Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Amankah Obat Penurun Kolesterol dalam Jangka Panjang?

Narasumber: dr. Bonita Effendi, BMedSci, M.Epid, Sp.PD

Pertanyaan:
Dokter, hasil pemeriksaan laboratorium saya menunjukkan kolesterol total mencapai 350. Terus terang saya tidak menyangka karena selama ini baik-baik saja atau tidak ada gejala kepala pusing atau leher sakit. Saya juga rajin olahraga futsal seminggu sekali.

Oleh dokter saya diberi resep Simvastatin untuk diminum setiap hari. Tapi saya takut minum obat jangka panjang karena khawatir dengan kesehatan ginjal. Selain jeroan, makanan apa yang harus saya hindari, Dok, supaya kolesterolnya turun.
Iqbal, Jakarta

Jawaban:
Halo Pak Iqbal, terima kasih atas pertanyaannya,
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Bapak, memang terdapat peningkatan kadar kolesterol. Ada baiknya kita mengenal yang dimaksud dengan kolesterol terlebih dahulu ya. Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak yang didapatkan pada sel tubuh dan aliran pembuluh darah.

Tubuh kita menghasilkan kolesterol dan berperan dalam pembentukan sel baru, hormon, serta
substansi yang digunakan untuk metabolisme makanan. Namun, jika level kolesterol yang ada di dalam tubuh dalam kondisi berlebih tentunya akan memberikan dampak yang berbahaya pada kesehatan tubuh kita.

Makanan yang kita konsumsi juga berperan pada level kolesterol tubuh. Ada dua tipe komponen lipoprotein kolesterol yaitu low-density lipoprotein (LDL) yang sering dikenal dengan “lemak buruk” serta high-density (HDL) lipoprotein atau yang sering disebut “lemak baik”.

Saat kondisi LDL meningkat, berisiko untuk membentuk plak di dinding pembuluh darah. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah. Sedangkan HDL berperan untuk “membawa” kolesterol LDL dari pembuluh darah ke organ liver untuk dimetabolisme.

Komponen lain yang perlu diperhatikan juga trigliserida, merupakan komponen yang kadarnya dapat meningkat dari diet tinggi fruktosa atau alkohol yang dikonsumsi berlebih.

Peningkatan kolesterol dapat kita evaluasi dari beberapa gaya hidup yang kurang sehat seperti
konsumsi makanan tinggi lemak, frekuensi olahraga yang kurang, berat badan berlebih, merokok, kebiasaan minum alkohol. Namun, individu dengan berat badan normal pun juga tetap berisiko untuk memiliki kadar kolesterol yang tinggi.

Kolesterol juga dipengaruhi beberapa penyakit penyerta seperti diabetes, penyakit ginjal, penyakit tiroid, faktor genetik, ataupun penggunaan obat seperti pil KB.

Adanya peningkatan kolesterol, tidak selalu diikuti dengan munculnya gejala/keluhan (seperti nyeri leher atau pusing). Gejala yang dapat terlihat seperti benjolan lemak pada kulit juga dapat ditemukan, atau yang disebut xanthoma. Peningkatan kolesterol dapat terjadi seperti kondisi Bapak, tanpa gejala apapun.

Penanganan peningkatan kolesterol meliputi aktivitas fisik, kontrol nutrisi, berhenti dari kebiasaan merokok, dan terapi/obat.

Setiap pasien disarankan untuk dievaluasi tingkat risikonya. Pada umumnya, dokter akan mengevaluasi melalui suatu sistem skor guna mengetahui risiko individu terhadap penyakit kardiovaskular (penyakit jantung) dalam jangka waktu 10 tahun mendatang, berdasarkan usia, total kolesterol, kolesterol HDL status merokok, dan tekanan darah sistolik.

Langkah berikutnya untuk menurunkan kadar kolesterol adalah rutin melakukan aktivitas fisik minimal 5 kali dalam seminggu durasi 30 menit dengan aktivitas intensitas sedang (jalan cepat, bersepeda statis, atau berenang), serta aktivitas penguatan otot minimal 2 kali/minggu.

Batasi makanan tinggi lemak jenuh dan tinggi kolesterol antara lain makanan atau minuman produk dari susu sapi/dairy products (susu, keju, cream, butter, margarin), kuning telur, daging dengan kandungan tinggi lemak (daging merah seperti daging sapi, daging kambing), daging yang diolah dan mengandung pengawet seperti sosis, nugget, bakso, kornet.

Perbanyak konsumsi buah dan sayur, ikan, serta daging tanpa lemak. Jenis makanan yang disarankan untuk membantu mengurangi level kolesterol, terutama kolesterol-LDL antara lain makanan tinggi serat seperti gandum, kacang almond, vegetable oil (minyak canola), buah apel/berries, ikan (makanan tinggi omega-3), serta makanan tinggi serat (sayur dan buah).

Pengobatan kolesterol tinggi

Sedangkan, untuk terapi obat tujuannya untuk menurunkan risiko penyakit jantung terutama
kolesterol, dan LDL. Penggunaan golongan obat statin diharapkan dapat menurunkan kolesterol LDL sebesar 18-55 persen. Untuk golongan Simvastatin dosis 10 miligram sifatnya low-intensity, dapat menurunkan kolesterol LDL kurang dari 30 persen.

Statin merupakan obat untuk menurunkan profil lipid yang dapat melindungi fungsi ginjal melalui mekanisme penurunan kolesterol. Selama penggunaan obat statin, tentunya akan tetap dilakukan pemantauan terhadap fungsi hati, ataupun fungsi ginjal.

Penggunaan obat statin tetap harus dipantau sebab memang ada efek samping yang dapat terjadi misalnya peningkatan enzim hati. Selain itu, statin tidak dapat diberikan/bersifat kontraindikasi pada individu dengan penyakit hati akut/kronik.

Selain obat statin, ada pula golongan obat lainnya yang digunakan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol. Karenanya, berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter yang merawat Bapak tetap diperlukan terutama terkait faktor risiko, penggunaan bersama obat tertentu (kapan memulai terapi, bagaimana cara kontrol, dan evaluasi pengobatan), hingga pengaturan penanganan melalui nutrisi dan olahraga.

Semoga jawabannya membantu ya, Pak. Salam sehat!
Terima kasih.

Narasumber: dr. Bonita Effendi, BMedSci, M.Epid, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
RS Pondok Indah – Puri Indah

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/20/090807520/amankah-obat-penurun-kolesterol-dalam-jangka-panjang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke