Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Mitos Perawatan Kulit

Kompas.com - 30/10/2008, 10:23 WIB

Mitos 1. Semakin tinggi kadar SIT (sun protection factor), semakin baik perlindungannya.

Ada tiga jenis sinar ultra violet: UVA, UVB, UVC. Sinar UVA masuk ke kulit cukup dalam, mengubah pigmen dan menghasilkan tan. Sinar UVB merusak DNA kulit, menyebabkan perubahan pigmen dan karsinoma. Sinar UVC diserap oleh atmosfer.

SPF pada tabir surya mengacu pada jumlah perlindungan yang ditawarkan produk terhadap sinar UVB. Tabir surya diperlukan untuk memberikan pedindungan terhadap UVA dan UVB. SPF setidaknya benilai 15.

"Krim tabir surya sebaiknya bersifal non-PABA yang tidak mencokelatkan kulit. Nilai SPF
juga harus disesuaikan dengan kondisi dan tipe kulit, serta lingkungan alam," kata Dr. Retno Iswari Tranggono, Sp.KK. SPF bagi kulit orang Indonesia tidak perlu hingga 30. Sebab, semakin tinggi SPF, akan membuat kulit kecokelatan.

Mitos 2. Kita tidak membutuhkan tabir surya saat mendung.

Saat cuaca mendung, radiasi UV bisa mencapai permukaan bumi. Pastikan kita menggunakan tabir surya setiap hari dan oleskan kembali setiap dua jam, terutama setelah berenang.

Mitos 3. Menggosok wajah dengan sabun akan membuat kulit sehat dan bebas jerawat.

"Saat menggosok wajah, Anda akan mengelupaskan sejumlah minyak pelindung yang cenderung akan menimbulkan ruam dan bahkan rasa terbakar," ujar Sandy Johnson, MD, dermatologis dari Arkansas. Gunakan pembersih lembut, lanjutkan dengan pelembab atau tabir surya.

Mitos 4. Lebih baik mengeluarkan isi jerawat dengan memencetnya.

"Meski rasanya enak mengeluarkan isi jerawat sering berakhir dengan lubang lebih dalam. Hal ini menyebabkan peradangan yang bisa menimbulkan luka parut dan menyebar di bawah kulit. - Anda akan mendapat satu jerawat lagi beberapa hari kemudian, jarak yang dekat dengan jerawat pertama," kata Johnson.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com