Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Operasi Plastik Selebriti Kita

Kompas.com - 10/08/2009, 19:36 WIB

KOMPAS.com - Banyak selebriti kita yang menjalani berbagai perawatan tubuh, dari suntik botoks, sedot lemak, hingga operasi plastik untuk mengubah salah satu bagian tubuh. Contohnya, Titi DJ, Rebecca Tumewu, Ruth Sahanaya, hingga yang terakhir Krisdayanti. Penyanyi yang kerap disebut diva ini blak-blakan mengungkapkan semua rahasia dirinya dalam buku My Life, My Secret, karya Alberthiene Endah.

Tak menjadi masalah siapa artis yang membuat pengakuan, dan siapa yang berkeras menutupi rahasia tersebut. Bagaimana pun juga, apa yang mereka lakukan merupakan keputusan pribadi yang harus dihargai. Begitu pula apa alasan di balik keputusan melakukan operasi plastik, tummy tuck, atau lipo suction itu. "Harus diakui, aku memang dihinggapi hasrat untuk terus menjadi cantik. Aku ingin terus dan terus cantik. Sempurna. Seksi," kata KD, seperti dituliskan Alberthiene Endah dalam buku tadi.

KD menjelaskan, setelah melahirkan anak kedua, Azriel, tubuhnya mengalami perubahan yang sangat kentara. Perutnya menggelambir dan gelambir itu sulit dienyahkan walaupun ia sudah melakukan olahraga mati-matian. Sudah begitu, payudaranya pun mengalami perubahan, jadi turun dan tidak kencang. KD mengaku harus mengenakan bra khusus untuk menyangga payudaranya dengan maksimal, dan korset yang membuatnya sulit bergerak dan nafasnya sesak.

Sejumlah perawatan tubuh dilakukan KD secara bertahap. Ia melakukan suntik botoks sekitar 8 bulan sekali untuk mengusir kerut-kerut di dahinya, dan untuk menyempurnakan siluet wajahnya. Bila Anda melihat giginya yang begitu rata dan bersinar, hal itu merupakan hasil karya drg. Hilly, yang mengikir dan melapis giginya dengan teknik veneer, dengan biaya Rp 100 juta. "Sakitnya lumayan," ujar KD pada majalah Femina.

KD sudah dua kali melakukan operasi breast implant (tahun 2004 dan 2008, di Bangkok dan Singapura), tummy tuck, dan perawatan kulit dengan stem cell. Seperti dituturkan KD pada majalah Femina, dalam perawatan yang memakan biaya 14.000 dollar dan bertahan untuk 5 bulan ini, cairan plasenta disuntikkan, sehingga kulitnya yang gelap tampak lebih cerah, kenyal, dan sehat.

Lain KD, lain pula alasan Becky Tumewu saat melakukan operasi payudara. Menurut perempuan yang kini aktif mengajar di TALK-Inc, sekolah TV presenter-MC dan Public Speaking ini, ia sering kesulitan mencari bra yang cocok, karena ukuran payudara kanan dan kirinya berbeda. "Kadang yang kiri pas, yang sebelah kanan koplok dan harus ekstra busa tambahan," papar Becky pada majalah Sekar.

Hal ini jelas merepotkan, dan Becky berulangkali terpikir untuk mencari bantuan agar ukuran payudara kiri kanan sama besar. Hanya saja, pemikiran ini datang dan pergi. Maklum, setelah menikah, hamil, dan punya anak, ia sempat happy karena melihat bentuk payudara yang penuh. "Tapi setelah menyusui, eh malah kempot. Ketika hamil anak kedua, melahirkan, dan menyusui lagi, tambah kempot lagi. Setelah itu baru benar-benar berpikir, apakah harus dioperasi?" katanya.

Dengan demikian, keduanya menyimpulkan, harus ada alasan yang kuat mengapa kita menjalani berbagai prosedur operasi tersebut.

Harus sadar konsekuensinya

Karena melakukan operasi plastik merupakan suatu keputusan besar, kita harus memikirkan rencana ini dengan matang. Becky berpendapat bahwa masyarakat harus menjadi konsumen yang pintar dan cerdas dengan membekali diri dengan informasi sebanyak-banyaknya. Cari tahu bagaimana prosedur operasi, dan pilih dokter bedah plastik dengan reputasi terpercaya. Dengan demikian konsumen bisa terhindar dari malpraktek.

Dari berbagai informasi yang ditemukannya, Becky tahu bahwa dirinya lebih baik menggunakan silikon padat untuk ditanam pada payudaranya. Dokternya menggunakan silicon cohesive gel, yang bentuknya gel, tapi satu sama lain menempel. Jadi bila terkena hentakan keras, tetap aman, walaupun tetap harus dikeluarkan. Silikon cair, yang digunakan sebagai bahan industri, sebaiknya tidak dijadikan pilihan. 

Meskipun merupakan keputusan pribadi, rencana untuk melakukan prosedur operasi sebaiknya juga didiskusikan dengan keluarga dan orang-orang dekat lainnya. Anang, suami KD, sempat tak habis pikir mengenai keinginan sang istri melakukan suntik botoks, meskipun akhirnya menyetujui rencana tersebut. Sedangkan Johannes Dermawan, suami Becky, mengatakan, "Buatku tidak penting, apakah kamu mau melakukannya atau tidak. Karena aku suka kamu apa adanya, dan aku bahagia dengan apa yang ada di diri kamu. Tapi kalau hal itu bisa membuatmu lebih bahagia, lakukan. Lakukan untuk kamu," demikian Becky menuturkannya pada majalah Sekar.

Konsekuensi lain, seperti diungkapkan KD pada awal tulisan, adalah menahan rasa sakit pasca operasi. Tubuh yang semula mulus, disayat, ditarik, dimasuki benda-benda asing. Jelas hal ini akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa selama beberapa hari pasca operasi. Depresi kerap terjadi pada pasca operasi, yang antara lain disebabkan oleh trauma operasi yang menimbulkan efek fisik yang tanpa kita sadari akan mempengaruhi emosi kita. Kita juga akan menjadi stres karena komplikasi atau mengkhawatirkan perubahan bentuk yang tidak sesuai keinginan. Belum lagi menghadapi reaksi negatif keluarga dan teman-teman, dan rasa bersalah atau penyesalan karena menjalani prosedur ini.

Setelah masa penyembuhan berlalu, dan hasil operasi sudah bisa dinikmati pun, menurut KD, kita harus tetap melakukan perawatan tubuh dengan cermat. Ia mengingatkan, bahwa operasi seperti yang ia lakukan hanyalah membantu pembentukan dan menciptakan kontur lebih baik. Untuk menjaga agar bentuknya tetap indah tetap diperlukan diet, olahraga rutin, dan disiplin. "Tanpa itu, operasi mungkin hanya bertahan beberapa bulan saja," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com