Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Video Viral Bocah Menangis Kelaparan, Ketahui Dampak Buruk Kebutuhan Pangan Anak Tak Terpenuhi

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, viral video yang menunjukkan seorang anak kecil bernama Gibran (7) yang menangis meminta makan karena lapar. Video yang diambil di Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tersebut ramai dibicarakan di media sosial. 

Ironisnya, bukannya memberi makan Gibran, sang ibu justru menyiram anaknya dengan air. Dikutip dari Kompas.com (7/5/2024), Kades Rawa Panjang Muhammad Agus mengklarifikasi video tersebut. 

Agus membantah narasi yang menyebutkan bahwa sang ibu tidak memberi makan anaknya. Ia menegaskan, kedua orangtua tersebut mampu dan selalu memberi makan ketiga anaknya, termasuk Gibran. 

"Soal viral si Gibran kelaparan tidak diberi makan, yang saya dapat dari keluarganya itu mah enggak ada. Jadi pada hari itu mungkin (si ibunya) belum sempat masak, anaknya (Gibran) sudah minta makan," ujar Agus, dikutip dari Kompas.com. 

Usai video terbut viral, UPT Kementerian Sosial (Kemensos) telah mengunjungi keluarga Gibran dan memberikan bantuan pangan serta nutrisi. 

Terlepas dari kejadian viral tersebut, orangtua wajib mengetahui dampak buruk kelaparan (hunger) pada anak karena tidak terpenuhi kebutuhan pangan. 

Berikut sejumlah dampak kelaparan pada anak yang perlu diwaspadai seperti disampaikan psikolog, serta sumber riset Hunger: Its Impact on Children’s Health and Mental Health yang dipublikasikan dalam Jurnal American Academy of Pediatrics (AAP), Feeding America.org, dan Kementerian Kesehatan. 

1. Kehilangan rasa percaya diri dan rasa aman 

Psikolog Samanta Elsener mengungkapkan, kelaparan dapat menyebabkan anak-anak merasa tidak percaya diri serta kehilangan rasa aman. Kedua perasaan negatif tersebut dikhawatirkan dapat menganggu perkembangan anak. 

“Anak yang tidak terpenuhi kebutuhan pangannya akan berdampak pada perasaan pengabaian dari orangtua, kehilangan rasa percaya, dan rasa aman sebagai anak,” tuturnya saat dikonfirmasi Kompas.com, dikutip pada Senin (13/5/2024). 

Terlebih, lanjutnya, jika anak justru menerima bentakan dari orangtua. Selain merasa diabaikan oleh orangtuanya, bentakan tersebut dikhawatirkan dapat mempengaruhi kondisi mentalnya. 

“Jika bentakan terjadi sehari-hari dapat berakibat pada kondisi mental anak, bisa meningkatkan risiko kecemasan, depresi, trauma atau low self-esteem,” imbuhnya. 

2. Ganggu kesehatan anak 

Dilansir dari Feeding America.org, kelaparan dan kesehatan mempunyai hubungan yang sangat erat. Anak-anak mengalami kelaparan cenderung memiliki kesehatan yang buruk dan rentan terkena penyakit seperti asma dan anemia.

Kondisi ini tentunya berdampak buruk pada perkembangan fisik mereka. Terlebih, usia anak-anak merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang pesat. 

Sementara, orang dewasa yang mengalami kelaparan berisiko memiliki kesehatan buruk serta penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung. 

3. Ganggu perkembangan mental 

Selain mengganggu kesehatan anak, kelaparan juga berdampak buruk pada mental. Masih dari sumber Feeding America.org, kurangnya asupan makanan berdampak serius terhadap kesehatan fisik dan mental anak. 

Kondisi tersebut juga akan mempengaruhi prestasi akademis anak-anak di sekolah.  Penelitian menunjukkan hubungan antara kelaparan dan keterlambatan perkembangan pada anak kecil. 

Anak-anak yang kelaparan cenderung mengalami masalah perilaku seperti hiperaktif, kecemasan, dan agresif, khususnya pada anak usia sekolah. 

4. Memicu rasa cemas hingga depresi 

Tingkat kelaparan parah pada anak juga terkait dengan rasa cemas dan depresi pada anak-anak usia sekolah. Informasi tersebut dilaporkan dalam riset Hunger: Its Impact on Children’s Health and Mental Health dalam Jurnal American Academy of Pediatrics. 

Dalam riset itu, anak-anak usia sekolah dengan kelaparan parah, mempunyai skor kecemasan lebih dari dua kali lipat dibandingkan anak-anak yang tidak kelaparan. 

Selain itu, anak-anak tersebut mengalami penyakit kronis yang jauh lebih tinggi dan masalah perilaku, apabila dibandingkan dengan anak-anak yang tidak kelaparan.

5. Gizi buruk 

Kelaparan tentunya berdampak pada gizi buruk atau stunting. Dilansir dari Kementerian Kesehatan, stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. 

Pada umumnya, stunting disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.

Selain menghambat pertumbuhan anak, stunting juga kerap menyebabkan perkembangan otak tidak maksimal. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuan mental dan kemampuan akademis anak. 

Dalam jangka panjang, stunting dapat memicu kondisi buruk lain seperti risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/05/13/114500620/video-viral-bocah-menangis-kelaparan-ketahui-dampak-buruk-kebutuhan-pangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke