Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejauh Mata Memandang Luncurkan Denim Ramah Lingkungan

Dalam ajang pekan mode terbesar di Indonesia, Jakarta Fashion Week (JFW) 2024, jenama lokal ini pun menampilkan koleksi terbarunya yang terbuat dari denim ramah lingkungan.

Ada pun koleksi bertajuk "Tarum" ini diambil dari nama tumbuhan indigo (Indigofera tinctoria) yang menghasilkan warna biru, yang mendominasi koleksi denim tersebut.

Menurut Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto, terdapat empat jenis benang yang digunakan dalam pembuatan denim koleksi Tarum.

Di antaranya, ada benang daur ulang (recycled yarn), benang katun yang dipintal secara manual dengan tangan (handspun yarn), serta dua benang katun yang masing-masing diwarnai menggunakan tumbuhan tarum yang menghasilkan rona kebiruan dan juga kayu secang yang secara manis menghasilkan warna coklat kemerahan.

"Benang-benang ini kemudian ditenun menjadi kain denim menggunakan teknik penenunan tangan (handwoven) yang ditandai dengan adanya jahitan garis benang merah selvedge."

Demikian penuturan Chitra, ketika ditemui di acara exclusive media gathering peluncuran koleksi terbaru Sejauh Mata Memandang untuk JWF 2024 di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

"Keseluruhan proses pemintalan benang, pewarnaan benang, dan penenunan ini dilakukan oleh mitra perajin kami di beberapa tempat di Jawa Tengah," terangnya.

Selain itu, benang daur ulang yang dipakai untuk koleksi Tarum juga diperoleh dari program pengumpulan pakaian bekas tidak layak pakai, yang dilakukan oleh SMM bersama EcoTouch.

"Program ini berjalan sejak tahun 2021 lalu, dan sampai bulan Agustus 2023 telah terkumpul 23,8 ton pakaian yang kemudian diproses oleh EcoTouch di Bandung," lanjut Chitra.

Membawa unsur budaya Indonesia

Masih dengan ciri khasnya, Sejauh Mata Memandang secara konsisten menghadirkan koleksi denim yang dibalut dengan unsur budaya Indonesia, yang didominasi oleh tenun.

Selain kebaya, terdapat pula sarung, kutang, celana, kemeja, hingga jaket yang sebagian ditambahkan aksen motif Sejauh Mata Memandang dan sentuhan renda katun yang apik.

Sejumlah patchwork kain perca dari koleksi Daur (upcycle) juga tampak menghiasi beberapa busana yang diluncurkan.

"Saya sudah lama tertarik untuk mengeksplorasi denim, namun terkendala dengan proses yang pada umumnya menggunakan banyak air dan energi sehingga kurang ramah lingkungan," ungkap Chitra.

"Saya dan tim berdiskusi dengan para mitra penenun, kemudian kami bersama-sama mengeksplorasi denim yang positif bagi alam (nature positive)," katanya.

Dalam proses pembuatan denim ramah lingkungan ini, Sejauh Mata Memandang bekerja sama dengan Bapak Mugi, salah satu mitra penenun di kota Pekalongan.

Untuk koleksi ini, Pak Mugi memproduksi 40 meter kain denim, di mana sebelum proses penenunan dimulai, sejumlah tahap persiapan perlu dilakukan, antara lain menggulung benang, mewarnai, menghani, dan pencucukan yang keseluruhan prosesnya memakan waktu 12 hari.

Kemudian masuk ke proses penenunan, pencucian dan pengeringan selama dua hari, serta satu hari tambahan untuk proses pengendalian mutu.

"Untuk proses pewarnaan benang, kami menggunakan pewarna alami dengan teknik pencelupan tangan (hand-dye) sebanyak 14 kali, menggunakan satu liter air untuk tahap pewarnaan dan satu liter air untuk tahap pencucian," jelas Pak Mugi.

"Cairan pewarna nabati dan air cucian ini bisa digunakan berulang-ulang sampai habis sehingga tidak menyisakan limbah," imbuhnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/26/200248220/sejauh-mata-memandang-luncurkan-denim-ramah-lingkungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke