Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menu Makan Siang Anak Sekolah di Berbagai Negara

KOMPAS.com - Selain makanan yang disediakan di rumah, banyak negara melibatkan sekolah untuk membantu meningkatkan status gizi anak lewat penyediaan menu makan siang yang bernutrisi. 

Menu makan siang anak sekolah di masing-masing negara berbeda. Sebagai contoh, setiap sekolah di Brasil wajib menyediakan makanan sehat bagi siswa, di mana 30 persen bahan makanan berasal dari petani lokal.

Beda lagi dengan sekolah di Jepang. Sekolah mengajari para murid untuk memasak makanan sehat sejak dini.

Lalu bagaimana dengan negara-negara lain?

1. Perancis

Murid-murid di Perancis akan menyantap empat jenis hidangan saat makan siang. Biasanya, mereka mengonsumsi salad segar, diikuti makanan yang mengandung protein seperti salmon dengan brokoli panggang.

Menu makan mereka berikutnya adalah roti segar, ditemani selai dan keju lunak.

Para murid mengakhiri makan siang dengan camilan yang manis, baru kembali ke kelas.

2. Jepang

Di Jepang, murid tidak hanya disajikan makanan sehat, melainkan juga diajarkan untuk memasak makanan sehat.

Para murid akan bergiliran membantu memasak dan menyajikan makanan, serta membersihkan piring.

Menu makan siang murid sekolah di Jepang umumnya nasi, sayuran, dan ikan.

3. Nigeria

Siswa di Nigeria diberi makan makanan seimbang setiap hari, yang mencakup nasi tomat dengan ayam dan sayuran kukus.

4. Finlandia

Finlandia adalah negara pertama di dunia yang menyediakan makan siang gratis untuk setiap siswa.

Hukum di negara itu mewajibkan makan siang siswa memenuhi standar nutrisi yang tinggi.

Menu yang disajikan umumnya sayuran seperti salad bit dan lobak panggang setengah piring, biji-bijian crepe dengan selai lingonberry seperempat piring, dan protein dari hernekeitto atau sup kacang polong.

Menu tersebut dilengkapi dengan roti renyah yang disebut nakkileipa.

5. Korea Selatan

Di Korea Selatan, siswa makan dari nampan baja yang dipisah-pisah sesuai ukuran porsi setiap makanan.

Bagian nampan yang besar adalah tempat nasi, lingkaran untuk tempat sup. Lalu, bagian nampan yang lebih kecil biasanya tempat untuk kimchi yang pedas, sayuran, dan potongan daging babi yang diasinkan (jaeyook bokum).

6. Etiopia

Sebagian besar makanan siswa sekolah di Etiopia berbasis tanaman. Berbagai makanan seperti lentil pedas, zuccini, dan rebusan kacang polong kuning (kik alicha) dimakan bersama injera, roti pipih yang difermentasi.

7. Hawaii

Berkat Program Farm to School yang berkembang di pulau ini, anak-anak di Hawaii dapat mengonsumsi makanan yang dibuat dari bahan-bahan segar, seperti tumis ayam dengan sayuran dan roti panggang.

8. Ukraina

Murid di Ukraina mendapatkan makan siang dalam tiga hidangan. Hidangan pertama adalah sup berbahan dasar daging sapi dengan kubis dan bit merah.

Hidangan berikutnya yaitu daging dan pati seperti sosis panggang dengan pangsit isi kentang dan keju yang disebut varenyky. Menu atau hidangan terakhir murid-murid di Ukraina adalah biskuit shortbread.

9. Amerika Serikat

Nampan makan siang murid sekolah di AS mencakup keju panggang di atas roti gandum utuh dengan sup tomat krim, batang wortel, sekotak kismis dan apel, dan brownies untuk pencuci mulut.

10. Italia

Pelajar di Italia akan berlari ke kafetaria untuk menerima dua menu makanan. Khusus untuk siswa yang bersekolah di kota Roma, makan siang mereka harus 70 persen makanan organik.

Hidangan "primo" atau utama adalah pasta, sementara ayam panggang dengan mozzarella dan salad tomat disajikan sebagai hidangan secondo.

Murid-murid di sana akan diberi buah segar sebagai penutup.

11. Thailand

Menurut World Food Program, siswa Thailand menerima makan siang paling bergizi di seluruh Asia.

Siswa Thailand akan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti ayam panggang, ketan, dan salad pepaya hijau pedas yang manis dan kaya antioksidan.

12. China

Keluarga di China membayar biaya bulanan sekitar 70 sen per hari agar anak-anak mereka dapat menerima kotak makan siang yang berisi nasi, daging, dan sayuran.

13. Brazil

Makanan adalah hak konstitusional di Brasil, yang berarti sekolah wajib menyediakan makanan sehat bagi siswa dengan 30 persen bahan bersumber dari petani lokal.

Staf dapur di sekolah memasak makanan segar seperti frittatas yang diisi sayuran, dipadankan dengan nasi hangat, kacang-kacangan, dan sepotong buah.

14. India

Murid di India datang ke sekolah dengan kotak makan siang berbahan logam yang berisi makanan rumahan.

Menu di dalam kotak makan itu tergantung wilayah tinggal setiap murid. Contohnya, anak-anak di bagian utara India akan menikmati paratha (roti serpihan yang dibumbui) serta boondi raita (bola tepung renyah yang diberi bumbu yogurt).

15. Israel

Murid sekolah di Israel biasanya membawa aruchat eser atau sarapan yang berupa camilan kecil bernama pita dengan hummus dan telur rebus.

16. Inggris

Undang-undang di Inggris mewajibkan sekolah di sana menyediakan makanan sehat dari daging, buah-buahan, dan sayuran serta roti atau pati rendah gula.

Murid yang bersekolah di Inggris akan menikmati ikan cod panggang dengan kentang panas, kacang polong, dan biskuit cokelat sebagai pencuci mulut.

17. Meksiko

Di Meksiko, anak-anak membawa camilan untuk makan pagi seperti torta berlapis olesan kacang pedas, irisan ham, tomat dan selada segar.

18. Norwegia

Sekolah di Norwegia tidak memiliki kafetaria atau kantin, sehingga murid-murid membawa makan siang dari rumah.

Salah satu menu makan siang mereka adalah sandwich dengan liverwurst atau sosis hati babi yang dicampur rempah-rempah kapulaga, ketumbar, dan fuli.

Menu makan tersebut dilengkapi topping seperti mustard dan keju. Sementara untuk susu dan buah segar disediakan oleh sekolah.


https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/19/090935320/menu-makan-siang-anak-sekolah-di-berbagai-negara

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com