Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tanda-tanda Trauma Masa Kecil yang Terpendam pada Orang Dewasa

Hal ini membuat kita tidak mengingat pengalaman traumatis tersebut meskipun bukan berarti hilang begitu saja.

Dampaknya mungkin saja dirasakan secara fisik, mental maupun dalam bentuk perilaku sehari-hari.

Sering kali, kondisi ini membuat kita merasa ada hal yang tidak beres di dalam diri namun sulit memahami penyebabnya.

Kaitan trauma dan memori

Otak kita bekerja untuk memproses dan menyimpang ingatan atas setiap kejadian dalam hidup.

Seiring waktu, otak juga memutuskan sendiri mana yang layak disimpan, dihapus, dipendam, atau dikekang.

Hal ini dipengaruhi oleh stres dan ketakutan yang dialami sehingga otak membedakan mana peristiwa yang diingat dengan jelas dan tidak.

Ada yang dilupakan sebagai upaya perlindungan diri sehingga kita bisa move on dan melanjutkan hidup.

Namun ada juga yang dilupakan sehingga tidak memberikan bekas negatif yang signifikan.

Di sisi lain, para peneliti juga berpendapat jika kita jarang sekali melupakan trauma yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan bahwa kenangan yang pulih tidak selalu akurat.

Tanda-tanda trauma masa kecil yang terpendam

Trauma masa kecil memberikan dampak emosional pada seseorang hingga dewasa.

Dalam beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui meskipun gejalanya dapat dikenali.

Sering kali, gejalanya akan terjadi atau memburuk ketika kita sedang stres.

Beberapa tanda-tanda trauma masa kecil yang terpendam antara lain:

  • Reaksi berlebihan

Kita mungkin merasa tidak aman di dekat orang yang baru dikenal karena mengingatkan pada seseorang di masa lalu yang menyebabkan trauma.

Mekanisme ini sebagai upaya otak untuk menyuruh kita melawan atau meninggalkan situasi yang tidak nyaman itu.

Hal ini biasanya dibarengi dengan peningkatan detak jantung dan perasaan mual.

  • Reaksi kekanak-kanakan

Gejalanya seperti berbicara dengan suara seperti anak kecil, menunjukkan sikap keras kepala, dan memiliki ledakan emosi yang sulit untuk dikendalikan.

  • Ketidakmampuan untuk mengatasi perubahan

Berada di luar zona nyaman memicu perubahan emosi yang ekstrem secara terus-menerus sehingga mengganggu kehidupan atau hubungan sehari-hari.

Mungkin saja ada pengalaman buruk di masa kecil yang menjadi penyebabnya.

  • Perubahan suasana hati yang intens

Orang dengan trauma masa kecil bisa jadi memiliki emosi yang tidak terkontrol atau malah mati rasa.

Beberapa juga merasa sulit untuk mengidentifikasi mengapa mereka merasa mudah tersinggung, stres, atau marah.

Misalnya, ketika berada di lift, ruang kecil serupa lainnya dapat menyebabkan kecemasan atau kepanikan.

  • Harga diri rendah

Masalah harga diri bisa jadi perwujudan ketakutan dihakimi, takut tidak bisa menyenangkan orang lain, tidak memiliki batasan pribadi atau kurang apresiasi diri.

Frustrasi, kecemasan sosial, dan ketidakpercayaan juga dapat terjadi dengan kondisi ini.

  • Sakit atau menderita penyakit kronis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan trauma masa kanak-kanak awal mungkin rentan untuk mengembangkan rasa sakit atau penyakit kronis di kemudian hari.

  • Masalah pengabaian

Dalam banyak kasus, orang yang seharusnya mengasuh anak justru malah menyakiti.

Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam pengembangan kepercayaan yang mengarah pada rasa takut ditinggalkan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/24/160000420/tanda-tanda-trauma-masa-kecil-yang-terpendam-pada-orang-dewasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke