Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hubungan antara Diabetes dan Konsumsi Gula: Fakta yang Perlu Diketahui

KOMPAS.com - Diabetes dan gula adalah dua kata yang kerap kita dengar dalam satu topik yang sama sampai kita bertanya-tanya, apakah mengonsumsi gula terlalu banyak dapat menyebabkan diabetes?

Memang diabetes ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi, dan ini menjadi alasan dari pertanyaan di atas.

Namun penelitian menunjukkan bahwa gula hanya sebagian faktor saja karena ada sebab lain yang juga sangat berpengaruh.

Pada intinya diabetes dibagi menjadi tipe 1 dan tipe 2. Dikatakan bahwa tipe 2 adalah varian paling umum, dibandingkan dengan tipe 1, yang ditemukan pada 90 persen populasi dunia.

Tapi sebenarnya apa arti diabetes tipe 1 dan tipe 2?

Diabetes tipe 1 umumnya timbul karena kekebalan tubuh yang menyerang pankreas hingga berhenti memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan oleh kurangnya produksi insulin dalam tubuh karena tubuh memunculkan penolakan atau gagal memproses insulin yang diproduksi.

Menurut penjelasan studi National Library of Medicine (NLM) tahun 2010, saat kita makan, gula memasuki usus kecil yang kemudian diserap ke dalam darah.

Ketika pankreas mendeteksi tingkat gula darah yang tinggi, maka pankreas akan memproduksi insulin yang mengarahkan gula darah ke sel-sel tubuh untuk diubah menjadi energi, dan sisanya disimpan di hati setelah diubah menjadi glukosa darah atau disimpan sebagai lemak.

Berdasarkan penelitian tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal Prancis, La Presse médicale, kandungan gula dari para penderita diabetes tetap berada dalam aliran darah sehingga kadar gula darah menjadi sangat tinggi, membuat jantung dan ginjal berisiko.

Lalu apa penyebab diabetes?

Kadar glukosa atau gula puasa pada individu sehat yang sedang berpuasa seharusnya berkisar 80–130 mg/dL dan lebih rendah dari 180 mg/dL sekitar dua jam setelah makan. Angka yang lebih tinggi dari itu merupakan indikasi diabetes.

Sebanyak 90 persen kasus diabetes tipe 2 terjadi karena kebiasaan makan yang buruk dan masalah gaya hidup, berdasarkan sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan di The Lancet.

Sebaliknya, diabetes tipe 1 adalah kondisi langka karena faktor genetik yang hanya menyerang 5 hingga 10 persen orang. Selain itu, terdapat juga diabetes gestasional yang hanya terjadi selama kehamilan pada beberapa wanita.

Hubungan konsumsi gula dengan diabetes

Setelah mengetahui tentang diabetes, kita mungkin beranjak ke pertanyaan awal, apakah makan terlalu banyak gula menyebabkan diabetes?

Salah satu bukti kuat dari korelasi kedua hal ini adalah laporan yang diterbitkan dalam BMC Health Services Journal pada tahun 2014, yang menyebutkan bahwa negara-negara dengan tingkat konsumsi gula tinggi memiliki peningkatan jumlah pasien diabetes dibandingkan dengan negara-negara yang konsumsi gulanya rendah.

Sebuah studi lain tahun 2015 di National Library of Medicine menunjuk minuman manis seperti minuman ringan, jus kaleng, dan lainnya sebagai penyebab peningkatan risiko diabetes pada manusia.

Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology menetapkan bahwa kadar gula berlebihan memberikan tekanan pada hati sehingga menyebabkan peradangan dan penolakan terhadap insulin.

Jadi, apakah kita harus menghindari gula?

Menurut rekomendasi WHO, kita tetap bisa mengkonsumsi gula, namun sebaiknya dibatasi hanya 10 persen dari kebutuhan total kalori seseorang dalam sehari, karena peningkatan gula dapat menimbulkan rasa lapar palsu yang membuat seseorang makan lebih banyak dari yang dibutuhkan.

The British Journal of Nutrition pun menjelaskan dalam penelitian tahun 2011 bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Gula alami vs. pemanis buatan sebagai pengganti gula

Buah dan sayuran segar menawarkan sumber gula paling yang lebih sehat bagi tubuh kita. Mengonsumsi buah-buahan segar dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2 sebesar 13%, sebagaimana dinyatakan dalam studi tahun 2015 dari NLM.

Prioritaskan buah utuh dibandingkan jus, karena jus mengandung lebih banyak gula dan lebih sedikit serat esensial.

Gantikan gula pasir dan gula olahan seperti sirup jagung dan sirup maple dengan pilihan alami seperti gula agave, tebu, kurma, atau gula kelapa. Namun konsumsinya tetap tidak boleh melebihi batas 10%. Perhatikan juga konsumsi produk gula buatan, yang dapat menyebabkan resistensi insulin meskipun diklaim tanpa gula.

Kesimpulan

Jadi jawaban atas pertanyaan apakah makan terlalu banyak gula menyebabkan diabetes adalah benar, namun itu bukan satu-satunya penyebab. Pasalnya banyak juga makanan lain yang menagndung gula. Bahkan karbohidrat pun akan diolah menjadingula.

Memilih pola makan sehat adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko diabetes. Melakukan perubahan gaya hidup seperti rutin berolahraga, menghindari merokok dan stres dapat membantu melawan peningkatan risiko diabetes dan mengatur kadar gula darah.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/24/092817420/hubungan-antara-diabetes-dan-konsumsi-gula-fakta-yang-perlu-diketahui

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke