Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Pangeran Philip dan Pangeran Charles Sulit Akur

KOMPAS.com - Pangeran Philip baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-99. Meski sudah menjadi bagian dari Kerajaan Inggris sejak 1947, namun suami Ratu Elizabeth ini tidak selalu mengikuti tradisi kerajaan.

Faktanya, kekacauan pola asuh, termasuk ibunya yang menderita gangguan mental, ketiadaan sosok ayah, dan tahun-tahun formatifnya di sekolah Gordonstoun di pedesaan Skotlandia, membantu dirinya mengubah pandangan atas dunia.

Meskipun Philip selalu menjadi ayah yang berbakti untuk empat anaknya, Pangeran Charles, Puteri Anne, Pangeran Andrew, dan Pangeran Edward, bukan rahasia jika Duke of Edinburgh dan Pangeran Charles sejak lama berjuang keras untuk memiliki hubungan yang rukun dan akur.

Masa kecil Philip sangatlah menantang. Pola asuh yang diberikan orangtuanya membentuk karakter keras dalam dirinya, membuat dirinya sulit ditembus media dan publik.

Ia sama sekali tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang tentangnya dan seringkali cepat mengekspresikan pikirannya, apapun itu.

Sedangkan putra sulungnya, Pangeran Charles, berkebalikan dari itu.

Philip juga selalu menggemari olahraga-olahraga yang sangat aktif, sedangkan Charles lebih senang pada teater. Sampai-sampai sang ayah tidak memahami mengapa putranya memiliki sikap yang begitu sensitif.

"Pangeran Philip suka menggertak, blak-blakan, hangat, tangguh dan semacam pengganggu," pakar kerajaan Penny Junor menjelaskan dalam buku Tim Clayton, "Diana: Story of a Princess".

Clayton menambahkan, Philip merasa tidak sabar dengan pencarian jiwa putra sulungnya itu.

Kepekaan bukanlah salah satu kualitas yang ia harapkan ada di dalam diri seorang pria.

Meskipun tidak diragukan lagi Philip memiliki kasih sayang yang besar terhadap Charles, ia telah menghabiskan seumur hidupnya mengkritik Charles dan merusak kepercayaan dirinya.

Saran mengejutkan Pangeran Philip

Meskipun Philip mungkin bermaksud baik, ia tidak pernah memberikan nasihat terbaik kepada putranya selama bertahun-tahun.

Di awal 1980-an ketika sang pangeran masih belum pulih dari putus hubungan dengan Camilla, Duchess of Cornwall, ayahnya mendorong Charles ke arah Putri Diana.

Meskipun pasangan itu nyaris tidak mengenal satu sama lain dan tidak memiliki banyak kesamaan, Pangeran Philip meyakini pernikahan Charles dan Diana akan berjalan baik.

Sejarawan kerajaan Sarah Gristwood mengatakan kepada Express, pangeran Philip terus mendesak putranya untuk melanjutkan langkahnya, baik untuk melamar Diana atau mundur.

"Ayah mertuaku bilang kepada suamiku, 'jika pernikahanmu tidak berjalan baik, kamu bisa selalu kembali pada dia (Camilla) setelah lima tahun'," kata Diana seperti dikutip dalam buku tersebut.

Pernikahan Charles dan Diana kandas di tengah jalan, dan Charles kembali ke pelukan Camilla.

"Yang tentu saja, maksudku benar-benar, aku tahu itu (perpisahan) akan terjadi setelah lima tahun. Aku tahu sesuatu akan terjadi sebelum itu terjadi, namun lima tahun setelahnya mengonfirmasi itu semua."

Romantis dan pragmatis

Meskipun hubungan Philip dan Charles dikabarkan semakin membaik dibandingkan tahun-tahun awal, namun Philip pernah berefleksi mengapa dia dan Charles tidak pernah bertemu satu sama lain.

"Charles adalah orang yang romantis, dan aku adalah orang yang pragmatis," ungkapnya di 2004 kepada the Daily Telegraph.

Menurutnya, perbedaan karakter tersebut membuatnya dan Charles melihat banyak hal dengan perspektif yang berbeda.

"Dan karena aku tidak melihat hal-hal lewat sudut pandang yang romantis, aku tidak berperasaan," sambungnya.

Namun, Charles memiliki perspektif berbeda tentang hubungan dirinya dengan sang ayah.

Dalam biografi otoritatif 1994 "Prince of Wales" karya Jonathan Dimbleby, Charles mengatakan dirinya sering merasa terasing secara emosional dari kedua orang tuanya yang berbakti.

Ayah dari Pangeran William dan Pangeran Harry itu mengatakan bahwa ia memiliki keyakinan bahwa mereka "tidak mampu atau tidak mau menawarkan".

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/12/141400120/penyebab-pangeran-philip-dan-pangeran-charles-sulit-akur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com