Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembesaran Penis dengan Filler, Ukuran Bertambah tapi Gagal Berfungsi

KOMPAS.com - Tren suntik filler tidak terbatas pada payudara atau bagian wajah saja, namun juga pada bagian penis. 

Setelah sejumlah korban filler payudara bermunculan, kini muncul keluhan serupa dari orang yang pernah menjalani prosedur filler penis. 

Dokter Listya Paramita, Sp.KK mengatakan jika praktik filler untuk membesarkan organ vital ini sudah sejak dulu ada. Cairan yang disuntikkan juga beragam dan tidak memiliki kaidah medis.

"Filler penis itu selalu saja ada dari dulu, mulai dari pakai silikon, minyak, minyak bulus," terangnya dalam live akun Instagramnya yang dikutip pada Kamis (18/03/2021).

Ia menjelaskan jika prosedur ini sama berbahaya dan ilegalnya dengan filler payudara. Cairan yang dipakai juga asal-asalan sehingga jelas tidak akan bisa diserap oleh tubuh.

Dokter kecantikan ini mengatakan, efeknya memang dapat menambah ukuran penis dalam waktu singkat. Namun, alat vital ini juga akan kehilangan fungsinya karena kerusakan jaringan di dalamnya.

"Gede tapi tidak berfungsi," tandasnya.

Lebih jauh, dr Dikky Prawiratama, Sp.KK menjelaskan jika penis memiliki jaringan lunak namun ketat, yang berisi pembuluh darah.

Dalam proses ereksi, darah mengisi pembuluh tersebut sehingga penis menjadi tegang. Filler yang disuntikkan bisa menyumbat jaringan tersebut dan mengganggu cara kerjanya.

"Jadinya kejal, tapi tidak berfungsi, lemes, sama aja kan" ujar Dikky.

Ia menyarankan para pria untuk tidak melakukannya karena sangat berbahaya. Selain itu, fungsi penis sendiri tidak akan terganggu meski ukurannya tidak besar.

Founder Skin Academy Official ini juga menyebutkan jika silikon yang disuntikkan ke penis bisa memicu terjadinya tumor.

Kerusakan jaringan

Tren memperbesar alat vital pria ini sebenarnya bukan hal baru. Kebanyakan dilakukan oleh "pengobatan alternatif" yang menawarkan jasa menambah ukuran alat kelamin bagi pria.

Dunia barat juga menggemarinya dengan menyuntikkan asam hyluronic atau cairan lain dalam jaringan lunak di bawah kulit kelamin seperti yang dimuat di Kompas.com pada (05/11/2018).

Meski demikian, sejumlah pakar tidak menyarankannya karena mendatangkan berbagai komplikasi. Efek sampingnya bukan hanya disfungsi ereksi namun juga kerusakan jaringan parut, pembengkakan dan memar.

Dr. Ross Perry, pakar kosmetika dari Amerika mengatakan jika filler penis hanya akan menambah ketebalan dan lebar organ vital saja, bukan panjangnya. Tindakan ini dinilai sia-sia dan sangat berbahaya.

Sebelum melakukan tindakan apa pun pada penis, selalu konsultasikan dengan dokter yang kompeten di bidangnya, misalnya dokter spesialis urologi. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/18/111036520/pembesaran-penis-dengan-filler-ukuran-bertambah-tapi-gagal-berfungsi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke