Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menjadi Remaja Cerdas secara Spiritual

Selama ini kecerdasan manusia kerap diukur dan dinilai dari aspek intelektual saja. Padahal selain kecerdasan intelektual, masih ada kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

Lalu apa itu kecerdasan spiritual dan bagaimana kaum remaja bisa menjadi orang yang cerdas secara spiritual?

Kecerdasan adalah suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu (Walters & Gardner, 2005).

Alfred Binet (dalam Safaria, 2005) menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan mengarahkan pikiran maupun tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila dituntut demikian, dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.

Pada umumnya kecerdasan dapat dilihat dari kesanggupan seseorang dalam bersikap dan berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan di luar dirinya yang biasa maupun baru.

Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna kehidupan, nilai-nilai, dan keutuhan diri, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

Sementara Sinetar dan Khavari (dalam Suyanto, 2006) menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual merupakan pikiran yang mendapat inspirasi, dorongan, dan efektivitas yang terinspirasi dari penghayatan ketuhanan di mana kita menjadi bagian di dalamnya.

Kecerdasan spiritual yang sejati merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, tidak saja terhadap manusia, tetapi juga dihadapan Tuhan.

Mengapa kaum remaja membutuhkan kecerdasan spiritual dalam hidupnya selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional?

Dengan kecerdasan intelektual seseorang dimampukan untuk menggunakan nalar dan pikirannya. Melalui kecerdasan intelektual seseorang mampu membahas dan memahami persoalan-persoalan rumit dalam ilmu pengetahuan.

Sementara kecerdasan emosional digunakan untuk mengelola emosi dan perasaannya.

Lalu, kecerdasan spiritual menolong seseorang memahami kehidupannya dan mengolah hidup spiritual atau kehidupan rohaninya.

Nilai-nilai spiritual yang umum mencakup antara lain kebenaran, kejujuran, kesederhanaan, kepedulian, kerja sama, kebebasan, kedamaian, cinta, pengertian, amal baik, tanggung jawab, tenggang rasa, integritas, rasa percaya, kebersihan hati, kerendahan hati, kesetiaan, kecermatan, kemuliaan, keberanian, kesatuan, rasa syukur, humor, ketekunan, kesabaran, keadilan, persamaan, keseimbangan, ikhlas, hikmah, dan keteguhan (Suyanto, 2006).

Robert A. Emmons (dalam Saifullah, 2005) menjelaskan, karakteristik orang yang cerdas secara spiritual, pertama, memiliki kesadaran diri yang mendalam dan intuisi tajam. Kedua, memiliki pandangan luas terhadap dunia dan alam.

Ketiga, memiliki moral tinggi dan kecenderungan merasa gembira. Seseorang memiliki moral tinggi, mampu memahami nilai-nilai kasih sayang, cinta, penghargaan kepada orang lain, senang berinteraksi, cenderung selalu merasa gembira dan membuat orang lain gembira.

Keempat, memiliki pemahaman tentang tujuan hidupnya. Seseorang dapat merasakan arah nasibnya, melihat berbagai kemungkinan, seperti cita-cita yang suci di antara hal-hal yang biasa.

Kelima, memiliki keinginan untuk selalu menolong orang lain, menunjukkan rasa kasih sayang terhadap orang lain, dan pada umumnya memiliki kecenderungan untuk mementingkan kepentingan orang lain.

Keenam, memiliki pandangan pragmatis dan efisien tentang realitas. Seseorang memiliki kemampuan untuk bertindak realistis, mampu melihat situasi sekitar, dan mau peduli dengan kesulitan orang lain.

Ketujuh, kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan material.

Lalu apa saja hal yang bisa dilakukan agar para remaja memiliki kecerdasan spiritual yang memadai?

Ada beberapa cara untuk melatih kecerdasan spiritual. Pertama, selalu menghadirkan kekuatan spiritual tertinggi atau Tuhan.

Apa pun jenis keyakinannya, selalu hadirkan hal itu dalam banyak hal. Dengan menghadirkan nilai-nilai ketuhanan, remaja akan lebih memiliki kontrol baik terkait hal-hal yang dilarang.

Kedua, sering mengikuti aktivitas sosial apa pun jenisnya. Misalnya, dengan mengikuti acara santunan ke panti asuhan atau sekadar kerja bakti untuk membersihkan lingkungan.

Ketiga, selalu membuka diri terhadap perubahan. Terkadang apa yang tidak dipahami sebelumnya oleh para remaja adalah suatu yang penting.

Meski kaum remaja dianjurkan membuka diri, mereka tetap harus mau menyaring semuanya dengan baik.

Keempat, berusaha melakukan kebaikan meski hal itu sangat kecil dampaknya. Misal, remaja membantu seseorang yang membutuhkan dengan tenaganya. Selama masih bisa dan mampu, kaum remaja bisa melakukannya pada orang lain.

Kelima, melakukan kegiatan amal merupakan salah satu cara di mana kaum remaja bisa bertemu dengan orang-orang yang sepaham.

Di sini, para remaja akan mendapatkan lebih banyak pengalaman baik dari rekan sesama relawan maupun orang-orang yang mereka bantu.

Keenam, mau terbuka dan menerima perbedaan. Ketujuh, sering merefleksikan diri untuk lebih memahami hidup.

Kedelapan, bersedia melakukan kebaikan, baik terhadap orang-orang yang dikenal maupun tidak.

Dengan melakukan semua ini, lambat laun kaum remaja mampu meningkatkan kecerdasan spiritualnya. Selamat mencoba.

*Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/02/04/093000620/menjadi-remaja-cerdas-secara-spiritual-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke