Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kurangi Limbah Pakaian, Desainer Ini Gaungkan Sustainable Fashion

KOMPAS.com - Konsep pakaian ramah lingkungan atau biasa disebut sustainable fashion tak hanya menjadi sekadar tren.

Demi menciptakan cara berbusana yang lebih ramah lingkungan, saat ini konsep sustainable fashion seolah berubah menjadi gaya hidup baru di kalangan anak muda.

Sejumlah komunitas sustainable fashion saat ini pun tidak hanya diisi para aktivis muda penuh gaya, tapi juga mereka fokus memerhatikan kelestarian lingkungan.

Salah satunya adalah Isabella Indrasasana, seorang desainer muda dan founder Slow Move Bazaar dan YSA Studios.

Isabella adalah seorang desainer dan entrepreneur, ia juga kuliah jurusan fashion marketing and merchandising di sebuah kampus swasta di Jakarta.

Dalam perjalananya menempuh pendidikan, dia mempelajari dampak buruk limbah pakaian terhadap lingkungan.

Selama menempuh pendidikan itu pula, sebagai anak muda Isabella juga melihat dampak limbah pakaian terhadap masyarakat yang tinggal di dekat pabrik-pabrik pakaian dan tekstil.

Limbah-limbah tersebut tak hanya dapat menguras sumber daya dalam proses produksinya, tetapi juga penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. 

Karena itu, Isabella ingin memberikan solusi dan pencegahan atas dampak limbah tersebut dengan mengenalkan gaya hidup berkelanjutan yang disebut Slow Movement sebagai sebuah penerapan gaya hidup alternatif yang ramah lingkungan.

Bulan lalu, SlowMoveBazaar yang dikenal sebagai bazar paling hits di Jakarta dibuka dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pesatnya perkembangan komunitas mode yang ramah lingkungan di ibu kota.

Bazar tersebut diharapkan dapat menjadi wadah bagi kultur slow movement di Indonesia untuk menumbuhkan dan mengembangkan gaya hidup yang lebih lambat dengan meningkatkan kekuatan dari komunitas. 

Tujuannya tak lain adalah untuk menggaungkan gaya hidup sustainable fashion serta mengembangkan potensi jenama lokal dalam menerapkan konsep industri mode yang berkelanjutan. 

Isabella melanjutkan bagaimana label busana dalam negeri yang menerapkan konsep ramah lingkungan semakin menjamur.

Kabar baiknya, kata Isabella, label busana lokal saat ini juga cukup mendominasi pasar Indonesia.

“Kebanggaan dan keyakinan diri masyarakat Indonesia terhadap busana lokal yang ramah lingkungan memberi alasan bagi merek-merek dengan konsep yang senada untuk terus tumbuh dan berkembang ke pasar internasional,” ujar perempuan berusia 21 tahun itu.

Label dalam negeri yang telah menjadi pelopor busana ramah lingkungan di antaranya YSA Studios dan Drip Experiments.

Keduanya dianggap mampu memutarbalikkan tantangan stereotip yang seringkali dihadapi label mode tersebut.

Di samping itu, dua label tersebut juga telah menginspirasi label mode ramah lingkungan lainnya untuk terus maju dan berkembang.

YSA Studios yang didirikan oleh Isabella Indrasasana adalah label busana athleisure (atletik kasual) ramah lingkungan yang berbasis di Jakarta.

Label tersebut dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan desain yang trendi yang tidak melupakan fungsionalnya.

Mereka memfokuskan diri dengan merancang busana yang terbuat dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya dan telah terbuang, kemudian diubah menjadi sesuatu yang baru.

“Misi kami adalah menciptakan masa depan yang lebih baik bagi planet Bumi, tubuh, dan pikiran alam bawah sadar masyarakat."

"Dalam jangan waktu 10 tahun ke depan, YSA bertujuan untuk memberi pengaruh pada orang-orang di sekitar untuk merawat diri mereka sendiri, planet, dan satu sama lain dengan lebih baik,” tambah Isabella. 

Melalui penggunaan sumber dan material yang ramah lingkungan, desain yang timeless, produk busana yang terbuat dari bahan daur ulang berkualitas yang dapat dipakai para wanita selama bertahun-tahun.

Upaya tersebut dapat menjadi awal dari masa depan industri mode yang lebih berkelanjutan.

Terlibat dalam SlowMoveBazaar sebagai tuan rumah, YSA Studios tidak hanya mampu memengaruhi merek-merek dalam negeri untuk mengadopsi konsep ramah lingkungan.

Tetapi juga mendorong toko-toko baju bekas (thrift store) untuk berkembang dan memiliki label mereka sendiri.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/16/034911520/kurangi-limbah-pakaian-desainer-ini-gaungkan-sustainable-fashion

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke