Apalagi, jika kita membaca label di belakang produk skincare untuk mengetahui kandungan di dalamnya.
Terkadang, bukannya semakin paham dengan kandungan terbaik bagi kulit, kita malah semakin bingung untuk memilihnya.
Lantas, bagaimana cara memilih produk skincare yang tepat dan aman dengan membaca labelnya?
Cara membaca kandungan dalam label produ skincare
Setiap produk skincare wajib menyertakan kandungannya yang digunakan dalam label kemasannya.
Tujuannya untuk memberikan informasi sedetail mungkin pada konsumen agar tak salah pilih produk.
Ironisnya, banyak pengguna tidak paham dengan penjelasan tersebut sehingga malah terjebak produk yang tidak sesuai, abal-abal hingga mengandung bahan berbahaya.
Agar tak jadi salah satunya, simak tips memilih produk perawatan kulit yang tepat dengan cara membaca label produk skincare seperti berikut ini.
Meski suatu produk mencantumkan “hypoallergenic” (tidak rentan menimbulkan alergi) atau “noncomedogenic” (tidak menyumbat pori-pori), bukan berarti produsen benar-benar mengujinya dan menggunakan bahan-bahan yang sesuai.
Jadi sebaiknya, perhatikan saja jenis kulit kita dengan seksama.
Jika memiliki kulit sensitif, hindari produk dengan wewangian atau alergen, seperti paraben dan propilen glikol.
Lalu jika mudah berjerawat, cari produk skincare dengan tekstur cair atau gel.
Waspadai pula klaim “oil-free/bebas minyak” alias produk yang konon dapat menyumbat pori dan tidak mengandung minyak.
Klaim "terbukti secara klinis" atau diuji oleh dokter kulit juga belum tentu benar.
Menurut ahli kimia kosmetik asal New Jersey, Amerika Serikat Ginger King, bahan baku produk skincare biasanya akan diurutkan berdasarkan konsentrasinya.
Namun ia menambahkan, itu tidak akan terjadi jika produk tersebut memiliki beberapa formula dengan jumlah kurang dari satu persen, seperti pewarna, wewangian, dan pengawet.
Lalu ahli kimia kosmetik, Ron Robinson mengatakan, urutan tersebut bisa berbeda-beda, bergantung dari keinginan produsen.
Kendati demikian, King mengatakan bahwa bukan berarti harus selalu ada bahan tertentu guna mengubah kondisi kulit seseorang.
Apalagi menurut dia, peptida penambah kolagen juga bisa efektif pada kadar rendah.
Jangan melewatkan nama-nama yang terdengar asing. Sebab, bisa saja itu adalah bahan yang kita butuhkan.
Misalnya saja, kandungan yang dapat menstimulasi produksi kolagen, acetyl hexapeptide-8 atau asetil heksapeptida-8.
Lalu, ada pula bahan chelating dengan EDTA atau EDDS dalam namanya, yang dapat mencegah logam berat dalam air keran mengurangi fungsi bahan-bahan halus dalam produk skincare.
Selain itu, perhatikan pula bahan pengemulsi (biasanya memiliki akhiran “-eth”) yang dapat bekerja untuk mencegah produk terpisah di dalam botol, sehingga menjamin kita mendapatkan khasiat semua bahan aktif di dalamnya.
Retinol dan vitamin C memang dikenal dapat menghaluskan dan mencerahkan kulit.
Namun, kedua bahan ini dapat membuat iritasi pada kulit dan tidak stabil.
Namun, jika retinol dalam produk skincare merupakan slow-release retinol atau salah satu bentuk vitamin C yang disebut asam askorbat, produk tersebut bisa kita pilih.
Sebab, kedua bahan aktif ini tidak akan menimbulkan iritasi seperti pengelupasan atau kemerahan apda kulit.
Contohnya niacinamide yang merupakan salah satu bahan terbaik untuk memperbaiki warna kulit di malam hari, atau sodium hyaluronate, bentuk asam hialuronat alami dalam kulit yang sangat efektif untuk menyamarkan garis halus.
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/16/200000020/tips-membaca-label-kandungan-skincare-untuk-perawatan-kulit-terbaik
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan