Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Keseruan Lomba 17-an "Warga Brompton" di TMII

Dua ondel-ondel dengan sederet booth bertema Brompton -sepeda lipat asal Inggris, menyambut kedatangan ratusan pesepeda Brompton, yang pagi itu tampil berbeda.

"Kalo dilihat, bajunya bener-bener beragam, ada yang pake baju adat, ada yang pake seragam, ada yang pake kebaya, halo pagi tante."

Saat suara keras itu terdengar melalui loudspeaker, sedang melintas sekelompok pesepeda wanita yang mengenakan kebaya merah marun.

Mereka mengenakan celana putih, lengkap dengan perlengkapan helm, dan tentu saja sepeda Brompton yang berwarna-warni.

Lalu, tak jauh dari mereka, ada pula sekelompok Bromptoner -sebutan untuk pengguna Brompton, yang memakai seragam olahraga sekolah dasar berwarna hijau-kuning.

Ada pula yang kompak memakai seragam SD putih merah, baju pejuang 45, kostum tema Mario Bros, batik, dan beberapa tema lainnya.

Mereka datang berkelompok, karena memang ajang gowes Brompton Three Peaks 2023 ini mensyaratkan setiap kelompok terdiri dari lima orang.

Berdasarkan keterangan penyelenggara acara, acara tahunan yang untuk kedua kalinya digelar di Indonesia ini, diikuti oleh 135 peserta.

Ketika bendera start dikibarkan pada pukul 07.00, setiap kelompok harus bergegas menyelesaikan sembilan tantangan, di sembilan check point yang tersebar di kawasan TMII.

Rute dan pemilihan check point menjadi strategi dari masing-masing kelompok, untuk bisa mencatatkan diri sebagai kelompok tercepat yang menyelesaikan semua tantangan.

Acara tahunan yang kali ini mengambil nuansa khas perayaan hari Kemerdekaan RI. Sehingga tak heran jika di tiap check point, kelompok-kelompok tersebut harus bermain dalam keriaan khas pesta 17-an.

Ada ujian untuk menyebutkan nama-nama pahlawan dari foto yang dipegang penjaga pos, menari poco-poco, atau pun memecahkan kata sandi dengan pola tertentu.

"Ya udah, kita seru-seruan aja lah nih ya," kata Razi Hamied, salah satu peserta yang mendapati kelompoknya tersesat, meski sudah sempat memasang panduan jalan di Gmap.

Penentuan jalur memang berpengaruh besar bagi setiap kelompok untuk menyelesaikan race
dengan cut off time (COT) tiga jam ini.

"Bagi Brompton, makna kemerdekaan adalah tentang kebebasan yang melampaui batas-batas, merefleksikan semangat Creating Urban Freedom for Happier Lives," sebut Kevin Wijaya, Country Manager Brompton, yang juga hadir dalam acara ini.

Lebih dari sekadar merayakan hari kemerdekaan, kata Kevin, Brompton memaknai peringatan ini lebih dalam melalui semangat yang mendorong individu untuk meraih kemerdekaan pribadi, dalam menciptakan kehidupan yang lebih dinamis dan bahagia.

"Merdeka untuk berkreasi, memilih jalan hidup, dan menghargai keanekaragaman dalam perjalanan yang dijalani," sebut Kevin.


Inilah yang lantas menjadi sejalan dengan semangat Brompton, "All Together Different" yang menjadi tema acara gowes berkelompok ini, yang terinspirasi dari semboyan "Bhinneka Tunggal Ika."

Acara ini juga digelar bersamaan dengan tur dari The One Millionth Brompton ke 18 kota di dunia.

Di setiap kota yang dilewati oleh One Millionth Brompton, bakal ditandai dengan stiker-stiker yang ditempelkan pada rangka sepeda.

London, Milan, Paris, Munich adalah beberapa kota sebelum akhirnya mendarat di China sebagai negara Asia pertama.

Kemudian sepeda ini dibawa ke Hong Kong, Singapura, dan Jepang, sampai akhirnya ke Jakarta, sebelum nantinya ke Seoul.

Menurut Kevin, perjalanan tur One Millionth Brompton ini dilakukan karena Brompton menginginkan sepeda bersejarah ini dapat dinikmati oleh komunitas global Brompton.

"Sebab, mereka-lah yang telah membawa Brompton mencapai pencapaian bersejarah ini, serta membawa harapan ingin melibatkan pemakai Brompton dari seluruh dunia dalam perayaan ini," kata Kevin. 

Saat sinar matahari sudah mulai terasa terik, satu per satu kelompok kembali mulai memasuki garis finish, dan mengakhiri perlombaan.

Di ajang ini, tak cuma tim tercepat yang mendapatkan hadiah berupa undangan mengunjungi pabrik Brompton di Inggris, tapi juga tim dengan foto terbaik, tim dengan kostum terbaik, dan juara lomba melipat Brompton.

"Hadiahnya adalah undangan untuk bisa datang mengunjungi pabrik Brompton di Inggris, melihat ke sana. Tapi tidak termasuk tiket pesawatnya ya," seru Kevin disambut derai tawa para peserta.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/14/083215820/melihat-keseruan-lomba-17-an-warga-brompton-di-tmii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke