Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Rambut Putih di Usia Muda, Apa Penyebabnya?

Hal itu bermula saat Presiden Jokowi mengucapkan "pemimpin rambut putih" di pertemuan relawan Gerakan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu lalu.

Banyak warganet yang mengatakan kalau ucapan Jokowi itu sudah mengarah padanya masuk kriteria pemimpin, tapi rambutnya malah disemir hitam.

Dalam unggahan itu dia bercerita kalau disuruh istrinya untuk mengganti gaya rambut bulan depan.

Terlepas dari hal itu, rambut putih atau munculnya uban di usia muda sebenarnya bukan lagi hal baru.

Makin ke sini, tidak sedikit orang-orang yang mengalami rambut putih sebelum usianya masuk ke kategori lansia. Lantas apa penyebabnya?

Rambut putih atau beruban merupakan kondisi yang sebetulnya tidak bisa dihindari bagi semua orang.

Secara alami, uban secara perlahan muncul pada usia tertentu yang dimulai dari kemunculan uban helai demi helai, terdapat di beberapa area rambut hingga memutih secara keseluruhan.

Namun faktanya, beberapa orang mungkin mengalami percepatan pertumbuhan uban yang dimulai sejak usia muda, khususnya di rentang usia 20-30 tahun.

Sebagaimana dilansir Allure, berikut beberapa penyebab uban di usia muda.

1. Faktor genetika

Pertumbuhan rambut putih atau uban di usia muda dapat diwariskan oleh faktor genetika.

Menurut pakar, kecenderungan seseorang mengalami percepatan pertumbuhan uban diwariskan oleh gen autosomal dominan atau disebut IRF4.

Gen tersebut dapat memengaruhi jumlah produksi melanosit di folikel yang berperan dalam menentukan pigmentasi atau warna rambut.

Kondisi tersebut dapat menciptakan rambut beruban lebih cepat, yang kemudian membuat produksi melanosit terhenti.

Joshua Zeichner, seorang dertamologis yang berbasis di New York, AS mengatakan bahwa pada awalnya tekstur uban akan lebih kasar.

Tetapi proses biologis yang memengaruhi warna rambut kemudian mengubah struktur rambut baru yang diproduksi sehingga warnanya cenderung abu-abu atau putih.

2. Penyakit autoimun

Sejumlah kondisi autoimun dapat dikaitkan dengan munculnya uban lebih dini.

Kondisi itu termasuk gangguan autoimun, yang mana tubuh salah mengenali sel dan menyerang jaringan sehat secara tidak sengaja.

Misalnya pada orang dengan penyakit tiroid, mereka cenderung memiliki kadar T3 dan T4 yang lebih rendah.

Dua hormon tersebut menurut data memengaruhi produksi melanin dan fase pertumbuhan rambut.

3. Kekurangan vitamin B12

Kekurangan nutrisi seperti vitamin B12 juga berkaitan dengan penyakit autoimun yang disebut anemia pernisiosa yang kemudian memicu uban muncul lebih cepat.

Anemia pernisiosa adalah sejenis penyakit autoimun yang terjadi ketika lambung tidak dapat menghasilkan zat untuk penyerapan vitamin B12.

Akibatnya sel darah merah cenderung lebih sedikit membawa oksigen ke area rambut.

Kondisi tersebut juga kerap dikaitkan pada orang dengan vitiligo. Artinya, kemungkinan pasien yang mengalami kekurangan vitamin B12 ini juga menderita vitiligo.

4. Pengaruh obat-obatan tertentu

Menurut pakar, ada laporan terkait obat-obatan tertentu yang dapat mengubah warna rambut dan menghambat enzim tertentu untuk memproduksi pigmentasi rambut.

Beberapa obat yang diduga memicu kondisi tersebut adalah obat antimalaria seperti klorokuin dan hidroksiklorokuin.

Selama pemakaian obat tersebut misalnya dalam waktu tiga sampai empat bulan pemakaian, rambut bisa berubah menjadi pirang, kemerahan atau abu-abu.

Namun para ahli menyebutkan kalau kondisi tersebut hanya sementara dan dapat hilang dengan sendirinya ketika pengaruh obat itu sudah dikeluarkan dari tubuh.

5. Kebiasaan merokok

Merokok dapat menyebabkan stres oksidatif di paru-paru, kulit, rambut hingga kuku akibat tumpukkan radikal bebas.

Radikal bebas tersebut dapat menargetkan sel penghasil pigmen dan secara langsung berdampak pada perubahan warna rambut.

6. Stres

Hormon kortisol yang diproduksi saat tubuh mengalami stres telah terbukti bisa menyebabkan uban tumbuh lebih cepat.

Penelitian pada tahun 2020 menyebutkan bahwa tikus yang mengalami stres mengalami kehilangan melanosit. Kondisi tersebut membuat bulu-bulu di tubuhnya mengalami perubahan warna.

Sedangkan pada manusia, stres juga diketahui dapat mengganggu produksi sel induk melanosit di akar rambut, yang pada akhirnya memicu munculnya uban.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/28/103404920/fakta-rambut-putih-di-usia-muda-apa-penyebabnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com