Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hindari Makanan Ini jika Ingin Menghilangkan Lemak Visceral

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya pola makan yang tidak sehat.

"Penyebab umum individu mengembangkan lemak visceral adalah pola makan mereka," tutur Dr Puja Uppal, DO, dokter pengobatan keluarga berlisensi.

Menurut Uppal, makanan tinggi karbohidrat dan lemak olahan menyebabkan peningkatan lemak visceral yang berada di sekitar organ tubuh.

Makanan yang perlu dihindari ketika ingin hilangkan lemak visceral

"Terlalu banyak lemak visceral tidak sehat karena lokasinya yang berhubungan dengan organ utama," kata dokter medis Mahmud Kara, MD.

Lemak visceral dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, diabetes tipe 2, penyakit jantung, kolesterol tinggi, peningkatan tekanan darah, alzheimer, dan banyak lagi.

Di samping menurunkan stres, berolahraga rutin setidaknya 30 menit dan tidur berkualitas, perubahan diet juga berperan dalam menghilangkan lemak visceral.

Perubahan diet bisa dimulai dengan mengurangi asupan gula olahan.

"Gula digunakan tubuh sebagai energi untuk sel-sel tubuh, tetapi jika kita tidak menggunakan semua energi, tubuh menyimpan kelebihannya dalam bentuk lemak."

Demikian disampaikan Dr Jessica Cutler, MD, pakar manajemen berat badan dan ahli bedah di Mercy Medical Center.

Jadi, makanan tidak sehat apa yang dapat menghambat upaya untuk menghilangkan lemak visceral?

1. Alkohol

Ahli diet dan spesialis kesehatan lingkungan Trista Best mengatakan, konsumsi alkohol berlebihan dapat berkontribusi pada penambahan berat badan dan meningkatkan risiko masalah kesehatan.

Alkohol tinggi kalori (sekitar tujuh kalori per gram). Jumlah ini hampir sama dengan lemak murni yang mengandung sembilan kalori per gram.

Sebagai perbandingan, karbohidrat dan protein memiliki empat kalori per gram.

Selanjutnya, alkohol merangsang nafsu makan dan memperbesar keinginan untuk makan berlebihan --terutama makanan berkalori tinggi yang memicu penumpukan lemak visceral.

"Alkohol juga dapat mengganggu tidur kita, yang dapat memengaruhi metabolisme dan kadar hormon."

2. Makanan beku

Makanan beku yang tinggi kalori dan lemak serta tambahan gula berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan meningkatkan risiko lemak visceral.

Beberapa makanan beku kemungkinan diproses secara berlebihan (ultra proses) dan tidak bergizi.

Maka, baca dulu label nutrisi dalam kemasan makanan beku untuk memahami kandungan nutrisinya.

"Beberapa makanan beku mungkin tinggi kalori, lemak jenuh, dan natrium, yang berujung pada penambahan berat badan dan meningkatkan risiko masalah kesehatan," catat Best.

Untuk membantu mengendalikan berat badan dan mengurangi risiko penumpukan lemak visceral, pilih makanan beku rendah kalori dan sarat akan nutrisi yang terbuat dari biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, dan sayuran.

3. Makanan olahan

Makanan olahan seperti hot dog, sosis, makanan beku, sereal manis dan permen tidak aman dikonsumsi jika kita ingin menyingkirkan lemak visceral.

"Makanan olahan cenderung tinggi natrium dan pengawet lain agar bisa bertahan untuk jangka waktu lama," ungkap Jesse Feder, pelatih pribadi dan ahli diet di My Crohn's and Colitis Team.

Selain itu, makanan olahan juga lebih tinggi lemak, gula, dan kalori tidak sehat. Bahan-bahan itu terkait dengan peningkatan lemak visceral.

"Ini semua memicu pertumbuhan jaringan adiposa atau lemak, terutama lemak visceral," ujar William Li, penulis buku Eat to Beat Your Diet: Burn Fat, Heal Your Metabolism, dan Live Longer.

Berbagai studi menunjukkan hubungan antara asupan gula dan kelebihan berat badan.

"Saya rasa kita belum memiliki penuh bukti untuk menyatakan gula adalah penyebab epidemi obesitas," kata Chiadi E. Ndumele, MD, MHS, ahli jantung di Johns Hopkins .

"Tapi ada bukti yang menyatakan konsumsi gula yang tinggi merupakan kontributor penting untuk penambahan berat badan."

5. Makanan yang dipanggang

Menurut Feder, makanan yang dipanggang seperti biskuit, kue, pai, dan brownies buruk untuk dimakan saat mencoba menghilangkan lemak visceral.

Sama seperti makanan olahan, makanan yang dipanggang cenderung mengandung pengawet untuk menjaga agar makanan itu tetap segar, ditambah gula serta mentega, margarin, dan krim yang tinggi lemak jenuh.

Lemak jenuh meningkatkan LDL atau kadar kolesterol "jahat" serta berkontribusi pada peningkatan lemak visceral.

6. Gorengan

Hindari gorengan seperti kentang goreng, donat, keripik, dan tempura karena sarat akan kalori dan lemak tidak sehat.

Minyak yang digunakan menggoreng makanan-makanan ini cenderung tinggi lemak jenuh dan atau lemak trans yang berkontribusi terhadap peningkatan kadar kolesterol jahat serta akumulasi lemak visceral dalam tubuh.

7. Es krim

Es krim tinggi kalori, gula, dan lemak tidak sehat yang bisa memicu penumpukan lemak tubuh di sekitar area tubuh.

Beberapa es krim bahkan mengandung pemanis dan pengawet buatan yang dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh.

"Makan es krim secara rutin juga bisa membuat kita mengidam makanan, sehingga sulit mengikuti pola makan sehat," terang Kieran McSorley, ahli diet di Brentwood Physiotherapy Calgary.

Hal ini disebabkan oleh kandungan kalori, lemak jenuh, natrium, dan zat-zat tambahan dalam makanan itu, menurut McSorley.

Studi yang dimuat dalam Advances in Nutrition melaporkan, individu yang mengonsumsi keripik kentang melaporkan tingkat kekenyangan lebih rendah dan tingkat kelaparan lebih besar.

Hasil tersebut dibandingkan dengan individu yang mengonsumsi enam porsi popcorn rendah lemak.

9. Soda

Soda mengandung gula tambahan dalam jumlah besar yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan meningkatkan risiko penyakit kronis.

Studi menyimpulkan, asupan satu kaleng soda per hari dapat menghasilkan kenaikan berat badan 450 gram-900 gram per bulan.

Asam fosfat dalam soda dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air. Hal ini kemudian bisa menyebabkan kenaikan berat badan.

10. Karbohidrat sederhana

Karbohidrat olahan seperti roti putih sudah melewati proses rafinasi, sehingga serat dan nutrisi penting lainnya hilang.

"Karbohidrat olahan ini menyebabkan lonjakan gula dan peradangan, yang menghambat penurunan berat badan dan merusak kesehatan," kata ahli gizi Lisa Richards.

Sebagai gantinya, pilih roti gandum roti biji-bijian lain yang belum melalui proses rafinasi.

Diet tinggi protein bisa membantu mengurangi dan mencegah lemak visceral.

Protein tanpa lemak meningkatkan metabolisme dan membuat tubuh merasa kenyang lebih lama, mencegah makan makanan padat kalori dan gula secara berlebihan.

11. Susu berlemak

Jika dikonsumsi berlebihan, produk susu berlemak tinggi seperti susu murni, keju, dan mentega dapat berujung pada peningkatan lemak visceral.

Pasalnya, makanan ini tinggi lemak jenuh yang dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas perut dan masalah kesehatan lain.

Kita dapat menambahkan lemak sehat ke dalam diet sambil tetap menjaga berat badan ideal.

"Beberapa sumber lemak sehat antara lain alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, dan ikan," sebut Richards.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/31/054500320/hindari-makanan-ini-jika-ingin-menghilangkan-lemak-visceral

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com