Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Bicara kepada Anak Ketika Orangtua Jadi Korban PHK

Mengalami kehilangan pekerjaan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, dan menjadi katalisator bagi perasaan ragu pada diri dengan kepercayaan diri yang rendah, bahkan pada pekerjaan berikutnya.

Di luar dampak emosional dari PHK, muncul tekanan untuk membuat rencana baru, baik secara finansial maupun pribadi, termasuk dampak kehilangan pekerjaan di tengah keluarga.

Menjelaskan kepada anak

Namun, hal yang sering terlupa dalam masalah ini adalah tentang bagaimana menjelaskan semua masalah tersebut kepada anak-anak.

Penelitian terbaru menunjukkan, perubahan keuangan dalam keluarga merupakan pengganggu dalam kehidupan anak-anak, yang juga bisa memengaruhi kesehatan mental mereka.

Oleh karena itu--sejauh masih masuk akal, bersikap jujur dapat membantu anak untuk memahami kenyataan tentang bagaimana kehidupan mereka mungkin terdampak, tanpa merasa harus menanggung beban.

"Ini adalah manuver yang rumit, tetapi tetap mungkin untuk dilakukan," kata Amanda Morin, Wakil Presiden bidang pembelajaran dan pengetahuan di Jed Foundation--sebuah organisasi nirlaba kesehatan mental yang membantu kaum muda.

"Mampu bersikap tenang, dan menenangkan diri sebelum memulai percakapan sangatlah penting," kata Morin, yang juga memiliki keahlian dalam bidang perkembangan anak, psikologi, dan intervensi orangtua.

"Ada cara untuk melakukan percakapan yang otentik dan tulus serta jujur, tanpa merasa panik pada saat yang bersamaan."

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika berbicara dengan anak masalah PHK yang terjadi.

  • Anak-anak lebih tanggap daripada yang dikira

Meskipun orangtua menyembunyikan informasi soal kehilangan pekerjaan yang terjadi secara tiba-tiba, seorang anak dapat melihat adanya perubahan, entah itu pada rutinitas atau sikap orangtua.

"Anak-anak sangat terbiasa dengan rutinitas, sehingga ketika rutinitas tersebut berubah, mereka bisa merasakan perbedaan itu," kata Morin.

"Mereka akan bertanya-tanya karena anak-anak benar-benar mengamati orangtua mereka," sambung dia.

Oleh karena itu, anak-anak mungkin khawatir tentang apa yang tidak mereka ketahui, atau malah berasumsi ada sesuatu yang terjadi.

  • Berhenti sejenak sebelum memberi tahu semua

Berhenti sejenak sebelum memulai cerita akan membantu untuk mengelola tekanan emosional sebelum melibatkan anak-anak.

"Terkadang kita ingin segera memperbaiki masalah atau mencoba mencari cara agar tidak merasa buruk."

"Tetapi meluangkan waktu untuk berduka dan benar-benar merasakan kehilangan itu penting."

Demikian kata Dr. Sheehan Fisher, profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Northwestern University Feinberg School of Medicine, kepada Fortune.

"Ini hampir seperti kematian di mana kita harus membiarkan diri berduka, meskipun berduka itu sangat menyakitkan," sebut dia.

  • Ketahui tujuan

Sebelum mendudukkan anak-anak dan mendiskusikan perubahan yang terjadi dalam hidup, renungkanlah tujuan dan hasil yang diinginkan.

Bergantung pada preferensi yang ada, jenis situasi kehilangan pekerjaan, dan usia anak-anak, tujuan tentang bagaimana mengelola masalah PHK ini bersama keluarga akan berbeda.

Bagi orangtua yang memiliki anak yang lebih kecil, tujuannya mungkin untuk menjelaskan bagaimana rutinitas kita akan berubah, saat akan lebih sering berada di rumah.

Pertimbangkan untuk mengatakan sesuatu seperti, "Ayah akan berada di rumah untuk sementara waktu karena pekerjaan ayah telah berubah ... dan ayah akan mencari pekerjaan baru."

"Kita dapat melakukan apa yang perlu kita lakukan untuk membuat kita tetap aman dan terlindungi."

Untuk orangtua yang memiliki anak remaja, atau yang ingin berbagi dengan mereka alasan di balik tingkat stres mereka, pertimbangkan untuk menceritakan mengapa suasana hati kita berubah.

Pertimbangkan untuk mengatakan sesuatu seperti, "Ayah akan mencari tempat baru untuk bangun dan pergi bekerja, dan kamu mungkin melihat bahwa ayah sedikit cemas atau tidak senang tentang hal itu, tetapi itu tidak ada hubungannya dengan kamu," kata Morin.

Kita dapat menambahkan, "Ini berkaitan dengan perasaan ayah tentang apa yang terjadi, dan ayah akan melakukan segalanya untuk memastikan bahwa segala sesuatu tetap sama."

  • Tidak apa-apa untuk mengatakan 'tidak tahu'

Ketika menghadapi pertanyaan dari anak-anak tentang bagaimana sesuatu bisa berubah, Morin mengingatkan orangtua untuk tidak menghindari mengatakan "Saya tidak tahu."

"Bersikap sejujur mungkin tentang apa yang tidak kita ketahui lebih baik daripada terlalu banyak berjanji," kata dia.

Sebagai alternatif untuk menghindari pertanyaan, pertimbangkan untuk memberikan contoh spesifik tentang bagaimana pengangguran akan berdampak pada anak-anak.

Seperti -misalnya, bagaimana kita akan mengurangi pengeluaran atau harus bekerja pada jam yang berbeda untuk mempersiapkan diri menghadapi wawancara.

"Mengingatkan anak-anak bahwa kita melakukan yang terbaik dapat membuat anak-anak merasa tenang dengan situasi ini," tambah Morin.

Pertimbangkan untuk mengatakan sesuatu seperti, "Itu adalah tanggung jawab ayah untuk mencari tahu. Ayah melakukan yang terbaik yang ayah bisa untuk memastikan bahwa kita masih bisa membayar semua tagihan."

  • Bersikaplah rentan

Perasaan malu dapat muncul ketika seseorang kehilangan pekerjaan, bahkan jika seseorang adalah korban PHK massal, kata Morin.

Nah, mencontohkan emosi yang tepat dari orangtua dapat membantu anak-anak.

"Jika kita tidak mengatakan dengan lantang, 'Ayah kesal, ayah khawatir,' maka anak-anak mungkin akan merasa tidak enak karena memiliki perasaan itu sendiri," kata Morin.

  • Perbedaan antara privasi dan kerahasiaan

Orangtua juga harus memikirkan kepada siapa saja mereka ingin informasi tentang pengangguran dibagikan.

Tidak masalah untuk memberi tahu anak-anak bahwa ini adalah masalah yang lebih pribadi, tanpa mengharapkan mereka menyimpan rahasia di antara orang-orang yang mereka percayai.

  • Gunakan untuk mendiskusikan kekecewaan

Kegagalan akan menjadi bagian dari kehidupan setiap anak, namun seringkali, orangtua ingin melindungi anak-anak mereka dari perasaan kecewa.

Morin mengatakan, mengalami kekecewaan adalah kesempatan yang bagus untuk mencontohkan bagaimana rasanya bagi anak-anak.

Pertimbangkan untuk mengatakan, "Kamu tahu ketika kamu berusaha sangat keras dalam sesuatu, dan itu tidak berjalan seperti yang kamu harapkan? Itulah yang ayah rasakan saat ini."

"Perbedaan antara rasa malu dan rasa malu adalah ketika kita bisa mengatakan, 'Ayah merasa kecewa dengan hal ini. Ayah merasa tidak nyaman dengan hal ini,'" kata Morin.

"Tapi yang tidak boleh kita katakan kepada anak adalah, 'Dan ini adalah kesalahan ayah,' atau 'Ayah melakukan sesuatu yang salah."

Mungkin sulit untuk mencontohkan kekuatan ini di tengah-tengah emosi kita sendiri-dan sejujurnya, mungkin kita tidak benar-benar merasakannya, dan saat itulah dukungan dari orang lain menjadi sangat penting.

  • Carilah bantuan emosional

Tekanan pada orangtua untuk secara bersamaan menunjukkan kekuatan di tengah-tengah tekanan pribadi dan menunjukkan kerentanan memang sulit.

Penting bagi orangtua untuk memiliki saluran untuk meluapkan emosi dan frustrasi mereka dengan lebih bebas.

"Sangat penting bagi orangtua untuk menemukan sistem pendukung emosional mereka sendiri dari orang dewasa yang dapat mereka andalkan."

"Sebab, anak-anak akan membutuhkan dukungan, tetapi orangtua juga membutuhkan hl yang serupa," kata Morin.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/06/140208720/cara-bicara-kepada-anak-ketika-orangtua-jadi-korban-phk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke