Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indiverse, "Ayam Pop" dan "Rendang" dalam Sepasang Sepatu

KOMPAS.com - Proyek akhir di bangku kuliah menjadi titik awal kelahiran Indiverse (Indonesian Diversity), sebuah label sepatu lokal yang ingin menawarkan sepatu nyaman berkualitas.

Di sisi lain, minat masyarakat yang semakin tinggi terhadap sepatu juga menjadi poin lain yang membuat bisnis di industri sepatu tampak semakin menarik.

"Tren kemarin kan low-top sneakers, either lokal maupun internasional," kata Chief Executive Officer Indiverse, Alya Ignacia, kepada Kompas Lifestyle.

"Awalnya, kami ingin buat low-top sneakers yang versatile untuk dipakai kapan saja. Kasual, formal masuk."

Di tengah banyaknya label sepatu lokal yang bermunculan, Indiverse memilih menyediakan alternatif sepatu berkualitas.

Sepatu ini menggunakan bahan kulit sapi full grain, dan kulit kambing untuk bagian dalam sepatu.

Setiap sepatu dibanderol dengan harga Rp 1.149.000.

Meski pada awalnya menyasar kelompok anak muda, sepatu yang diproduksi di Bandung ini ternyata juga diminati oleh kelompok usia yang lebih tua.

Desain sepatu yang semi-formal menjadi alasan bagi sebagian pengguna Indiverse untuk memakainya sebagai sepatu kerja harian.

"Banyak juga di luar target market kami yang suka dan tertarik untuk beli."

"Malah mereka yang semangat 'oh ini produk lokal ya, anak-anak muda juga yang jual". Mereka malah senang," ungkap dia.

Sementara, koleksi kedua bertajuk "Piring-Piring Padang" diluncurkan berbarengan dengan event Urban Sneaker Society (USS), November lalu.

Padang dipilih karena dianggap sebagai salah satu daerah yang menyediakan makanan "terfavorit di dunia", dan akrab dengan lidah masyarakat Indonesia.

Koleksi kedua ini terdiri dari tiga warna sepatu yang mewakili menu masakan di rumah makan Padang, yakni beige (ayam pop), cokelat (rendang) dan hijau (daun singkong).

Kedua koleksi sama-sama menyelipkan pesan tentang Indonesia, sesuai misi yang ingin dibawa oleh label ini.

"Budaya Indonesia kan banyak banget dan mulai pudar di generasi muda, sayang banget."

"Jadi kami mau jadi pengingat, jembatan budaya Indonesia ke anak-anak muda, kami masukan ke dalam sepatu," kata Alya.

Pada kedua koleksi tercetak angka koordinat sesuai dengan cerita yang diangkat. Angka koordinat tersebut tercetak tipis pada bagian upper sepatu.

Untuk koleksi Piring-Piring Padang, misalnya, koordinat mengacu pada lokasi Kota Padang.

Pesan tentang Indonesia juga terlihat pada desain kotak sepatu berdesain minimalis yang menampilkan peta Indonesia. Peta tersebut tercetak pada semacam papan akrilik.

"Dari nama, cerita, cara kami bungkus produk, kami buat supaya oh ini Indonesia," tambah Alya.

Perkembangan ini pun tak terkecuali dialami label yang digawangi oleh Alya bersama tiga rekannya, Christy, Philip, dan Theuran ini.

Tak hanya ingin bermain di low-top sneakers, ke depannya Indiverse juga berencana melakukan inovasi produk serta berkolaborasi dengan figur atau label lain.

Dalam waktu dekat, misalnya, Indiverse berencana merilis koleksi sepatu perempuan karena selama ini baru menyediakan koleksi untuk laki-laki.

Namun, rilis koleksi yang seharusnya dilangsungkan bulan ini terpaksa tertunda karena situasi pandemi corona.

"Tidak menutup kemungkinan ke depannya ada additional lain, enggak cuma bahan kulit tapi juga main di bahan-bahan lain," ucap dia.

Bahkan, Indiverse memiliki mimpi agar kelak semakin berkembang menjadi sebuah fashion brand.

"Jadi akan menawarkan lebih banyak variasi produk. Kami juga mengincar jadi fashion brand. Ke depannya tidak hanya sepatu, tapi mungkin juga ke produk lain," tambah Alya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/03/113640020/indiverse-ayam-pop-dan-rendang-dalam-sepasang-sepatu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke