Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Katakan 10 Hal Ini kepada Seseorang yang Alami Keguguran

Aurel tak sendiri. Faktanya, ada banyak wanita lain yang juga mengalami pengalaman menyedihkan ini.

Meski keguguran menjadi topik yang berat dan menyakitkan untuk dibicarakan, namun mengakui kehilangan lebih baik daripada mengabaikannya.

Kenyataannya, dukungan adalah aspek yang sangat penting dalam proses ini.

Hanya saja, kita sebagai kerabat juga perlu memerhatikan kalimat yang kita sampaikan pada seseorang yang baru mengalami keguguran.

Alih-alih membantu, kata-kata yang salah justru bisa saja berbahaya dan membuat perasaan yang bersangkutan semakin sedih.

Berikut beberapa kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan kepada seseorang yang mengalami keguguran:

1. "Itu belum menjadi bayi sungguhan"

Bagi banyak wanita, bonding atau keterikatan dengan calon buah hati sudah terjadi sejak calon ibu tahu dirinya hamil.

Bahkan, sekalipun para calon ibu hanya mengandung pada periode yang sangat singkat, bayi itu sudah nyata, direncanakan, diidamkan di dalam keluarga.

Keberadaan bayi tersebut telah mengubah hidup, meski pada akhirnya tak dilahirkan.

2. "Setidaknya kamu tidak lebih jauh"

Benar bahwa semakin jauh atau semakin lama kehamilan, semakin banyak risiko komplikasi ketika keguguran.

Namun, kalimat ini seolah mencoba mengurangi rasa sakit yang dirasakan, mengabadikan gagasan bahwa bayi yang meninggal pada trimester pertama tidak perlu ditangisi.

Padahal, rasa sakit fisik maupun emosional yang dirasakan seorang wanita ketika mengalami keguguran sangatlah nyata, sekalipun keguguran terjadi di fase kehamilan awal.

3. "Bukan takdirnya"

Ketika seseorang yang sedang berduka karena kehilangan mendengar ungkapan ini, orang tersebut akan semakin merasa dirinya telah melakukan kesalahan atau malah menganggap dirinya tidak cocok menjadi orang tua.

4. "Setidaknya kamu bisa hamil"

Ada banyak wanita di dunia ini yang berjuang untuk hamil dan perjuangan itu datang dengan rasa sedihnya masing-masing.

Namun, sangat jarang "kehamilan" menjadi tujuan akhir bagi wanita mana pun.

Hamil adalah langkah pertama seseorang untuk menjadi orangtua dan seorang wanita yang mengalami keguguran seolah batal mendapatkan hak tersebut.

Selain itu, tak penting pula untuk membandingkan perjuangan seorang wanita dengan yang lainnya.

5. "Ini dialami banyak orang, bukan masalah besar"

Bagi para wanita yang mencari dukungan, kalimat semacam ini bisa menimbulkan sakit hati.

Keguguran memang hal yang umum terjadi, namun hal itu tak berarti seseorang yang mengalami keguguran tidak membutuhkan dukungan, kasih sayang, dan ungkapan duka yang sehat karena peristiwa kehilangannya itu.

6. "Mungkin seharusnya kamu/kamu tidak seharusnya...."

Mengetahui bahwa bayi yang dikandungnya telah tiada adalah fakta yang sangat berat bagi seorang wanita.

Pada kondisi tersebut, ia mungkin akan mulai menyalahkan dirinya sendiri, memikirkan apa kesalahan yang dilakukannya sehingga mebyebabkan keguguran, hingga mengapa tubuhnya gagal.

Mendengarkan kalimat seperti "kamu seharusnya/tidak seharusnya..." dari orang yang seharusnya memberikan dukungan bukanlah hal yang dibutuhkan oleh seseorang yang mengalami keguguran.

7. "Kamu akan baik-baik saja dalam beberapa hari"

Bagi sebagian wanita, rasa sedih setelah keguguran hanya berlangsung singkat setelah keguguran terjadi.

Namun, bagi sebagian lainnya, rasa sedih itu bisa bertahan lama dan menjadi begitu rumit karena adanya faktor-faktor lain.

Jadi, mengatakan seseorang bahwa segalanya akan baik-baik saja dalam beberapa hari bukanlah hal yang tepat, bahkan sangat menyesatkan dan terkesan meremehkan.

Efek samping fisik bisa bertahan selama beberapa pekan dan wanita tersebut mungkin butuh waktu lebih lama untuk menyembuhkan emosionalnya.

8. "Bersyukur saja dengan yang kamu miliki"

Ketika seseorang sedang merasa sakit dan sedih, banyak orang menyampaikan kalimat seperti "bersyukur saja" atau "terimalah apa yang sudah kamu punya".

Ketahuilah bahwa kalimat seperti itu sama sekali tidak membantu.

Kalimat seperti itu sering juga diucapkan kepada wanita yang sudah punya anak yang lebih besar.

Padahal, tak peduli berapa banyak anak yang sudah ia miliki, normal jika seorang wanita tetap merasa sedih saat mengalami keguguran.

9. "Ini adalah yang terbaik"

Terbaik untuk siapa? Seseorang yang mengalami keguguran baru saja melalui rasa sakit fisik dan emosional.

Pada kondisi tersebut, mungkin akan sulit bagi mereka untuk memahami apakah yang dilaluinya adalah kondisi yang lebih baik.

10. "Saya paham apa yang kamu rasakan"

Meskipun sudah pernah mengalami keguguran sebelumnya, tidak seharusnya kita mengatakan hal ini kepada seseorang yang baru saja mengalami keguguran.

Pengalaman setiap orang berbeda, begitu juga kesedihan yang dilalui setelah mengalami keguguran.

Meskipun perasaan yang dialami mungkin sama, mereka sebetulnya hanya butuh untuk didengar dan ditemani.

Kita juga boleh saja mengatakan kepada mereka bahwa kita tidak bisa berada di sana untuk membantu karena masih memiliki rasa kesedihan karena kehilangan.

Hal yang perlu dikatakan

Kita mungkin akan bingung memilih kalimat yang tepat untuk diucapkan kepada seseorang yang baru mengalami keguguran.

Namun, beberapa hal yang perlu dikatakan seperti:

  • "Maaf."
  • "Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu?"
  • "Saya ada di sini untuk kamu."

Luangkan waktu untuk mereka dan bersikaplah lembut kepada seseorang yang baru mengalami keguguran.

Setiap orang punya rasa sedih dan waktu berdukanya sendiri.

Jadi, tak perlu mengharapkan mereka akan langsung bisa melupakan kejadian tersebut. Cukup berada di sampingnya, tawarkan bahu kita dan berikan pelukan yang membuat mereka nyaman.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/05/19/063600220/jangan-katakan-10-hal-ini-kepada-seseorang-yang-alami-keguguran

Terkini Lainnya

Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com