Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengakuan Harry Styles Usai Jalani Terapi Mental

KOMPAS.com – Mantan personil One Direction, Harry Styles, memberi pengakuan bahwa ia menjalani terapi untuk kesehatan mentalnya.

Pengakuan itu diungkapkan Harry saat diwawancarai Homes and Gardens baru-baru ini.

Pelantun lagu Watermelon Sugar itu awalnya menolak menjalani terapi karena menganggap hal ini menunjukkan dirinya benar-benar hancur.

Namun, Harry akhirnya mengambil keputusan berani untuk memulai terapi sekitar lima tahun yang lalu setelah beberapa bujukan.

"Saya pikir itu berarti rusak. Saya ingin menjadi orang yang bisa mengatakan bahwa saya tidak membutuhkannya,” katanya.

Harry menambahkan, kini ia mampu untuk membuka ruang dalam dirinya yang tidak disadari sebelumnya setelah bertemu terapis.

Secara jujur, penyanyi berusia 28 tahun itu merasa lebih nyaman secara emosional dalam melalui kehidupan sebelumnya.

"Saya pikir menerima hidup, bahagia, terluka secara ekstrem, itulah yang paling hidup yang Anda bisa," ucap Harry.

“Kehilangan tangisan, kehilangan tawa, tidak ada jalan, aku tidak berpikir untuk merasakan lebih hidup dari itu.”

Selama wawancara, Harry juga membagikan pengalamannya saat tenar dalam industri musik di usianya yang masih muda.

Ia mengatakan, ada tuntutan secara terus-menerus yang mendorongnya supaya menjadi muda.

Ungkapan itu disampaikan Harry sembari membandingkan ketenarannya dengan Billie Eilish yang debut pada usia 15 tahun saat merilis Ocean Eyes.

Harry merasa kesuksesan menimbulkan perasaan rumit dalam diri yang memaksanya bergulat dengan industri musik saat ia tumbuh dewasa.

"Ia (Eilish) jauh lebih muda dari saya dan ketika saya berada di band, kami adalah anak-anak muda,” tuturnya.

“Ketika melakukan solo pertama, saya masih seperti anak muda. Saya tidak seperti orang tua sekarang, tapi ia hanya generasi yang berbeda."

"Anda tidak bisa memenangkan musik. Ini tidak seperti F1."

"Saya seperti, dalam hidup saya, akan ada 10 orang lagi yang muncul dengan cara itu, dan saya hanya akan semakin jauh dari menjadi anak muda."

Perasaan rumit yang dialami Harry juga dialami saat meninggalkan One Direction pada tahun 2015 lalu.

Ia mengatakan bahwa untuk menjadi sukses, dirinya harus disukai dan memiliki perilaku yang baik.

“Selama lockdown, saya mulai memproses banyak hal yang terjadi ketika berada di band,” imbuhya.

Harry merasa harus mengorbankan banyak bagian dari dirinya supaya orang lain suka.

Tantangan yang tidak jauh berbeda juga dirasakan Harry ketika ia punya klausul dalam kontraknya bersama One Direction.

Ia mengaku, klausul tersebut membuatnya takut untuk menunjukkan perilaku terbaik setiap saat.

Namun rasa ketidaknyamanan Harry akhirnya terhapus setelah memutuskan untuk bersolo karier.

"Saya merasa bebas," kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/11/180000920/pengakuan-harry-styles-usai-jalani-terapi-mental

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke