Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Tips untuk Tetap Harmonis dan Mencintai Pasangan

Tapi seiring berjalannya waktu, ketertarikan terhadap pasangan bisa berubah sehingga menyebabkan berkurangnya perasaan cinta yang dapat memengaruhi hubungan dalam jangka panjang.

Maka dari itu, setiap pasangan, terutama yang sudah menikah, harus bisa mempertahankan komitmen bersama untuk tetap saling mencintai dan memahami gambaran realistis tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Ada pun beberapa hal dapat dilakukan untuk menghidupkan kembali romansa di dalam suatu hubungan.

1. Menjaga hubungan yang tetap nyata

Ahli hubungan dari San Diego State University, Will Mosier menjelaskan, menjaga hubungan romantis yang didasarkan pada kenyataan adalah kunci keharmonisan.

Dia mencatat perbandingan hubungan romantis yang nyata dengan yang dibayangkan masyarakat.

Perbedaan yang muncul membuat kebingungan bagi orang-orang yang tidak secara pribadi mengalami apa yang mereka lihat di film -misalnya.

Sehingga, kondisi ini dapat menciptakan kebencian dan kekecewaan.

Mosier juga mengungkapkan, keadaan ini biasanya terjadi ketika pasangan percaya untuk harus selalu setuju, atau hubungan akan membaik jika pasangannya akan berubah.

Jadi jelas, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang dunia, dengan pengalaman hidup yang berbeda pula.

Jadi, kita harus bisa memahami, konflik pasti akan terjadi, dan bagaimana menyelesaikannya secara nyata dengan pasangan adalah keharusan.

Mosier pun menekankan pentingnya bertanggung jawab atas kebahagiaan kita sendiri, alih-alih percaya bahwa itu bergantung pada pasangan kita.

2. Jatuh cinta karena menemukan kesalahan

Red flag yang muncul dalam suatu hubungan menandakan masalah yang dapat memperingatkan kedua belah pihak bahwa dinamika interaksi mereka perlu diperhatikan.

Namun sayangnya, banyak pasangan yang awalnya dibutakan oleh cinta sampai mereka benar-benar sadar jika masalah tersebut semakin membesar.

Dengan asumsi red flag hanya menandakan ketidakpuasan (dan bukan bahaya), ini bisa membuat kita terjebak dalam hubungan yang toksik.

Padahal, ketika kita bisa menemukan kesalahan pasangan sejak awal jatuh cinta, hal itu bisa memperkuat hubungan ke depan.

Pemahaman semacam itupun sekaligus mendorong kita untuk tetap mencintai pasangan melalui kekurangannya itu.

Pada tahun 2017, Irum Saeed Abbasi dan Nawal G. Alghamdi pernah meneliti faktor-faktor yang mencirikan proses jatuh cinta.

Mereka mencatat, proses jatuh cinta jauh lebih cepat terjadi daripada putus cinta.

Ini membuktikan, ketika kita mengembangkan hubungan cinta dengan seseorang, kita cenderung mengabaikan faktor-faktor yang pada akhirnya dapat berdampak buruk pada hubungan.

3. Jatuh cinta dengan fokus yang segar

Pasangan yang ingin menghidupkan kembali romansa perlu melihat pasangannya dengan lebih segar dan jelas.

Abbasi dan Alghamdi mengamati bahwa pasangan harus menerima satu sama lain sebagai campuran sifat yang menguntungkan dan tidak menguntungkan.

Karena kerentanan seperti temperamen, kepribadian, dan gaya keterikatan mungkin tidak akan pernah berubah.

Mereka juga mencatat, terapi pernikahan dapat membantu pasangan mengenali sifat-sifat yang bertahan lama, serta kebutuhan untuk penyesuaian pernikahan yang dapat berkontribusi pada upaya untuk secara tulus memberikan kesempatan lain kepada pernikahan.

Ketika kita jatuh cinta dengan fokus yang lebih segar, ini dapat mengembangkan sifat-sifat positif yang sering kali menarik, yang memicu hubungan semakin membara di awal.

Sekali lagi, tetap realistis pada hubungan juga membantu kita untuk tidak menyimpan ekspektasi palsu, dan tetap mencintai pasangan apa adanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/07/13/063222520/3-tips-untuk-tetap-harmonis-dan-mencintai-pasangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke