Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awas, Terlalu Sering Bareng Kekasih Malah Bikin Hubungan Membosankan

Namun, keinginan itu ternyata tak selalu harus dituruti. Sebab, terlalu sering menghabiskan waktu bersama kekasih ternyata malah bisa membuat hubungan menjadi membosankan, lho.

"Ketika kita menghabiskan kebanyakan waktu bersama satu orang, akan sangat mudah untuk merasa lelah jika terus bersama dengannya," kata konselor tersertifikasi dan co-founder Double Trust Dating and Relationship, Jonathan Bennett kepada Bustle.

Namun, ketahui dulu seperti apa tanda kekasih sudah bosan dengan hubunganmu. Sebab, mungkin saja itu hanya kekhawatiranmu.

Setiap orang, meskipun sudah memiliki pasangan, tentunya memiliki kebutuhan pribadi masing-masing.

Selain bisa menimbulkan kebosanan, terlalu sering menghabiskan waktu bersama kekasih juga bisa menimbulkan ketergantungan.

Memang, tidak ada jawaban pasti untuk menjelaskan berapa lama waktu yang dianggap "terlalu lama" tersebut.

Namun, kamu mungkin bisa melihat kembali seperti apa kamu dan kekasih menghabiskan waktu berdua.

"Pola hubungan ketergantungan terjadi ketika seseorang terlalu bergantung secara psikologis dan emosional terhadap pasangannya," ungkap terapis berlisensi, Sasha Jackson. MSW, LCSW.

Ketergantungan dengan pasangan bisa menimbulkan kecemasan, rasa takut atau bahkan rasa tidak percaya ketika tidak menghabiskan waktu bersama.

Misalnya, kamu mungkin akan cemburu dan curiga jika pada satu waktu kekasihmu sedikit lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya.

Coba bayangkan, jika kamu terobsesi selalu mengecek ponsel, khawatir dengan kekasihmu ketika dia sedang tidak bersamamu, atau kebingungan bagaimana harus menghabiskan waktu ketika sendiri.

Situasi tersebut bisa menjadi tanda bahwa kamu memerlukan batasan yang jelas dan perlu meluangkan waktu untuk tidak bersama kekasihmu.

Ternyata, memberi sedikit jarak dengan pasangan bisa membantu mencegah kebosanan sekaligus membuat hubungan menjadi lebih kuat.

Jika selalu bersama sepanjang waktu, bagaimana bisa merasakan rindu, bukan?

Jika bingung bagaimana memulainya, cobalah perlahan mulai fokus dengan hobi pribadi, pekerjaan, teman-temanmu, atau lainnya.

Kamu dan kekasih bisa salimg menyemangati ketika sedang berusaha fokus pada hobi masing-masing atau beraktivitas bersama teman-teman.

Situasi ini memungkinkanmu untuk lebih menikmati hidup dengan apa yang kamu suka sebelum kembali menghabiskan waktu bersama kekasih.

Lalu, bagaimana kita tahu jika saat ini terlalu berjarak dengan kekasih?

Salah satu tanda yang bisa terlihat adalah, ketika kamu dan pasangan punya jarak yang terlalu jauh dalam hubungan, kamu mungkin menyadari kerap munculnya penolakan.

Penolakan ini tidak baik dan bisa menyebabkan seseorang khawatir tentang validitas hubungannya atau khawatir dirinya tidak cukup baik.

"Seiring berjalannya waktu, kamu atau pasangan mungkin merasa insecure (tidak aman), kesepian, frustrasi, atau bahkan marah. Itu karena kamu mendambakan keintiman," ucap Jackson.

Nah, jadi cobalah menghabiskan waktu bersama secukupnya.

Kamu dan kekasih bisa berkencan, membuat tradisi perayaan bersama, atau berbincang tentang bagaimana sebaiknya menghabiskan waktu bersama ke depannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/10/111820220/awas-terlalu-sering-bareng-kekasih-malah-bikin-hubungan-membosankan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com