahan tubuh.

Saat ini, pembuatan vaksin corona yang sudah mencapai tahap paling jauh ada di Amerika Serikat. Sebab, vaksin tersebut tidak dikembangkan dari nol, melainkan dari dasar vaksin yang ada untuk SARS dan MERS.

Keduanya merupakan penyakit yang sama-sama disebabkan oleh virus corona, tapi berbeda dari penyebab Covid-19.

Calon vaksin yang diberi nama mRNA-1273 ini sudah sampai tahap uji klinis pada manusia. Percobaan dilakukan pada 45 orang dewasa sehat yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok.

Masing-masingnya akan disuntik sebanyak dua kali. Kelompok pertama mendapatkan vaksin dengan dosis 25 mikrogram. Sementara itu, kelompok kedua memperoleh dosis 100 mikrogram, dan kelompok ketiga menerima dosis 250 mikrogram.

Pasien akan menjalani penelitian kesehatan selama satu tahun setelah suntikan kedua diberikan.

Jika fase pertama ini berhasil, maka pengujian fase kedua dan ketiga akan dilanjutkan dan vaksin corona untuk Covid-19 kemungkinan akan bisa diproduksi dalam waktu 18 bulan ke depan.

Mengapa dibutuhkan waktu begitu lama untuk menciptakan vaksin corona?

Waktu 18 bulan terkesan begitu lama saat pandemi terjadi. Namun, menciptakan vaksin hanya dalam waktu satu setengah tahun sebenarnya terhitung sangat-sangat cepat, jika dibandingkan dengan waktu biasa yang dibutuhkan, yaitu 10-15 tahun.

Mengapa proses pembuatan vaksin begitu lama? Sebab, ada berbagai tahap yang harus dilewati untuk memastikan bahwa vaksin tersebut benar-benar aman.

Secara keseluruhan, sebenarnya ada enam tahap yang perlu dilewati untuk membuat satu vaksin, yaitu:

• Proses perancangan vaksin

Pada tahap ini, para peniliti akan mempelajari virus tersebut secara detail dan mencari cara agar sistem imun di tubuh kita bisa mengenalinya ,dan kemudian membuat pertahanan di dalam tubuh.

• Pengujian pada hewan

Tahap kedua adalah pengujian pada hewan. Pada tahap ini, vaksin akan disuntikkan ke hewan uji untuk melihat efektivitas dan efek samping yang mungkin timbul.

• Uji klinis fase ke-1

Uji klinis fase ke-1 dilakukan pada manusia untuk melihat efektivitas dan efek samping yang bisa muncul pada manusia. Biasanya, pengujian ini dilakukan dengan jumlah sampel yang kecil.

• Uji klinis fase ke-2

Sementara itu pada fase ke-2, pengujian akan dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dengan analisis yang lebih mendalam.

Misalnya, untuk melihat efek dari vaksin ini secara biologis dan mengamati mekanisme yang ditimbulkan untuk merangsang sistem imun tubuh.

• Uji klinis fase ke-3

Uji klinis fase terakhir ini melibatkan jauh lebih banyak orang dengan waktu pengamatan yang juga jauh lebih lama.

• Persetujuan berdasarkan regulasi

Terakhir adalah bagian persetujuan dengan lembaga yang berwenang di masing-masing negara. Jika di Indonesia, persetujuan ini dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.

Saat ini, vaksin corona yang dibuat di Amerika Serikat tersebut sudah memasuki uji klinis fase ke-1. Karena vaksin ini sudah mengembangkan bahan sebelumnya dari vaksin SARS dan MERS, maka tahap pertama tadi sudah dilewati.

Namun karena saat ini sedang pandemi, maka pengujian pada hewan tidak dilakukan dan langsung diujikan pada manusia.

Dengan begitu, sudah ada banyak waktu yang dihemat, agar vaksin corona bisa segera diberikan kepada masyarakat luas.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/01/140655320/pengembangan-vaksin-corona-sudah-sampai-mana

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com