TANGERANG, KOMPAS.com – Salah satu fase pertumbuhan anak yang dinantikan adalah fase merangkak. Saat anak bisa merangkak, ayah dan ibu dapat bernafas lega karena besar peluang anak tidak ada masalah dengan berjalan.
Untuk mencapai fase tersebut, psikolog di Mykidz Clinic Gloria Siagian M.Psi. mengatakan, orangtua wajib memberikan stimulasi fisik pada bayi.
“Stimulasi fisik memang yang harus dikembangkan untuk anak bayi, dimulai dari membiarkan anak untuk tengkurap,” ujar dia di Gramedia World BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, beberapa waktu lalu.
Mulai dari tummy time
Tengkurap, juga dikenal dengan tummy time. Ini adalah fase ketika anak diajarkan cara untuk berbaring pada perutnya.
Sebab, akan ada fase ketika bayi secara tidak sadar berbalik badan dan tengkurap saat sedang tidur.
Apabila bayi sudah mahir tummy time, tentunya pelatihan harus diperhatikan oleh ayah dan ibu, orangtua tidak perlu khawatir ketika mereka tidur tengkurap.
"Itu (tummy time) juga untuk membantu dia belajar mengangkat kepala,” tutur Gloria.
Disadur dari situs resmi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Ditjen Yankes Kemenkes RI), tummy time juga membantu mengembangkan motorik bayi.
Ditambah lagi, tummy time merangsang kemampuan bayi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Ia secara alamiah akan belajar melakukan koordinasi pada paha.
Terkait kepala, bayi tidak hanya belajar mengangkatnya, tetapi juga mengontrol geraknya.
Ia akan mulai menengok ke kanan dan ke kiri, serta ke atas dan ke bawah. Pada saat yang sama, otot leher dan bahunya juga terlatih.
Belajar merangkak
Gloria mengatakan, tummy time membekali anak dengan kemampuan awal untuk belajar merangkak karena tubuhnya mulai bisa saling berkoordinasi.
“Dengan merangkak, dia melatih dan membekali diri untuk nantinya saat sekolah,” ucap dia.
Ketika bersekolah, anak akan melakukan beragam kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, melompat, melempar, memberikan dan mengambil sesuatu, serta menerima sesuatu.
Dalam fase merangkak, anak dilatih dalam aspek keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan.
Sebab, perkembangan otot-otot besar dan kecil dalam fase ini juga dilatih. Anak yang sering merangkak dapat mengembangkan gerak motoriknya.
“Mulainya dari latihan merangkak. Merangkak, merambat, dan berjalan. Ada yang anaknya tidak berjalan, tapi langsung berlari. Hati-hati karena harus berjalan dulu, baru latihan berlari,” terang Gloria.
Dengan kata lain, anak harus menjalani fase-fase tertentu alih-alih melewati satu atau dua fase karena ini berdampak pada kemahiran anak dalam menggerakkan tubuhnya saat dewasa nanti.
https://lifestyle.kompas.com/read/2024/08/06/111449620/simak-tahap-stimulasi-fisik-pada-bayi-sebelum-merangkak