Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Loyo di Rumah, Greng di Luar

Kompas.com - 22/06/2008, 18:44 WIB

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh suami dan istri:

* Lakukan komunikasi secara terbuka dengan mengeksplorasi keinginan masing-masing ketika melakukan hubungan seksual. Suami istri dapat saling menginformasikan daerah mana saja yang bisa menjadi G spot. Melalui pengenalan pasangan secara mendalam, diharapkan baik istri maupun suami mendapatkan kepuasan seperti yang diharapkan.

* Harus bersedia melakukan introspeksi dan mendiskusikan apa yang kurang dan yang mesti ditingkatan dalam kehidupan seksual untuk kepuasan berdua.

* Mencari hal-hal yang berbeda dari biasanya untuk menghindari rasa jenuh, misalnya mencoba gaya-gaya bercinta baru yang disepakati kedua belah pihak, menciptakan suasana kamar tidur yang berbeda atau mencari tempat-tempat romantis di luar rumah.

* Sekali waktu, tak ada salahnya istri bersikap proaktif dengan mampu bersikap berani untuk mengajak suami berhubungan intim. Pada harga diri pria, dampaknya luar biasa lo, karena mereka jadi merasa dibutuhkan.

* Minta saran dari orang yang tepat semisal konselor perkawinan untuk membantu mencarikan jalan keluar yang dapat menyenangkan semua pihak. Tak dapat dipungkiri, bila suami melakukan penyelewengan, istri umumnya sulit memaafkan dan menerima kembali kehadiran suami. Perceraian memang bisa menjadi jalan keluar, tapi setidaknya kedua belah pihak telah membicarakan hal ini dengan kepala dingin. Bisa saja toh, yang terjadi malah sebaliknya. Bukan perceraian, tapi suami kembali perkasa di rumah. Tentu hal ini lebih positif, bukan?

PEREMPUAN JUGA BISA LOYO DI RUMAH

Mencoba rumput tetangga yang lebih hijau kerap identik dengan perselingkuhan, tak hanya dilakukan oleh pria. Perempuan pun bisa merasa loyo di rumah, tapi excited ketika melakukan kemesraan di luar rumah dengan pria lain. Seperti halnya bila terjadi pada pria, bila istri sedang "melenceng" ke luar, tentu suaminya yang punya tugas menarik cintanya kembali.

Pertama, tentu si pihak yang menyeleweng harus sadar bahwa kepentingan rumah tangga di atas segalanya. Selanjutnya suami istri harus berusaha membangkitkan kembali api cinta yang mulai padam dengan berbagai cara. Jangan begitu ada masalah, terus berpikir, ya sudah cerai saja karena pasangan sudah lebih asyik di luar. Tidak seperti itu. Justru keberhasilan dalam mempertahankan perkawinan akan menjadi reward buat suami-istri. Nah, perkawinan yang langgeng merupakan hasil usaha berdua menjadi tim yang solid ketika menghadapi badai perkawinan semisal salah satu mulai "berkibar" di luar tapi loyo di rumah.

Penulis : Santi Hartono.
Narasumber Ahli: Widiawati Bayu, Psi., konselor perkawinan dari Psychological Practice

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com