Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

ERACS, Metode Persalinan yang Diklaim Kurangi Rasa Sakit pada Ibu

Bahasan ini muncul karena unggahan Cheryl Juno, mantan personel grup vokal Cherrybelle yang sedang berjoget heboh, hanya dua hari pasca melahirkan.

Ia terlihat asyik menggerakan badannya tanpa rasa sakit, hal yang biasanya tak mungkin dialami ibu yang baru melaakukan persalinan dengan operasi sesar.

Wanita berusia 30 tahun ini bahkan mengaku sudah bisa duduk tiga jam sesudah melahirkan bayinya.

“Enam jam sudah bisa berdiri, 12 jam sudah bisa langsung jalan. Dua hari setelah caesar langsung bisa joget,” tulis dia dalam unggahan tersebut.

Belakangan, ia mengaku menjalani proses melahirkan anak keduanya dengan metode ERACS.

Metode baru ini dicobanya karena disebut dapat mengurangi rasa sakit pada ibu dan mempermudah untuk kembali beraktivitas seperti biasa.

Sontak pernyataannya itu langsung memicu banyak pertanyaan dari warganet.

Melahirkan secara sesar selama ini memang identik denga rasa sakit yang bertahan lama sepanjang proses penyembuhan.

Oleh sebab itu, adanya teknik baru ini tentu dapat menjadi pilihan yang menyenangkan bagi para ibu hamil di luar sana.

Apa itu ERACS?

Ibu hamil yang melahirkan secara C-section biasanya akan diminta melakukan sejumlah pantangan baik sebelum atau sesudah operasi.

Misalnya saja, dilarang makan beberapa jam sebelum operasi dan mengurangi gerak setelahnya.

Namun, sejumlah inovasi kemudian diberlakukan yang terbukti dapat meningkatkan penyembuhan.

Protokol ini juga telah disetujui oleh American College of Obstetrics and Gynecology, dan Society for Obstetric Anesthesiology and Perinatology -otoritas kesehatan kebidanan di Ameria Serikat.

Belakangan, metode ini kemudian mulai banyak ditawarkan di berbagai rumah sakit di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Dikutip dari konten Instagram Dokter Dinda Derdameisya, spesialis obstetri dan ginekologi, ada beberapa hal yang menjadi pembeda dalam metode ini.

Kedua, prinsip early intake alias langsung makan dan tidak perlu puasa terlalu lama pasca menjalani operasi.

Ketiga adalah early mobilization yakni tidak perlu takut untuk mulai menggerakkan tubuh. Diawali dengan berbaring miring ke kiri dan kanan, duduk dan mulai berjalan.

"Ini menurut literatur dan jurnal terbaru ya... bukan menurut saya," tulis sang dokter dalam caption pada unggahan di akun @tanyadokdin.

Sementara, dr. Darrell Fernando, SpOG, di akun Instagram-nya, pun mencoba memberikan penjelasannya.

Dia mengatakan, ERAS atau ERACS sebenarnya adalah panduan agar ibu bisa pulih lebih cepat dan minim rasa nyeri, bukan teknik khusus atau metode melahirkan terbaru.

Cara ini terbukti dapat mengurangi lama perawatan di rumah sakit dan menekan risiko komplikasi.

Meski demikian, ibu hamil tidak bisa serta merta mengajukan keinginan untuk dioperasi dengam teknik ERACS di detik-detik terakhir jelang persalinan.

"Perencanaan mengenai ERACS harus didiskusikan dengan SpOG sejak kontrol trimester III agar tim dapat dipersiapkan denga baik," ungkap dokter yang aktif berbagi edukasi di media sosial ini.

Darrel menambahkan, ibu hamil juga dianjurkan puasa makan enam jam sebelum persalinan.

Panduan ini juga menyarankan perlunya minum air manis dua jam sebelum operasi, dan mengonsumsi obat lambung.

Lalu, pasca menjalani sesar, ada beberapa komponen ERACS yang perlu diperhatikan ibu.

Dokter yang praktik di Mayapada Hospital Kuningan ini mengatakan, ibu akan disarankan mengunyah permen karet di ruang pulih, dan menggunakan obat anti nyeri multimodal.

Meski demikian, dia menegaskan, tidak semua ibu hamil bisa menjalani metode ini karena harus melihat kondisi dan komorbid yang ada.

"Inti dari ERACS adalah pemulihan yang lebih cepat pada ibu dan bayi, bukan kapan harus bisa berjalan, kapan harus lepas kateter, dan lain-lain," tulis dia pada feed Instagram-nya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/14/142842420/eracs-metode-persalinan-yang-diklaim-kurangi-rasa-sakit-pada-ibu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke