Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Tips Membuat Keputusan Tanpa Overthinking

Baik itu keputusan yang sederhana seperti memilih menu makanan atau warna pakaian, hingga memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan atau bahkan yang lebih sulit lagi memutuskan untuk menikahi pasangan.

Sayangnya, overthinking secara terus-menerus tidak hanya dapat membuat kita semakin kesulitan untuk menentukan pilihan, tetapi juga lebih jauh akan berkontribusi pada kesehatan mental kita.

Nah, untuk mengatasinya, cobalah simak beberapa tips mudah untuk membuat keputusan tanpa overthinking, seperti yang dilansir dari laman Inc berikut ini.

1. Mengamati pikiran

Komponen kunci dari meditasi adalah kita mengamati berbagai pikiran, bukannya terjebak di dalamnya atau mencoba untuk menghentikannya agar tidak muncul.

Menurut UCLA Mindful Awareness Research Center, meditasi yang penuh kesadaran (mindful) merupakan praktik yang dapat membantu kita berhenti overthinking.

Memang, overthinking sampai batas tertentu merupakan kecenderungan alami pikiran (yang bervariasi pada tingkat tertentu pada setiap orang), tetapi kita dapat mengubahnya melalui latihan meditasi ini.

Steve Jobs pernah menggambarkan proses yang sama ini kepada penulis biografinya, Walter Isaacson.

"Jika kita hanya duduk dan mengamati, kita akan melihat betapa gelisahnya pikiran."

"Jika kita mencoba menenangkannya, itu hanya membuat segalanya menjadi lebih buruk, tetapi seiring waktu, pikiran akan tenang."

"Dan ketika itu terjadi, ada ruang untuk mendengar hal-hal yang lebih halus," ungkap dia.

2. Menuliskan isi pikiran

Salah satu cara untuk menghentikan overthinking agar tidak lepas kendali adalah dengan membicarakan masalah pada orang lain, yang mungkin menawarkan perspektif yang berbeda.

Jika tidak, kita juga bisa menuliskan pikiran kita pada selembar kertas.

Menuliskan isi pikiran juga memungkinkan kita untuk mengatur proses berpikir yang jauh lebih baik.

Sedangkan, jika kita menyimpan pikiran-pikiran itu terjebak di kepala, maka itu dapat menyebabkan kita kembali ke ide yang sama secara terus menerus untuk overthinking.

Hal serupa juga disarankan oleh seorang pekerja sosial dan penulis, Amy Morin.

Dalam kolom Psychology Today, dia merekomendasikan penjadwalan waktu, setidaknya mungkin 20 menit untuk refleksi.

"Selama waktu ini, biarkan diri kita merefleksikan apa pun yang kita inginkan," kata dia.

"Kemudian, ketika waktunya habis, pindahlah ke sesuatu yang lebih produktif."

"Ketika kita menyadari diri kita overthinking pada hal-hal di luar waktu yang dijadwalkan, ingatkan diri bahwa kita akan memikirkannya nanti," sambung dia.

4. Mengalihkan perhatian sejenak

Kedengarannya sederhana, tetapi sangat sulit untuk berkonsentrasi pada dua hal sekaligus.

Seorang psikiatri, Vinay Nagaraj, MD, pun merekomendasikan kita untuk mengalihkan perhatian sejenak dengan berolahraga atau bermain gim ketika sedang overthinking.

"Emosi yang mengalir ketika dilengkapi dengan tindakan fisik membawa keseimbangan yang hebat di antara keduanya," kata dia.

Para ahli lainnya pun setuju. Stephen S. Ilardi, penulis "The Depression Cure" mengatakan bahwa kunci untuk tidak overthinking adalah menemukan aktivitas yang dapat menyerap hal itu.

Secara khusus, melakukan aktivitas fisik yang menggabungkan keterlibatan mental dan kontak sosial seperti tenis atau jalan cepat di alam bersama seorang teman dapat mengatasi overthinking.

5. Fokus pada apa yang bisa dilakukan sekarang

Berfokus pada sesuatu yang bisa dilakukan lakukan sekarang dapat meredam overthinking.

Penulis "Embrace the Chaos" sekaligus seorang motivator, Bob Migliani mengungkapkan bahwa dia sering mencoba mengubah pikirannya yang mengkhawatirkan tentang masa depan menjadi tindakan nyata.

"Setiap kali saya mulai khawatir tentang masa depan, saya akan membuat pilihan proaktif untuk secara fisik bangkit dari tempat saya duduk dan berjalan ke komputer untuk mulai menulis atau mengerjakan buku saya," ujar dia.

6. Menghormati pendapat diri sendiri

Sebagian alasan mengapa kita sering overthinking pada suatu keputusan mungkin karena kita tidak mempercayai diri sendiri untuk membuat pilihan yang tepat.

Untuk itu, belajarlah menghormati pendapat diri kita sendiri.

Karena semakin banyak kita memikirkannya, semakin banyak keraguan yang akan kita ciptakan atas pikiran kita sendiri.

7. Menyadari kita bisa mengubah keputusan yang salah

Khawatir terhadap keputusan-keputusan dalam hidup adalah hal yang wajar.

Tetapi, kesalahan dalam mengambil keputusan bukanlah bencana dan bahkan kita bisa menjadikannya sebagai peluang untuk berkembang.

Dalam acara TED Talk, jurnalis Kathryn Schulz mengatakan, menyadari bahwa kita membuat kesalahan dan membingkai ulang pandangan kita tentang dunia adalah tempat inovasi dan kreativitas berasal.

Dengan menyadari kesalahan dan mengetahui bahwa pendapat maupun pengetahuan kita tentang suatu situasi akan berubah seiring waktu, itu bisa membawa rasa kebebasan dan kedamaian batin yang sejati.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/18/190529920/7-tips-membuat-keputusan-tanpa-overthinking

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com