Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Bau Badan Bisa Menunjukkan Status Sosial?

KOMPAS.com - Tak ada orang yang mau memiliki bau badan. Selain terkesan jorok, dalam sejarahnya ternyata bau badan juga dikaitkan dengan kelas sosial.

“Di zaman modern, beraroma ‘segar’ sering dikaitkan dengan gaya hidup kelas atas, sebab artinya ia memiliki akses pada parfum, serta menikmati privilese kebersihan dan pergantian pakaian,” jelas Dr. Alicia Zalka, dokter kulit bersertifikat, sekaligus pendiri Surface Deep, merek kesehatan kulit dan pencegahan bau badan.

Ia menjelaskan, sebelum adanya sistem perpipaan modern yang memungkinkan mandi atau berendam menjadi rutinitas harian, parfum dan bedak digunakan untuk menyamarkan bau badan. Di era tersebut, mandi dengan air hangat yang bersih bukanlah sesuatu yang mudah didapat.

“Kala itu, hanya bangsawan dan individu terkaya yang mampu menikmati kemewahan beraroma harum, sehingga ketiadaan bau badan pun identik dengan privilese dan status sosial,” paparnya.

Aroma badan yang berbeda

Kita semua memiliki preferensi aroma yang berbeda, dan perbedaan budaya seputar bau badan juga perlu dipertimbangkan. Namun, musk adalah contoh menarik tentang bagaimana kita dapat memutarbalikkan persepsi kita.

Bau badan sering kali digambarkan dengan istilah musky. Dari sisi penciuman, musk sebenarnya adalah aroma hewani paling dasar, sesuatu yang bisa bikin kita merasa jijik. 

Tapi anehnya, musk justru jadi bahan favorit di banyak parfum mewah, seperti Maison Margiela Replica Lazy Sunday Morning, Le Labo’s Another 13, atau Tom Ford White Suede Eau de Parfum.

Dulu, musk diperoleh langsung dari kelenjar rusa jantan, hingga akhirnya dianggap tidak etis. Kini, musk yang kita temukan di parfum adalah versi sintetisnya. Karakteristik aromanya sering dideskripsikan sebagai sensual, hangat, earthy, dan woody. Bahkan musk kerap dimasukkan ke kategori pheromone cologne, wewangian yang dipercaya mengandung feromon sintetis atau alami.

“Ini senyawa yang mirip hormon untuk memicu respons fisiologis. Intinya orang pakai wewangian jenis ini biar makin menarik,” jelas Dr. Zalka.

Kapan musk mulai dianggap seksi?

Untuk menjawabnya, kita perlu melihat konteks sosial. Aroma bukan sekadar soal wangi, tapi juga sinyal non-verbal tentang bagaimana kita merawat diri.

“Mematuhi praktik kebersihan dasar seperti mandi, mengenakan pakaian bersih, dan pencegahan bau badan adalah bagian dari norma sosial kita,” ujar Julia Childs, pekerja sosial klinis berlisensi di Los Angeles, kepada HuffPost. 

“Ini adalah cara kita memberi sinyal kepada dunia bahwa kita berfungsi pada tingkat dasar.”

Ilmu pengetahuan pun ikut mendukung. Studi tahun 2021 dari National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa bau badan berfungsi sebagai sinyal komunikasi sosial. 

Ilja Croijmans, psikolog Belanda dan salah satu penulis studi tersebut, menyebutnya sebagai isyarat non-verbal penting tentang bagaimana kita menampilkan diri di depan umum.

Selain itu, ada bukti ilmiah yang menemukan bahwa individu dengan rasa percaya diri tinggi cenderung memiliki aroma alami yang lebih baik dibandingkan mereka dengan harga diri lebih rendah.

Faktor biologis dalam bau badan

“Bau yang terbentuk di kulit manusia dipengaruhi oleh bakteri yang berinteraksi dengan keringat kita,” jelas Dr. Kristina Collins, dokter kulit bersertifikat lulusan Harvard. 

“Ada juga aroma lain yang dipengaruhi oleh pola makan dan kondisi emosional, yang ikut dilepaskan melalui keringat. Orang lain bisa saja menyadarinya.”

Bahkan sebuah studi NIH tahun 2013 mencatat bahwa keringat saat cemas memiliki aroma berbeda dibandingkan keringat dalam kondisi normal.

Menurut Zalka, bau badan seseorang sama uniknya dengan indra penciuman dan persepsi penciumannya, yang berarti bau badan berada di area abu-abu sosial. 

Meskipun ia mengatakan mungkin tak ada orang yang sakit karena mencium bau badan orang lain yang menyengat, kompleksitas sistem penciuman menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin sangat peka terhadap bau badan.

"Tidak mempertimbangkan bagaimana aroma tubuh kita bisa memengaruhi orang lain adalah sesuatu yang saya anggap sebagai pelanggaran batas," kata Childs. 

Jika kita tak ingin orang lain memaksa kita harus menggunakan wewangian dengan aroma apa, maka kita juga tak boleh memaksakan orang lain menerima aroma tubuh kita.

Pada akhirnya, bau badan bukan hanya soal aroma, tapi juga cara kita menghargai diri sendiri dan orang lain. Sejarah mungkin menjadikannya simbol status dan kebersihan, namun di era modern, menjaga tubuh tetap segar adalah bagian dari etika sosial sehari-hari. Jadi, jangan biarkan bau badan menghalangi kesan baik orang terhadap kita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/08/22/123100920/kenapa-bau-badan-bisa-menunjukkan-status-sosial

Terkini Lainnya

Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com