Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mencegah Prediabetes Menjadi Diabetes, Bagaimana Caranya?

KOMPAS.com - Ketika seseorang memiliki kadar gula darah di atas normal, maka orang itu dikatakan mengalami prediabetes.

Pada prediabetes, kadar gula dalam darah bisa mencapai antara 100-125 miligram per desiliter, sedangkan kadar gula darah yang normal adalah kurang dari 100 miligram per desiliter.

Meski demikian, kadar gula darah pada orang dengan prediabetes belum setinggi pengidap diabetes (di atas 125 miligram per desiliter).

Prediabetes sebenarnya masih dapat disembuhkan. Dengan kata lain, prediabetes adalah peringatan dari penyakit diabetes yang tidak bisa diobati.

Lalu, bagaimana mencegah prediabetes agar tidak menjadi diabetes?

Dalam Diabetes Prevention Program Outcomes Study (DPPOS) AS yang meneliti lebih dari 3.200 orang prediabetes selama hampir 21 tahun, peneliti mencoba mencari cara efektif untuk mencegah prediabetes menjadi diabetes tipe 2.

Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Circulation.

Menurut para ilmuwan, perubahan gaya hidup seperti melakukan aktivitas fisik, diet sehat, dan menurunkan berat badan tujuh persen atau lebih, dan minum obat metformin efektif menunda atau mencegah perkembangan prediabetes.

Namun studi itu menemukan, strategi tersebut tidak mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

"Risiko penyakit kardiovaskular pada orang dengan pradiabetes meningkat, dan risiko semakin meningkat setelah diabetes tipe 2 berkembang dan berlanjut."

Demikian dikatakan Dr Ronald B. Goldberg, ketua kelompok studi DPPOS dan profesor kedokteran di University of Miami.

"Kami fokus menilai dampak gaya hidup atau intervensi metformin untuk pencegahan diabetes tipe 2 pada orang dengan pradiabetes untuk mengurangi penyakit kardiovaskular."

Para peneliti melacak 3.234 orang dewasa yang awalnya berpartisipasi dalam studi Diabetes Prevention Program pada tahun 2002.

Peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Satu kelompok melakukan perubahan gaya hidup dengan makan sehat dan berolahraga untuk menurunkan berat badan tujuh persen.

Kelompok kedua mengonsumsi obat metformin dua kali sehari, dan kelompok terakhir mengonsumsi plasebo dan mendapat perawatan standar.

Setelah berjalan hampir 21 tahun, ditemukan kelompok yang melakukan intervensi gaya hidup memiliki peluang 58 persen lebih rendah terkena diabetes tipe 2.

Sedangkan, kelompok yang meminum obat metformin memiliki risiko 31 persen lebih rendah untuk diabetes tipe 2.

Namun, ketiga kelompok sama-sama memiliki risiko mengalami serangan jantung, stroke, atau kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Kendati tidak menurunkan risiko penyakit jantung, para ahli mengatakan pencegahan diabetes tipe 2 diperlukan.

"Temuan jangka panjang ini memperkuat hubungan antara diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular yang kompleks dan membutuhkan studi lebih lanjut untuk memahaminya dengan lebih baik."

Begitu penjelasan Dr Eduardo Sanchez, dokter dari American Heart Association.

"Hasil studi ini juga menunjukkan intervensi gaya hidup sangat efektif untuk menunda atau mencegah diabetes tipe 2."

Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak bisa secara efisien menggunakan insulin untuk memproses gula darah, dan pankreas tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang memadai.

Ketika kadar gula darah tinggi, kondisi ini dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan berbagai risiko kesehatan yang serius.

Komplikasi yang paling sering terjadi akibat diabetes tipe 2 adalah penyakit kardiovaskular.

Orang dengan diabetes tipe 2 berisiko dua kali lebih besar meninggal akibat penyakit kardiovaskular (termasuk serangan jantung, stroke atau gagal jantung) dibandingkan orang tanpa kondisi tersebut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/27/091218920/mencegah-prediabetes-menjadi-diabetes-bagaimana-caranya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke