Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan ASI di Indonesia Belum Optimal

KOMPAS.com - Praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Indonesia masih jauh dari optimal karena banyak bayi tidak mendapatkan ASI dalam satu jam setelah kelahirannya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementeriaan Kesehatan RI menyebutkan IMD dilakukan dalam waktu 30 menit sampai satu jam setelah dilahirkan.

Tujuannya bukan hanya mendekatkan ibu dan bayi namun juga bermanfaat untuk kesehatan fisik. IMD membantu pembentukan koloni di kulit dan usus bayi sebagai perlindungan diri maupun mencegah pendarahan dan anemia pada ibu.

Sayangnya, praktik IMD di Indonesia baru mencapai 58,2 persen dari jumlah kelahiran, menandakan pelaksanaannya memang belum begitu baik.

Fakta ini disampaikan oleh Mahmud Fauzi, S. KM., M. Kes, Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Konsumsi Gizi Kementerian Kesehatan RI. Ia menyebutkan soal ini dalam webinar bertajuk “Inisiasi Menyusu Dini (IMD): Starting Point Keberhasilan Pemberian Makan Bayi dan Anak” pada Sabtu (25/9/2021).

"Angka tersebut menandakan pelaksanaan IMD di Indonesia memang belum begitu baik," ujarnya, seperti dalam rilis media yang diterima Kompas.com.

Ia juga berpendapat, IMD merupakan awal keberhasilan pemberian ASI eksklusif karena dapat merangsang produksi air susu dan memperkuat refleks menyusu pada bayi.

Selain itu, bayi lebih dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia juga hanya mencapai 52,5 persen. Pasalnya, rata-rata durasi pemberian ASI eksklusif di Indonesia adalah 3 bulan saja.

Idealnya, ASI diberikan secara eksklusif hingga usia enam bulan dan diteruskan hingga anak berumur dua tahun dengan pendamping makanan.

Dokter Ekarini Aryasatiani SpOG(K) mengatakan IMD perlu dilakukan pada semua bayi bugar tanpa memandang jenis persalinan. Setiap jenis kelahiran telah memiliki panduan yang bisa dipraktikkan segera setelah bayi dilahirkan.

Ia juga menyebutkan jika keberhasilan IMD bergantung pada banyak pihak, bukan hanya ibu si bayi saja.

Sebagai pihak pertama, seorang ibu dianjurkan untuk menyiapkan diri dalam hal psikis dan fisik untuk melakukan IMD sesaaat setelah melahirkan.

Pihak kedua adalah keluarga yang mendampingi termasuk pasangan, orangtua dan mertua. Terakhir yakni tenaga kesehatan sebagai pihak ketiga yang mengerti panduan IMD secara profesional dan peduli.

"Pihak yang ketiga adalah tenaga kesehatan yang mengerti secara professional dan peduli bahwa bayi itu benar-benar memerlukan ASI ibunya," terang Ekarini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/10/03/082100320/praktik-inisiasi-menyusu-dini-dan-asi-di-indonesia-belum-optimal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke