Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meditasi untuk Hilangkan Stres akibat Pandemi

KOMPAS.com - Stres banyak dialami orang di masa tidak pasti ini. Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas kita.

Stres yang dibiarkan akan berbahaya bagi kesehatan tubuh dan bisa membuat kita depresi.

Menurut ahli manajemen emosi dan stres di Golden Space, Bagia A Saputra, stres merupakan respons fisik dan psikis terhadap pemicu stres, baik dari dalam diri maupun dari lingkungan.

"Stres berdampak pada hampir seluruh sistem biologis, tubuh, emosi, dan perilaku kita."

Begitu penjelasan Bagia dalam acara "Twogether We Can" yang digelar virtual pada Senin (16/8) sore.

Acara ini adalah bagian dari perayaan ulang tahun merek penyedia tisu basah MoMaMi yang kedua.

Bagaimana mengidentifikasi stres pada diri kita? "Buat para orangtua, lihat kondisi anak," ucap pria itu.

"Orangtua stres masalah pekerjaan, membaca berita terkait pandemi, itu bisa memengaruhi keluarga dan anak."

"Jika anak stres atau tidak bahagia, maka itulah cerminan dari apa yang dirasakan orangtuanya."

Bagia menambahkan, masalah atau gangguan fisik seperti hipertensi, gangguan pencernaan, dan sariawan bisa mengindikasikan adanya stres.

"Stres juga mengakibatkan banyak penyakit, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit autoimun, hingga insomnia," paparnya.

Mengubah emosi menjadi positif

Ia berpesan kepada orangtua, khususnya para ibu untuk mulai belajar mengelola emosi dengan baik agar tidak stres.

Emosi, kata Bagia, adalah energi yang bergerak di dalam tubuh kita.

"Emosi ini tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, tetapi bisa berpindah ke tempat lain, atau orang lain," sebutnya.

Setiap emosi memiliki frekuensi berbeda-beda. Sebagai contoh, emosi negatif biasanya berada di gelombang atau vibrasi rendah.

"Emosi malu berada di vibrasi atau getaran 20. Sementara emosi sedih dan marah di vibrasi 75 dan 150."

"Untuk emosi bahagia berada di getaran 540, dan emosi damai di vibrasi 600," terang Bagia.

Mengontrol emosi, kata dia, bukan merupakan cara yang baik untuk mencegah stres.

"Mengontrol emosi ini sifatnya hanya 'menekan', atau 'menahan' emosi. Artinya memendam emosi. Padahal kita tahu memendam emosi bukanlah yang baik," terang dia lagi.

Oleh karena itu, ia menyarankan untuk mengubah emosi negatif menjadi positif. Caranya? Dengan melakukan meditasi.

Bagia menyarankan untuk memulai meditasi dalam waktu singkat, yakni 15 menit per hari.

"Berdasarkan penelitian, latihan meditasi minimal delapan minggu berturut-turut dapat mengecilkan amigdala, bagian otak yang bertugas mengatur stres," cetusnya.

Di sisi lain, bagian otak yang berfungsi memproduksi hormon kebahagiaan --yaitu hippocampus-- akan membesar. Hasilnya, kita dapat meningkatkan emosi positif di dalam diri.

Tentunya, meditasi tidak mudah bagi yang baru mencoba. Umumnya, kita akan sulit fokus saat pertama kali melakukan meditasi karena terganggu oleh berbagai pikiran.

"Itu wajar. Solusinya, kita terima saja gangguan-gangguan tersebut," kata Bagia.

"Amati apa yang mengganggu, akui pemikiran itu, cobalah 'berkomunikasi' dengan pikiran tersebut, dan keluarkan lewat napas."

Untuk melakukan meditasi, berikut sejumlah poin yang ditekankan oleh Bagia.

1. Duduk dengan nyaman

Jika memilih untuk duduk di lantai, gunakan bantal sebagai alas dan kaki dalam posisi bersila.

Lalu, apabila kita duduk di kursi, pastikan telapak kaki menyentuh lantai. Jangan lupa melepaskan kacamata dan jam tangan.

2. Duduk dalam posisi tegap

Usahakan duduk dalam posisi tulang belakang lurus. Meski begitu, beberapa meditasi juga bisa dilakukan sambil tidur atau rebahan.

3. Meluruskan kedua siku, dengan kedua pergelangan tangan di atas lutut dan telapak tangan menghadap ke atas

Posisi ini membuat kita lebih terbuka, sehingga aliran energi lebih baik

4. Mengangkat dagu sekitar 45 derajat

5. Memejamkan mata secara rileks

6. Menjaga postur selama meditasi berlangsung

"Dengan melakukan meditasi, kita bisa menyadari pikiran dan perasaan kita," ungkap Bagia.

"Kita bisa melakukan langkah yang tepat untuk mengelola semua pikiran dan perasaan tersebut."

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/17/081805220/meditasi-untuk-hilangkan-stres-akibat-pandemi

Terkini Lainnya

Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com