Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Langkah untuk Pertolongan Pertama pada Kasus Serangan Jantung

KOMPAS.com - Pertolongan pertama pada kasus serangan jantung penting untuk diketahui masyarakat karena cara ini bisa menyelamatkan nyawa.

Pasalnya serangan jantung dapat berakibat fatal, terlebih jika pasien tidak mendapatkan penanganan yang tepat dengan segera.

Menurut dr. Hasril Hadis, Sp.JP(K), FIHA, dari Rumah Sakit Premier Jatinegara (RSPJ), pasien serangan jantung baiknya segera ditangani tidak lebih dari 12 jam.

"Kurang dari 12 jam itu termasuk golden period dalam penanganan serangan jantung."

"Kalau ada orang yang terkena serangan jantung, segera lakukan pertolongan. Jangan dikira masuk angin lalu dikerokin."

Demikian kata dokter Hasril dalam media gathering seputar kesehatan jantung bersama tim Cardiac Center di Rumah Sakit Premier Jatinegara (RSPJ) baru-baru ini.

Serangan jantung adalah kondisi berkurangnya pasokan darah ke jantung akibat gumpalan atau tersumbatnya pembuluh darah koroner.

Kondisi tersebut bisa menyerang siapa saja, kapan saja dan di mana saja tanpa peduli aktivitas yang dilakukan seseorang itu berintensitas berat ringan.

Maka dari itu, penting untuk mempersiapkan diri untuk memahami penanganan yang tepat pada kasus serangan jantung baik jika dialami diri sendiri dan orang lain.

Seseorang yang mengalami serangan jantung masih bisa diselamatkan asal ditangani dengan segera.

dr. Hasril Hadis, Sp.JP(K), FIHA menyebutkan ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan saat serangan jantung dialami orang terdekat atau bahkan diri sendiri sebagai berikut.

1. Pahami gejala serangan jantung dengan baik

Banyak orang salah kaprah menyamakan serangan jantung dengan beberapa gejala penyakit lain, seperti masuk angin sampai asam lambung.

Padahal serangan jantung memiliki sejumlah gejala yang khas. Seperti nyeri dada berada di tengah dada agak sedikit ke area kiri.

Rasa sakitnya pun memberikan sensasi seperti ditekan benda berat hingga memicu sesak napas.

Dalam beberapa kasus, dada terasa seperti panas atau terasa dibakar, diremas hingga ditusuk-tusuk.

Sejumlah pasien yang pernah mengalami serangan jantung juga kerap merasakan sensasi nyeri yang menjalar ke punggung, dagu terasa seperti tercekik hingga nyeri di lengan kiri.

Terkadang gejala serangan jantung juga ditandai dengan nyeri ulu hati, keringat dingin, mual, wajah pucat hingga muntah.

Dalam hal ini, tidak semua serangan jantung berakibat fatal, sebab bisa saja seseorang mengalami serangan jantung ringan.

Untuk itu, kita harus tetap tenang sambil membawa pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Melonggarkan pakaian yang dikenakan setidaknya dapat memberikan sedikit kelegaan pada pasien untuk bernapas.

Selain pakaian, melonggarkan ikat pinggang atau celana yang terlalu ketat yang menekan perut juga dapat membantu.

3. Segera cari pertolongan ke rumah sakit terdekat

Jika pasien serangan jantung masih tersadar, jangan tunggu waktu lama untuk bawa pasien ke rumah sakit ke dokter.

Semakin cepat dibawa ke petugas medis, semakin tinggi pula kemungkinan pasien bisa selamat.

Di rumah sakit, petugas medis biasanya akan memberikan obat Isosorbide dinitrate (ISDN) 5 mg di bawah lidah.

Obat tersebut berfungsi untuk mengurangi gejala nyeri akibat serangan jantung. Setelahnya, pasien akan dirujuk untuk melakukan perawatan medis sesuai kondisi yang dialami.

Resusitasi adalah sebuah upaya untuk mengembalikan fungsi jantung dan pernapasan dengan pijatan-pijatan di area dada.

Cara melakukan resusitasi dapat dipelajari semua orang, yaitu dengan meletakkan posisi pasien di tempat yang datar dengan mulut terbuka.

Panggil bantuan medis dengan segera. Sembari menunggu kemudian lakukan langkah sebagai berikut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/04/111759220/4-langkah-untuk-pertolongan-pertama-pada-kasus-serangan-jantung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com