Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Penyebab Bau Mulut dan Cara Sederhana Mengatasinya

KOMPAS.com - Apakah kamu merasa mengalami bau mulut setelah rutin memakai masker?

Jika ya, maka kamu tidak sendiri.

Dilansir CNN, menurut Akademi Kedokteran Gigi Umum, sekitar 80 juta orang mengalami masalah bau mulut kronis.

Namun, bau mulut juga bisa menjadi tanda dari beberapa kondisi atau penyakit serius.

Jika kamu penasaran, salah satu dari 10 penyebab bau mulut berikut mungkin menjadi jawabannya.

1. Tidak menyikat gigi dengan benar
Perawatan gigi yang buruk juga menjadi penyebab utama bau mulut.

Ketika makanan terjebak di antara gigi dan di bawah gusi, bakteri akan sibuk memecahnya, meninggalkan gas busuk yang berbau seperti telur busuk atau bisa lebih buruk.

Menurut para dokter gigi, salah satu cara untuk mengetahui apakah memiliki bau mulut adalah dengan membersihkan gigi dengan dental floss dan kemudian mencium bau benangnya.

Jika ada bau busuk di benang, artinya napasmu beracun.

Namun, bau mulut jenis ini dapat dapat dengan mudah diatasi dengan menyikat gigi menggunakan pasta gigi berfluorida dua kali sehari dan membersihkan gigi dengan benang secara teratur.

Jangan lupa pula untuk menyikat lidah. Sejumlah penelitian menemukan bahwa menyikat lidah dapat mengurangi beban bakteri.

2. Makan atau minum sesuatu yang bau
Banyak makanan yang menyebabkan bau mulut dengan melepaskan sulfida.

Sulfur memiliki bau seperti telur busuk. Permen atau permen karet mungkin bisa menutupi baunya sementara, tetapi bau dari beberapa makanan yang kita makan dapat bertahan sekalipun kita sudah menyikat gigi.

Menurut Akademi Kedokteran Gigi Umum, alil metil sulfida dalam kopi, bawang merah, dan bawang putih dapat bertahan di aliran darah dan dikeluarkan melalui napas hingga 72 jam setelah dikonsumsi.

Cobalah melawan baunya dengan makanan lain, seperti lemon, peterseli, buah, dan sayuran segar, seperti apel atau wortel, yang merangsang produksi air liur.

Air liur diandalkan oleh mulut untuk membersihkan kotoran.

Banyak minum air juga membantu. Namun, hindari kafein karena akan memperlambat produksi air liur.

3. Makan banyak permen
Bagi bakteri yang hidup di dalam mulut, gula adalah makanan super dan ketika mereka memakannya akan meninggalkan bau busuk.

Para dokter gigi mengatakan permen lengket, seperti permen karet dan karamel, adalah yang paling berbahaya.

Jika kamu terpaksa makan sesuatu yang manis, mereka menyarankan untuk makan plain chocolate yang mengandung lebih sedikit gula daripasa permen lainnya dan larut larut lebih cepat di mulut.

4. Sedang diet rendah karbohidrat
Makan banyak protein dan sedikit karbohidrat memaksa tubuh ke dalam kondisi ketosis, saat sistem tubuh mulai membakar sel lemak untuk mendapatkan energi.

Proses tersebut menghasilkan produk limbah yang disebut keton.

Terlalu banyak keton tidaklah baik dan membuat kita melepaskan bau melalui urine dan napas.

Untuk bau mulut jenis ini, perbanyaklah minum air untuk mengeluarkan keton dari tubuh.

Jika kamu menggunakan penyegar napas, permen, atau permen karet, pastikan produk tersebut bebas gula.

5. Bernapas lewat mulut
Pada malam hari, produksi air liur menurun, itulah sebabnya banyak dari kita yang bangun dengan merasakan bau busuk di mulut, sekalipun kita sudah rajin menyikat gigi.

Orang yang bernapas dengan mulut atau mendengkur, seperti gejala sleep apnea, membuat mulut semakin kering dan napas semakin bau.

Mulut kering bukan hanya tidak menyenangkan tetapi juga berpotensi berbahaya.

Kamu mungkin juga akan mengalami sakit tenggorokan, suara serak, kesulitan berbicara dan menelan, masalah dalam memakai gigi palsu, hingga perubahan indra perasa.

Solusinya, tuntaskan masalah pernapasan serta perbaiki napas dengan meminum banyak air dan menjaga kebersihan gigi, baik pagi maupun malam hari.

Sangat disarankan pula untuk melakukan pemeriksaan gigi rutin.

Jika itu tidak memungkinkan dilakukan di masa pandemi, cobalah menjadwalkan telemedicine dengan dokter gigi untuk membantu menemukan solusinya.

6. Konsumsi obat
Ada banyak obat yang biasa digunakan bisa menyebabkan mulut kering, dan berkontribusi terhadap bau napas.

Beberapa penyebab paling umum adalah obat-obatan yang mengobati kecemasan, depresi, tekanan darah tinggi, nyeri, dan ketegangan otot.

Periksalah daftar efek samping obat untuk mengetahui apakah risiko mulut kering ada di dalamnya.

Kemudian, bicarakan dengan dokter untuk beralih ke obat yang tidak mengurangi air liur.

7. Hidung mampet atau alergi
Saat hidung tersumbat, misalnya karena kamu memiliki sinus kronis atau penyakit pernapasan, kemungkinan besar kamu akan bernapas melalui mulut, membuat jaringan kering dan pada akhirnya mengurangi produksi air liur.

Jika kamu memiliki alergi, penggunaan antihistamin juga bisa menyebabkan bau mulut.

Banyak resep dan obat bebas yang digunakan untuk melawan pilek, flu, dan alergi menyebabkan kering, tidak hanya pada hidung.

Dan semua tetesan itu dapat menyebabkan bau karena menempel di belakang lidah, yang sangat sulit dijangkau dengan sikat gigi.

Dokter gigi menganjurkan untuk mengikis bagian belakang lidah dengan pengikis yang dirancang khusus dan berkumur dengan obat kumur yang mengandung klorin dioksida.

8. Merokok
Pada seorang perokok, seringkali bau tembakau menempel pada pakaian dan barang-barang, tak terkecuali napas.

Menghirup asap panas menumpulkan indra, sehingga mengurangi kemampuan untuk mencium dan merasakan.

Udara panas juga akan mengeringkan mulut. Hilangnya air liur, dikombinasikan dengan bau tembakau, menciptakan napas khas perokok.

Solusinya? Para perokok tentu sudah tahu.

9. Minum alkohol
Peminum anggur, bir, cocktail mungkin mengalami masalah bau mulut.

Belum lagi jika anggur tersebut mengandung gula, seperti halnya banyak pencampur yang digunakan untuk membuat cocktail.

Bau mulut jenis ini bisa diatasi dengan mengisap permen bebas gula atau mengunyah permen karet bebas gula, karena keduanya merangsang produksi air liur.

Jangan lupa untuk banyak minum air dan menggunakan sikat gigi serta benang gigi sesegera mungkin.

10. Kondisi kesehatan tertentu
Apakah kamu mengalami mulas, refluks asam, atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD)?

Memuntahkan sedikit makanan atau asam ke dalam mulut dapat dengan mudah membuat bau mulut.

Namun, ingatlah bahwa GERD yang tidak diobati dapat dengan mudah berkembang menjadi penyakit yang serius, bahkan kanker.

Bau mulut juga bisa menjadi tanda awal dari penyakit yang mendasari, yang mungkin tidak memiliki gejala luar.

Salah satu tanda ketoasidosis diabetikum, suatu kondisi mengancam jiwa yang sebagian besar diderita oleh penderita diabetes tipe 1, adalah bau napas buah.

Kondisi ini terjadi karena orang tanpa atau hanya memiliki sedikit insulin tidak dapat memetabolisme asam keton.

Memungkinkan mereka untuk bertumpuk hingga menyebabkan racun dalam darah.

Napas yang harum pada penderita diabetes tipe 1 harus segera mendapatkan tindakan medis.

Dalam kasus yang jarang terjadi, penderita diabetes tipe 2 juga dapat mengembangkan kondisi tersebut.

Orang dengan gagal ginjal kronis parah juga dapat bernapas dengan bau seperti amonia, yang menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS baunya dapat digambarkan mirip urine atau berbau amis.

Tanda penyakit lever adalah fetor hepaticus, bau yang kuat, manis, dan pengap pada napas.

Ini terjadi karena hati yang sakit tidak dapat sepenuhnya memproses limonene, bahan kimia yang ditemukan dalam kulit jeruk dan beberapa tanaman.

Para ilmuwan sedang mencoba mengembangkan tes pernapasan berdasarkan bau yang dapat mengingatkan dokter akan sirosis hati tahap awal, sehingga dapat ditentukan pengobatannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/06/100000220/10-penyebab-bau-mulut-dan-cara-sederhana-mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke