Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Penyebab Sesak Napas Setelah Makan, Perlu Diperhatikan

Penyakit ini biasanya diiringi oleh masalah kesehatan yang sudah ada. Contohnya, individu yang memiliki penyakit asma, terkadang akan mengalami sesak napas.

Tetapi dalam kasus tertentu, sesak napas bahkan terjadi setelah makan.

Sesak napas setelah makan bisa berlangsung dengan sendirinya, atau disertai gejala tambahan seperti detak jantung yang meningkat atau nyeri dada.

Dikutip laman Live Strong, ada tiga penyebab sesak napas setelah makan.

1. Gerd

Gastroesophageal reflux disease atau sering disebut Gerd merupakan kondisi di mana esofagus (saluran penghubung kerongkongan dan lambung) terlalu sering terbuka atau tidak menutup dengan tepat.

Refluks asam menyebabkan asam lambung dan makanan dari lambung kembali ke kerongkongan.

Dilaporkan National Digestive Diseases Information Clearinghouse, ketika refluks asam terjadi lebih dari 1-2 kali per minggu, maka kondisi itu menunjukkan Gerd.

Gejala dapat terjadi di siang atau malam hari, dan makan cenderung memicu gejala Gerd termasuk sesak napas.

Gejala lainnya yaitu sensasi sesak atau terbakar di dada bagian bawah dan atau perut tengah, suara serak, batuk kering, kesulitan menelan dan asma.

Pengobatan yang bertujuan untuk mencegah atau meringankan gejala Gerd biasanya juga diikuti oleh perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan atau obat-obatan tertentu.

2. Aritmia

Istilah aritmia mengacu pada detak jantung yang tidak teratur.

Aritmia merupakan kondisi yang umum terjadi, tidak berbahaya dan dapat menimbulkan gejala termasuk sesak napas setelah makan, menurut American Heart Association.

Aritmia yang berlangsung lama atau parah juga bisa menyebabkan sesak napas di lain waktu (ketika tidak sedang makan), detak jantung yang cepat, kelelahan, nyeri dada, pusing, dan pingsan.

Dalam beberapa kasus, aritmia menyebabkan serangan jantung atau terhentinya detak jantung.

Terkadang diperlukan perawatan untuk menangani aritmia, yang mencakup konsumsi obat-obatan, operasi dan atau perubahan kebiasaan makan dan olahraga.

Tujuan utama pengobatan aritmia yaitu demi mencegah gangguan jantung yang serius seperti serangan jantung dan stroke.

3. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan ditandai dengan ketakutan yang intens, paranoia, panik dan atau gelisah yang mengurangi kemampuan individu untuk berfungsi secara normal.

Gejala gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif, dan fobia bervariasi. Namun, sesak napas dan kesulitan bernapas sering terjadi.

Jika kecemasan seseorang melibatkan makanan, berat badan, atau masalah diet lainnya, makanan dapat memicu sesak napas dan atau gejala lain seperti detak jantung yang cepat, pusing, mual, nyeri dada, dan ketakutan intens.

Gangguan kecemasan sering disertai gangguan anoreksia, menurut National Institute of Mental Health.

Anoreksia --dan penyakit mental lain seperti depresi, bulimia, dan gangguan makan berlebihan-- dapat meningkatkan risiko sesak napas setelah makan.

Perawatan untuk gangguan kecemasan beragam, meliputi konseling individu, obat-obatan dan terapi meditasi atau pijat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/23/210000920/3-penyebab-sesak-napas-setelah-makan-perlu-diperhatikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke