Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menikmati Sejuknya Hutan Anggrek di Era New Normal

KOMPAS.com – Bagi para penikmat wisata alam, mungkin pernah mendengar Orchid Forest Cikole di Lembang, Bandung.

Tempat wisata dengan konsep nomadic tourism ini kembali dibuka setelah berhenti beroperasi sejak 31 Maret 2020, untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Meski telah dibuka kembali, Orchid Forest tetap mewaspadai penularan virus corona. Karena itu, tempat wisata tersebut menyediakan masker gratis untuk para pengunjung.

CEO sekaligus Founder Orchid Forest Cikole, Barry Akbar mengaku, selain masker, pengunjung akan dicek suhu tubuh sebelum diperbolehkan masuk ke lokasi.

“Kami juga memastikan social distancing dengan adanya walking space yang dipermudah dengan penandaan di jalur publik dan area duduk,” tutur dia saat dihubungi Selasa (16/6/2020) lalu.

Begitupun dalam hal pembayaran, tempat ini lebih mengutamakan transaksi non tunai untuk mengurangi kontak fisik.

Orchid Forest berada di lahan seluas 11 hektare yang merupakan taman wisata perpaduan konsep edu-tourism, eco-tourism, dan sport-tourism.

Konsep tersebut dibalut suasana keindahan alam hutan pinus serta pesona anggrek spesies dan hybrid. Tentu, tempat ini sangat sejuk dan dingin.

Keunikan lainnya dari tempat wisata ini adalah permainan lighting di malam hari yang romantis.

Cahaya warna-warni menyorot ke arah batang-batang pinus yang berusia ratusan tahun.

Ada garden of light, instalasi taman lampu yang interaktif, mirip bunga yang berganti-ganti warna.

Ada juga wood bridge, jembatan gantung 150 meter yang menyala di malam hari. Pengunjung bisa berselfie di tempat ini pada siang atau pun malam hari.

Salah satu pilihannya adalah berfoto di taman neon dan teras paphio. Unggulan dari tempat wisata ini tentunya, Orchid House, tempat pembudidayaan anggrek.

Ada beragam anggrek di sini, mulai dari Peru, Amerika Serikat, Filipina, dan lainnya.

Bahkan, beberapa di antaranya merupakan angrek langka. Orchid Forest juga membudidayakan bunga bangkai.

“Berada di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dengan suhu 17-20 derajat celcius, menjadikan tempat ini ideal bagi kehidupan flora khususnya anggrek,” kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/18/073523620/menikmati-sejuknya-hutan-anggrek-di-era-new-normal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke