Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal-usul Nama Omicron dan Maknanya dalam Bahasa Yunani

KOMPAS.com - Varian Omicron, yang merujuk pada mutasi terbaru Covid-19, kini sedang menjadi buah bibir masyarakat dunia.

Istilah ini jadi kata kunci untuk berbagai pencarian internet dalam beberapa hari belakangan.

Semua orang memakainya untuk mendiskusikan perkembangan terbaru pandemi corona dan kondisi krisis kesehatan yang saat ini dihadapi.

Omicron memang tergolong istilah yang asing bagi telinga banyak orang, apalagi jika dibandingkan nama varian Covid-19 lainnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya menggunakan istilah alpha, beta, gamma dan delta untuk mengidentifikasi mutasi virus corona yang tengah menyebar.

Istilah tersebut dipakai karena dianggap bisa mempermudah pemahaman publik, dibandingkan kode angka dan huruf rumit yang biasa merujuk pada jenis virus yang dimaksud.

Selain itu, publik juga kerap memberikan nama pada mutasi virus corona terbaru sesuai dengan nama lokasi identifikasinya.

Misalnya saja mutasi Inggris atau India yang dapat memicu stigma negatif pada orang dari negara tersebut.

Cara penyebutan ini juga dapat menyebabkan misinformasi sekaligus ketidakakuratan.

"Istilah berdasarkan lokasi itu bukan cara penyebutan yang benar," kata Dr. Waleed Javaid, profesor penyakit menular dan obat-obatan dan Direktur Pengendalian Infeksi di RS Mount Sinai di New York, AS.

"Virus ini akan menyebar seperti virus. Ini menular dan menginfeksi orang lain. Dan itu tidak benar-benar berdasarkan lokasi. Ini didasarkan pada infektivitasnya," kata dia seperti dilansir laman USA Today.

Atas berbagai pertimbangan itu, WHO kemudian menetapkan sistem penamaan sederhana untuk varian baru virus per Mei 2021.

Dikatakan, setiap varian baru akan diberi nama setelah huruf berurutan dalam alfabet Yunani.

WHO mengatakan tujuan penggunaan alfabet Yunani adalah untuk memudahkan dan lebih praktis bagi komunitas non-ilmiah untuk membahas variannya.

Dengan demikian, salah satu varian pertama dengan mutasi signifikan yang pertama kali diurutkan di Inggris — B.1.1.7 — diberi nama alfa.

Sedangkan varian berpotensi mengancam yang muncul di Afrika Selatan pada tahun 2020 bernama beta.

Mengikuti metode tersebut, WHO menamai varian baru B.1.1.529 sebagai omicron yang merupakan huruf ke-15 dalam alfabet Yunani.

Huruf omicron setara dengan huruf bahasa Inggris yang terdengar pendek "O".

Sementara itu, nama ilmiah Omicron sendiri berdasarkan sistem Pango, dari kelompok Penugasan Filogenetik Bernama Global Outbreak, adalah B.1.1.529.

Kode sekaligus dapat menyampaikan informasi ilmiah tentang garis keturunannya.

Pilih istilah Omicron, WHO langkahi dua alfabet Yunani

Istilah varian Omicron digunakan memang dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat dunia.

Namun, pemilihan terminologi ini menuai sejumlah kritik dari pengguna media sosial yang menilai WHO tidak konsisten dengan kebijakannya.

Pasalnya, organisasi kesehatan dunia ini melewatkan dua alfabet dalam bahasa Yunani sekaligus.

Dua alfabet tersebut yakni 'nu' dan 'xi', langsung menggunakan kata Omicron sehingga tidak urut seperti seharusnya.

Ada yang menilai dua huruf tersebut dilewatkan agar tidak menyinggung perasaaan Presiden China, Xi Jinping.

Namun, kabar tersebut langsung dibantah WHO yang menilai alfebet nu dan xi bisa dengan mudah memicu kesalahan penyebutan.

"'Nu' terlalu mudah dikacaukan dengan 'new,' dan 'Xi' tidak digunakan karena itu adalah nama belakang yang umum," kata Jurubicara WHO.

Disampaikan pula, praktik terbaik penamaan penyakit menyarankan untuk menghindari 'menyebabkan pelanggaran terhadap siapa pun.

Termasuk pula kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional atau etnis.

Hal ini sesuai dengan aturan yang ditetapkan WHO pada Mei 2015, yang menyatakan untuk meminimalkan efek negatif yang tidak perlu pada negara, ekonomi, dan orang-orang ketika menyebut penyakit menular.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/01/165251520/asal-usul-nama-omicron-dan-maknanya-dalam-bahasa-yunani

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke