Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pendekatan Berbeda Puma dalam Desain Jersey Sepak Bola

KOMPAS.com - Dalam dunia sepak bola, musim panas selalu ditandai dengan bursa transfer, turnamen internasional, serta peluncuran jersey terbaru.

Namun, kondisi itu tidak terjadi di tahun ini. Wajar saja demikian, sebab dunia tengah dilanda pandemi Covid-19. Akibatnya, seluruh jadwal mundur dari rencana awal.

Liga domestik di Eropa baru dimulai akhir pekan ini, nyaris tiga pekan dari laga final Liga Champions yang menobatkan Bayern Munchen sebagai juara usai mengalahkan Paris Saint-Germain 1-0.

Piala Eropa, ajang sepak bola paling bergengsi kedua di dunia setelah Piala Dunia, bahkan harus ditunda pelaksanaannya hingga tahun depan.

Karena pandemi, bursa transfer musim 2020/2021 digelar dalam waktu yang singkat. Dan hal itu juga berimbas pada jadwal peluncuran jersey untuk setiap tim.

Label-label seperti New Balance, Nike, dan Adidas memang menghadirkan jersey dengan ciri khas mereka masing-masing.

Bedanya, Puma menggunakan pendekatan yang lebih "kuat" melalui desain yang lebih tegas dan mengacu pada ciri khas serta tradisi klub.

Sebuah jersey sepak bola umumnya dikatakan bagus apabila jersey tersebut tidak hanya cocok dipakai para pemain di lapangan, melainkan juga bisa menjadi item yang menunjang penampilan kita saat beraktivitas.

Di samping itu, label sponsor yang berada di bagian tengah juga harus pas, tidak "mengganggu" tampilan keseluruhan jersey.

Menariknya, nyaris semua jersey yang dihadirkan Puma untuk tim-tim Eropa tahun ini memenuhi kriteria sebagai jersey yang apik.

Sayangnya jersey kandang Borussia Dortmund 2020/2021 buatan Puma terlihat kurang menarik, karena label sponsor 1&1 seolah tidak menyatu dengan motif garis-garis diagonal pada jersey tersebut.

Dalam pembuatan desain, Puma tidak menggunakan pola yang sama atau template seperti yang diterapkan oleh kompetitor.

Mereka mendesain jersey sesuai dengan ciri khas, karakter, dan tradisi yang dimiliki masing-masing tim.

"Setiap tim memiliki ciri khas tesendiri, yang kami rayakan melalui inspirasi yang diperoleh dari arsitektur, seni, musik lokal, dan kancah fesyen."

Demikian penuturan Puma head of PLM team sport apparel, David Bremond kepada Highsnobiety.

"Hal itu membuat kami berusaha membangun hubungan emosional antara pendukung tim sepak bola dan jersey tim yang mereka dukung."

"Jersey Puma bukan sekadar seragam pertandingan, melainkan juga menjadi item fesyen."

Kita ambil contoh desain jersey Puma untuk tim Manchester City. Pada jersey kandang mereka, terdapat desain mosaik yang terinspirasi dari seni jalanan Mancunian.

Sedangkan, jersey tandang The Citizens mengacu pada arsitektur atau gaya bangunan kota Manchester.

Untuk desain jersey tandang Marseille, Puma mengambil inspirasi dari suasana lingkungan di kota Marseille dan menambahkan elemen yang mencolok.

Jersey kandang Nigeria buatan Nike di tahun 2018 adalah contoh yang sempurna. Jersey ini "naik kelas" dari seragam pertandingan menjadi item gaya hidup.

Bahkan, jersey tersebut terjual habis dan menarik minat orang-orang yang bukan penggemar si kulit bundar.

Memang dalam pembuatan jersey, Puma terkesan kalah saing dari kompetitornya, Nike dan Adidas.

Karena itu, mereka mengambil pendekatan yang lebih berani dengan mempertimbangkan apa yang menjadi ciri khas setiap tim.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/14/183114720/pendekatan-berbeda-puma-dalam-desain-jersey-sepak-bola

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke