Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Stroke Telinga, Penyebab dan Gejalanya

Mertuanya sempat didiagnosis stroke telinga karena mengalami gangguan pendengaran parah, belakangan itu rupanya hanya salah satu keluhan flu.

Pengalamannya membuat sejumlah netizen mempertanyakan kebenarannya karena istilah stroke telinga memang terasa asing bagi sebagia kalangan.

Stroke telinga

Stroke telinga adalah gangguan pendengaran sensorineural mendadak.

Istilah ini mungkin jarang terdengar di masyaraat namun keluhannya memang ada dengan berbagai gejalanya.

Gejala umum stroke telinga biasanya adalah gangguan pendengaran parah yang tiba-tiba dan tuli di satu telinga.

Penderita bahkan bisa mendadak kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan pendengarannya hanya dalam waktu tiga hari saja.

Dalam rentang waktu tersebut,suara yang terdengar secara bertahap akan seperti teredam atau redup.

Gejala lainnya termasuk pusing mendadak, tinitus, dan sakit telinga.

Sering kali, orang tidak merasakan gangguan kesehatan ini dan hanya menganggap telinganya bermasalah karena adanya kotoran, flu atau lainnya.

Faktanya, gangguan pendengaran sensorineural mendadak dianggap sebagai situasi darurat sehingga harus segera ditangani.

Dua minggu pertama setelah gejala muncul merupakan periode emas untuk melakukan pengobatan.

Jika salah langkah, sulit untuk memulihkan pendengaran hingga berisiko tuli permanen akibat stroke telinga ini.

Penyebab stroke telinga

Penyebab stroke telinga belum bisa dipastikan oleh pakar medis namun umumnya dipicu oleh infeksi virus.

Misalnya herpes zoster atau influenza yang menyerang sarap pendengaran atau telinga bagian dalam dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak.

Penyebab stroke telinga lainnya adalah oklusi vaskular ketika saraf pendengaran rusak akibat suplai darah yang tidak normal dan autoimun.

Stroke telinga tidak hanya terjadi pada orang tua saja karena anak muda juga berisiko mengalami hal tersebut.

Makan bernutrisi, tidur cukup dan olahraga sangat disarankan untuk menurunkan risiko penyakit ini.

Kita juga perlu memberikan perhatian lebih untuk mencegah flu karena mengurangi kemungkinan stroke telinga.

Pencegahan lain yang tak kalah penting adalah menjaga suasana hati tetap tenang dan damai serta menghindari gejolak emosi yang tidak perlu.

Pasalnya, ketidakstabilan emosi dapat menyebabkan ketidakseimbangan pengaturan cairan neurohumoral dalam tubuh, sehingga memengaruhi sirkulasi darah di telinga.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/08/090738520/apa-itu-stroke-telinga-penyebab-dan-gejalanya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com