Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Tanda Kamu Berteman dengan Social Climber, Apa Saja?

KOMPAS.com - Hubungan pertemanan seharusnya dilandasi oleh perasaan yang tulus tanpa ada maksud dan tujuan tertentu.

Namun nyatanya ada juga pertemanan yang cenderung didasari oleh keinginan untuk meningkatkan status mereka sendiri.

Sudah bukan rahasia lagi apabila tipe orang seperti itu mendekati orang lain hanya untuk mendapatkan koneksi terhadap orang-orang yang lebih bergengsi. Orang seperti itu dikenal dengan social climber atau panjat sosial, atau dikenal pula dengan istilah pansos.

Nah, agar terhindar dari rasa sakit hati akibat menjalani hubungan dengan orang yang tidak tulus, sebaiknya kenali ciri-ciri orang panjat sosial di bawah ini.

Apa itu social climber?

Social climber atau panjat sosial adalah sebuah istilah yang merujuk kepada orang yang menggunakan pertemanannya dengan orang lain guna meningkatkan status sosialnya.

Mereka akan berteman terutama dengan orang yang diyakini memiliki status sosial yang cenderung populer.

Sebenarnya, fenomena seperti ini sudah banyak ditemui di Indonesia, terutama di dunia maya.

Kebiasaan orang yang memamerkan suatu kondisi atau barang tertentu, seperti mengunggah konten makan di restoran mewah, liburan ke luar negeri, atau bergaul dengan orang-orang yang terlihat glamor atau terkenal adalah beberapa contoh orang yang ingin pansos.

Umumnya, pertemanan pansos lebih sering ditemui pada pertemanan perempuan dibandingkan dengan pertemanan laki-laki.

Apa yang menyebabkan seseorang menjadi social climber?

Perilaku panjat sosial umumnya berasal dari rasa kurang percaya diri dan tendensi ekstrem untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Meski dari luar seorang social climber tampak atraktif dan mudah bersosialisasi dengan orang lain, sebenarnya mereka cenderung tidak percaya diri dan merasa dirinya kurang apabila dibandingkan dengan orang lain.

Orang pansos akan selalu melihat orang lain lebih baik dari diri mereka dalam hal karir, penampilan, serta karakter diri.

Mengingat social climber adalah tipe orang yang kurang percaya diri, mereka akan menggunakan eksistensi orang lain guna meningkatkan rasa percaya diri.

Inilah yang menjadi alasan mereka tidak tertarik membangun hubungan pertemanan yang tulus. Pasalnya, jika teman-teman di sekelilingnya memiliki status sosial yang lebih rendah maka tidak akan dapat memuaskan kebutuhan mereka.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Georgia State University, fenomena seseorang menjadi social climber merupakan bentuk perubahan cara bekerja otak seseorang. Meski demikian, studi mengenai kasus ini masih terbatas pada hewan, dan bukan pada manusia.

Hasil penelitian membuktikan bahwa sel saraf menjadi lebih responsif terhadap serotonin pada hewan yang terbiasa menjadi “pemenang” di kalangannya dibandingkan dengan hewan yang biasa-biasa saja.

Kenali ciri-ciri orang panjat sosial

Memang tidak semua orang panjat sosial memiliki pola yang sama, tetapi biasanya mereka dapat dikenali melalui ciri-cirinya. 

Kamu pasti mengenal satu-dua orang yang seperti ini dalam pergaulan, atau mungkin justru Andalah yang menjadi seorang pemanjat sosial tanpa disadari?

Maka dari itu, mari kenali ciri-ciri orang panjat sosial berikut ini:

1. Berteman karena status sosial

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, seorang panjat sosial biasanya akan berteman dengan orang lain hanya berdasarkan status sosial.

Mereka akan menyaring teman berdasarkan apa yang orang tersebut gunakan, lakukan, atau miliki.

Misalnya, orang itu menggunakan barang-barang mewah, atau orang tersebut memiliki jabatan, aset, harta, fisik, sehingga ia akan mendekatinya guna memperoleh status sosial lebih tinggi.

2. Berteman dengan orang-orang ‘penting’

Orang panjat sosial umumnya tidak tahan untuk memberi tahu mengenai orang-orang penting yang mereka kenal atau orang penting yang diketahui oleh temannya.

Selain itu, mereka juga akan mencari tahu apakah kamu juga punya kenalan terhadap orang-orang penting lainnya yang dapat didekati atau tidak.

3. Peduli terhadap penampilan

Ciri-ciri orang pansos lainnya adalah peduli terhadap penampilan. Ya, mereka mungkin akan berusaha sangat keras agar penampilannya dilihat layaknya orang dari kalangan status sosial yang tinggi.

Mereka juga memastikan bahwa teman-teman lainnya juga memiliki penampilan yang sama mewahnya dengannya.

Misalnya, mereka akan dengan bangga memamerkan pakaian mahal dari desainer ternama dan aksesori yang menarik perhatian orang banyak.

Penampilan atau pencitraan tersebut akan dibentuk sedemikian rupa agar status sosialnya dinilai orang lain setara, atau bahkan lebih tinggi.

4. Selektif dalam memilih teman

Demi mendapatkan pengakuan sosial, orang panjat sosial akan berusaha untuk ikut masuk ke dalam lingkaran pertemanan yang mereka inginkan.

Dalam perjalanan mendapatkan pengakuan sosial, mereka tentu akan selektif dalam memilih teman dan tidak ingin berbasa-basi atau menghabiskan waktu dengan orang lain yang mereka anggap berstatus sosial lebih rendah.

5. Senang memanfaatkan teman

Salah satu ciri orang panjat sosial berikutnya adalah senang memanfaatkan teman. Biasanya mereka mencoba menggunakan prestasi, ketenaran, dan koneksi orang lain untuk keuntungan dirinya sendiri.

Bahkan, tak jarang cara dan intensitas mereka dalam mendekatimu, atau sebaliknya, sangat berlebihan dan cenderung kurang sopan.

6. Kurang empati

Orang panjat sosial biasanya memiliki teman yang sangat banyak. Akan tetapi, sangat sedikit yang benar-benar dekat atau mereka kenal secara intim.

Secara umum, orang panjat sosial cenderung narsis dan egois sehingga tidak terlalu peduli untuk mengenal orang lain lebih dekat. Ini karena hubungan pertemanan yang mereka jalin hanya demi keuntungan dirinya sendiri.

7. Tidak dapat dipercaya

Sering membatalkan janji di detik-detik terakhir apabila mendapatkan ‘tawaran’ lain yang lebih menjanjikan adalah salah satu ciri social climber.

Pasalnya, mereka akan melakukan segala cara untuk selalu berada di puncak. Dengan demikian, jika seseorang dianggap sebagai penghalang atau penghambat, mereka tak segan-segan untuk meninggalkannya.

Apakah kamu salah satu orang dengan ciri seperti ini?

8. Memegang kendali dalam kelompok pertemanan

Dalam sebuah kelompok pertemanan, orang panjat sosial cenderung mencoba mengendalikan lingkaran sosial dan tidak ragu untuk membuang, mengganti, dan mengecualikan teman dari kelompok.

Terutama apabila ada teman yang dianggap merugikan atau tidak dapat membantu meningkatkan status sosialnya.

Hingga saat ini belum ada diagnosis medis yang mengindikasikan bahwa social climber dikategorikan sebagai salah satu jenis gangguan kejiwaan.

Kendati demikian, apa pun yang berlebihan itu tentu tidak baik, termasuk memanfaatkan orang lain guna meningkatkan status sosial.

Menjadi orang pansos bisa berdampak pada berbagai aspek hidup pelakunya. Misalnya, karena ingin terus tampil glamor padahal uang yang dimiliki tak seberapa maka bukan tak mungkin dapat memengaruhi kehidupan keuangan dan akhirnya dapat menyebabkan stres.

Dengan demikian, bukan tak mungkin apabila panjat sosial dapat berdampak pada kualitas hidup pelakunya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/10/220746720/8-tanda-kamu-berteman-dengan-social-climber-apa-saja

Terkini Lainnya

Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com