Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Kearifan di Balik Cara Berpakaian Suku Baduy

Masyarakat Baduy terbagi menjadi dua golongan, Baduy Dalam dan Baduy Luar.

Mereka dikenal masih memegang teguh nilai-nilai adat leluhur secara turun-temurun dengan hidup sederhana dan terisolasi dari dunia luar.

Namun, masyarakat Baduy Luar cenderung lebih fleksibel dalam menggunakan barang-barang asing dari luar, tidak seperti masyarakat Baduy Dalam yang "lebih kaku".

Meski demikian, dalam hal gaya hidup, terutama cara berpakaian, baik masyarakat Baduy Dalam maupun Luar sama-sama menjunjung tinggi prinsip kesederhanaan.

Mereka pun dikenal selalu mengenakan pakaian sesuai fungsinya.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh seorang peneliti sekaligus pendiri Youth Laboratory Indonesia, Muhammad Faisal kepada Kompas.com, Senin (16/8/2021).

Bahkan, menurut Faisal, sebagian besar pakaian warga Baduy dijahit sendiri menggunakan tangan.

"Orang-orang Kanekes memang menggunakan pakaian itu fungsional."

"Misalnya, kegiatan mereka apa saja, pergi ke ladang atau sebagian ada yang melakukan perjalanan jauh," kata Faisal.

"Jadi, pakaian yang mereka gunakan harus sesuai dengan kegiatan mereka," sambung dia.

Selain itu, masyarakat Baduy, khususnya Baduy Luar juga perlu mengetahui bagaimana sebuah pakaian diproduksi.

Apakah sudah menerapkan etika yang baik dan bertanggung jawab dalam proses produksi atau belum.

"Mereka harus tahu persis pakaian ini datangnya dari mana, siapa yang membuat."

"Kita tahu sekarang ini banyak produk fesyen yang mempekerjakan buruh anak-anak dengan upah rendah dan tidak ramah lingkungan," tutur dia.

Sementara, masyarakat Baduy sangat menghormati dan menghargai kelestarian alam sebagai aspek kehidupan yang penting.

Sehingga, mereka harus mempertimbangkan segala hal yang dikonsumsi sehari-hari.

Lebih lanjut, Faisal menambahkan, gaya hidup sederhana masyarakat Baduy masih relevan untuk diterapkan oleh generasi muda seperti milenial dan generasi Z saat ini.

Terlebih dalam hal menahan hasrat-hasrat material agar tidak membuat kita menjadi semakin konsumtif.

"Bahkan, generasi muda di suku Baduy mengikuti gaya hidup yang sederhana secara turun-temurun bukan karena paksaan, tapi memang sebuah kesadaran," ujar dia lagi.

"Mereka tentu mempelajari seperti apa bentuk dunia modern — dengan adanya mall dan media sosial — namun mereka juga mengetahui sejauh mana semua konsumsi itu bermanfaat bagi kehidupan," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/16/124435120/melihat-kearifan-di-balik-cara-berpakaian-suku-baduy

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke