Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melamar Pekerjaan di Perusahaan yang Aktif PHK, Untung atau Buntung?

KOMPAS.com - Kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) yang marak kita dengar belakangan ini bisa membuat para pencari kerja kehilangan motivasi dalam meniti karier.

Keputusan melamar pekerjaan di perusahaan yang aktif PHK karyawan memang memicu dilema tersendiri.

Ketika melihat lowongan kerja yang ada, mungkin kita masih berharap bisa melihat peluang karier yang bagus untuk dapat berkembang. Tetapi di sisi lain, ada rasa khawatir kalau PHK itu menimpa kita di kemudian hari.

Lalu, apakah melamar pekerjaan di perusahaan yang aktif PHK karyawan bisa jadi pilihan menguntungkan atau malah buntung?

Melansir laman Yahoo Finance, jawabannya tergantung dari perusahaan, alasan PHK dan keputusan yang kita ambil.

Berpikir dua kali untuk melamar jadi pilihan tepat

Berpikir dua kali untuk melamar di perusahaan yang aktif PHK karyawan bisa menjadi langkah yang tepat.

Pasalnya, perusahaan yang melakukan PHK karyawan biasanya menunjukkan indikasi bahwa mereka sedang mengalami kesulitan keuangan atau merestrukturisasi operasionalnya.

"Dalam situasi seperti itu, perusahaan cenderung lebih fokus pada pemangkasan biaya dan merampingkan tenaga kerja yang ada daripada memperluas tenaga kerjanya,"

Demikian kata Shirley Borg, kepala divisi sumber daya manusia di Energy Casino.

Sehingga, mencari tahu lebih dalam alasan di balik pemangkasan karyawan dapat membantu kita lebih memahami situasi jika memang kita bergabung di perusahaan itu nantinya.

Bukan tempat ideal untuk pertumbuhan karier

Namun, yang menjadi masalah bukan pengurangan tenaga kerja, tetapi dampak kesehatan mental pada pekerja yang tersisa.

Keputusan melamar pekerjaan di perusahaan yang aktif PHK karyawan bisa jadi kabar buruk ketika kita tidak memiliki pengalaman kerja yang memadai.

Sebab, kata Borg, PHK dapat memengaruhi sisi psikologis para pekerja yang tersisa, sehingga dapat mengarah pada penurunan moral karyawan hingga penurunan produktivitas.

"Ini bukan lingkungan di mana karyawan baru dapat berkembang. (Setelah PHK), perusahaan mungkin kesulitan mengintegrasikan mereka (karyawan baru) secara efektif ke dalam tim yang sudah ada," katanya.

Sementara itu, PHK biasanya juga menargetkan atau melakukan pemangkasan karyawan baru.

Ketika baru bergabung, lalu perusahan dalam keadaan belum stabil, bisa jadi kita yang akan menjadi target pemangkasan selanjutnya.

"Para pemula biasanya yang pertama dipangkas," lanjut dia.

Alasan di balik PHK karyawan

Alasan di balik PHK karyawan di perusahaan incaran dapat kita jadikan bahan pertimbangan untuk melamar pekerjaan di sana atau tidak.

"Meski ada indikasi ketidakstabilan keuangan, tapi penting untuk diingat, hal itu bukan berarti perusahaan berada di ambang kehancuran,"

Begitu kata Kimberley Tyler-Smith, eksekutif di platform teknologi karier, Resume Worded.

Bagi perusahaan, PHK merupakan bagian dari pasang surut siklus bisnis, bahkan untuk perusahaan yang sehat sekali pun.

Terutama saat kita berurusan dengan perusahaan besar. Segera cari tahu apakah pemangkasan karyawan hanya sebatas pada divisi tertentu atau memang dilakukan secara ekstrem di setiap divisi.

Salah satu alasan yang dapat dipertimbangkan adalah di saat perusahaan mengalihkan fokusnya untuk pengembangan bisnis yang berbeda.

Hal itu bisa kita jadikan alasan untuk bisa bergabung dan mengisi peluang tersebut.

"Misalnya, perusahaan itu memberhentikan karyawan di satu departemen sambil secara aktif merekrut untuk departemen lain yang mengalami pertumbuhan bisnis,"

"Dalam banyak kasus, PHK merupakan langkah strategis untuk merampingkan operasi, memangkas biaya dan memposisikan perusahaan untuk kesuksesan jangka panjang," kata Tyler-Smith.

Dalam hal ini, mungkin ada baiknya melamar ke perusahaan tersebut, terutama jika mereka aktif merekrut.

Tapi sebelum melakukannya, lebih baik riset dan kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang perusahaan dan situasinya saat ini.

PHK membuka peluang bagus untuk pekerja di level awal

Mereka yang baru saja memasuki dunia kerja, yang ingin mengubah karier atau ingin memulai perjalanan kariernya, riwayat PHK perusahaan sebaiknya jangan dijadikan tanda peringatan, melainkan peluang.

"Banyak perusahaan yang melakukan PHK juga membuka posisi baru karena gaji yang lebih murah untuk pekerjaan yang baru dibuka," kata Steven Mostyn, kepala sumber daya manusia di Management.org.

Sebab, secara umum, PHK dilakukan untuk membuka posisi baru sehingga lowongan yang ada di perusahaan tersebut dapat menjadi peluang menarik bagi pekerja baru untuk memulai perjalanan karier.

Pilihan ada di tangan kita

Beberapa hal di atas mungkin dapat dijadikan pertimbangan saat ingin melamar pekerjaan di perusahaan yang aktif melakukan PHK.

Tetapi pada dasarnya, semua keputusan ada di tangan kita.

Lakukan riset sebanyak mungkin untuk mencari lebih banyak informasi tentang perusahaan untuk mendasari keputusan kita nantinya.

Jika kita hanya menginginkan perusahaan tersebut sebagai batu loncatan untuk memulai karier atau sekadar mengisi pengalaman baru di curriculum vitae (CV), maka melamar pekerjaan di perusahaan tersebut bisa jadi pilihan.

Tetapi menurut Gaye Weintraub, seorang konselor karier dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, bagi kandidat yang melamar karena butuh pekerjaan jangka panjang atau ingin memulai karier, sebaiknya memilih perusahaan lain yang lebih stabil.

"Tidak ada salahnya untuk melamar, tetapi mengapa menghabiskan waktu melakukannya ketika ada yang lain, perusahaan yang lebih stabil?" tandasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/14/194735820/melamar-pekerjaan-di-perusahaan-yang-aktif-phk-untung-atau-buntung

Terkini Lainnya

Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com