Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Kenapa Tiap Orang Memiliki Sisi Geli yang Berbeda

KOMPAS.com—Saat seseorang menggelitikmu di titik tertentu, kamu pasti merasakan sensasi yang aneh, senang dan terkejut. Namun beberapa orang tidak merasa geli saat digelitik di sisi yang sama. 

“Seperti halnya semua pengalaman sensorik, orang memiliki tingkat kepekaan yang berbeda untuk menyentuh dan menggelitik,” kata Alicia Walf, PhD, dosen senior ilmu kognitif di Rensselaer Polytechnic Institute di Troy, New York.

Suasana hati dan pengalaman digelitik ikut memengaruhi apakah kamu menganggap sebuah gelitikan itu menyenangkan atau sebagai bentuk penyiksaan.

Berikut ini fakta tentang ilmu tentang gelitik yang menarik.

Apa yang menyebabkan gelitik?

Setiap kali kamu merasa geli, reaksi berantai mulai melibatkan otak dan indera peraba.

“Pertama, ia mengaktifkan ujung saraf di kulit kita untuk reseptor rasa sakit dan sensorik yang sensitif terhadap sentuhan dan tekanan ringan," kata Walf.

Dari sana, sinyal keluar ke korteks somatosensori di otak, yaitu wilayah di mana otak mengidentifikasi sentuhan.

Melalui struktur limbik otak, seperti anterior cingulate cortex, otak membahas bagaimana rasanya, tambah Walf.  Selanjutnya, otak akan memintamu untuk tertawa secara refleks.

"Tawa diproses melalui hipotalamus, saluran antara suasana hati dan respons somatik," kata Walf.

"Otak kecil di belakang otak dengan indahnya mengoordinasikan semua respons ini (dan semua proses sensorik dan pergerakan otak),” lanjutnya.

Kamu mungkin kerap bertanya mengapa kamu kerap merasa geli bahkan sebelum tangan orang lain menyentuh titik gelimu.

Hal ini rupanya terjadi karena adanya efek kejutan dan antisipasi, serta konteks. "Tertawa geli itu biasanya terjadi pada seseorang yang membuatmu nyaman, bukan orang asing (yang kita tidak kenal),“ kata Walf.

Mengapa? Teorinya adalah bahwa kita mengingat perasaan menyenangkan saat digelitik oleh teman dekat dan keluarga tepat sebelum gelitikan dimulai, jelas Walf, dan itu mungkin akan segera meledak dalam tawa antisipatif.

Rasa geli yang timbul itu biasanya timbul akan kenangan indah dan suasana hati sedang baik.

Mengapa kita tidak bisa menggelitik diri sendiri?

Untuk merasakan sensasi geli perlu ada elemen kejutan, dan itu adalah sesuatu yang hanya dapat diberikan oleh orang lain.

Faktanya, banyak penelitian, termasuk laporan tentang gelitik yang diterbitkan di NeuroReport, menunjukkan bahwa kita hanya merasa geli ketika orang lain melakukannya kepada kita. Karena dengan cara itu otak kita, khususnya otak kecil, tidak dapat memprediksi sensasi apa yang akan terjadi selanjutnya.

Fakta menyenangkan: Ada titik evolusi di tubuh sehingga kita dapat merasakan dan bereaksi terhadap sesuatu (yang menggelitik) walau kita tidak melihatnya.

“Menjadi sangat responsif bahkan terhadap sedikit sensasi — seperti bagian bawah kaki dan belakang leher. Bagian tubuh ini adalah area yang penting bagi kita untuk melindungi diri dari cedera,” kata Walf.

"Bahkan jika cedera itu terjadi hanya karena gigitan nyamuk di bagian belakang leher, kita akan merasakan sensasi kecil itu dan secara refleks menepis sensasi itu atau mencoba menggeliat menjauh dari sumbernya,” imbuhnya.

Teori lain dari PLoS One menyebutkan bahwa menggelitik adalah bentuk ikatan sosial, seperti pada hewan, dan cara untuk mengajari anak-anak tentang sentuhan.

Saat kita menggelitik perut bayi dengan ciuman atau membiarkan anak prasekolah menggelitik kita, kita membantu mengajari mereka bagian tubuh mana yang sensitif dan sensasi apa yang mungkin berbeda.

Mengapa hanya sebagian orang yang geli?

Ini adalah salah satu misteri tubuh yang belum terpecahkan. Sementara para ilmuwan tidak yakin mengapa beberapa orang lebih cenderung geli daripada yang lain, mereka tahu bahwa suasana hati saat ini memengaruhi seberapa geli seseorang pada waktu tertentu.

“Bagaimana otak dan tubuh kita menafsirkan tindakan menggelitik tergantung pada keadaan emosi kita,” jelas Katie Lear, seorang terapis anak dan remaja di Davidson, North Carolina.

“Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika kita merasa tenang dan rileks, tubuh kita mungkin menganggap gelitik sebagai hal yang menyenangkan, tetapi tidak demikian halnya ketika seseorang sedang marah atau stres,” ungkapnya lagi.

Saat kita stres, kita lebih perhatian dan responsif terhadap informasi yang datang melalui indera kita.

“Hal ini menjelaskan keseimbangan dari gelitik yang berefek mengejutkan, sensasi menyenangkan menjadi sensasi yang tak tertahankan,” jelasnya.

Temperamen seseorang secara keseluruhan juga memainkan peran yang utama. Apakah kamu adalah seorang yang langsung tertawa (saat digelitik) secara umum? Jika iya, menurut sains, kemungkinan kamu jadi lebih rentan menjadi geli.

Dalam sebuah studi di tahun 1990 terhadap 100 mahasiswa yang diterbitkan dalam Biological Psychology, temuan awal menunjukkan bahwa orang yang cenderung tersenyum dan tertawa mungkin lebih cenderung menjadi geli.

“Kita semua memproses informasi sensorik dengan cara yang berbeda,” kata Lear. “Jika seseorang tidak geli atau secara aktif tidak suka menggelitik meski dalam keadaan tenang, itu tidak berarti ada yang salah dengan mereka, itu hanya preferensi pribadi,” katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/07/193224420/alasan-kenapa-tiap-orang-memiliki-sisi-geli-yang-berbeda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke