Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fisioterapi, Bukan Sekadar Penghilang Nyeri

Kompas.com - 17/09/2009, 15:17 WIB

KOMPAS.com — Ada begitu banyak kesalahan postur tubuh yang kita lakukan setiap hari. Pekerjaan mengangkat barang berat, postur tubuh membungkuk, cara berdiri yang salah, atau kebiasaan membawa tas selalu di sisi pundak yang sama, tanpa disadari dapat menyebabkan functional disability atau gangguan fungsional pada anggota gerak.

Berbagai gangguan yang dialami bisa menyebabkan cedera di bagian leher, bahu, tangan, punggung, panggul, lutut, pergelangan kaki, dan sebagainya. Salah satu gejalanya adalah ada bagian tubuh yang kaku atau nyeri saat melakukan gerakan tertentu. Keluhan ini dapat diatasi dengan obat atau fisioterapi.

Fisioterapi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang berhubungan erat dengan fisik manusia dan kegiatannya sehari-hari. Fisioterapi biasanya diberikan untuk mengurangi nyeri sekaligus memberi edukasi latihan olahraga untuk perbaikan postur tubuh.

Menurut Vera Sillia, Marketing Manager Eastwest Physiotherapy & Rehabilitation Jakarta, pada umumnya masyarakat baru mendatangi pusat fisioterapi saat sudah terjadi masalah. Padahal, selama masih bergerak, setiap manusia membutuhkan fisioterapi. "Terkadang ada orang yang merasa sehat, tapi sebenarnya ada gangguan yang tidak dia rasakan atau orang tersebut sudah terbiasa dengan rasa sakitnya," ujarnya.

Walaupun tidak merasa ada gangguan, menurut Vera, pertambahan usia menyebabkan organ-organ ikut bertambah tua sehingga rasa sakit yang selama ini tidak dirasakan bisa menimbulkan komplikasi, terutama bila ada hal yang menjadi pemicu.

"Apalagi kecenderungan tulang, bila tak ada latihan dan lubrikasi atau gerakan yang memperbaiki, otot-otot dan saraf akan mengompensasi dan sakitnya bisa menjalar ke mana-mana," kata Vera. Karena itu, ia menganjurkan agar setiap orang setidaknya memeriksakan kesehatan organ geraknya.

Selain untuk mengatasi cedera pada anggota gerak, fisioterapi juga dibutuhkan oleh orang yang habis kecelakaan, menjalani operasi, stroke, pasca-melahirkan, anak-anak yang mengalami kelambatan perkembangan (anak hiperaktif, down syndrome, atau cerebral palsy), serta untuk orang yang memiliki postur tubuh salah.

Para atlet juga termasuk dalam kelompok orang yang membutuhkan fisioterapi karena mereka sering mengalami cedera otot. Cedera otot pada atlet biasanya disebabkan oleh kurangnya pemanasan yang cukup serta melakukan gerakan yang salah dan secara tiba-tiba. Hal ini dapat berakibat fatal sehingga penderita harus menjalani serangkaian terapi agar fungsi otot atau tulangnya dapat kembali normal.

Menurut Daniel Agus Nugroho, AMF, terapis fisioterapi, teknik fisioterapi 90 persen menggunakan tangan. "Terapis akan menilai sumber nyeri berdasarkan keluhan pasien," katanya. Sering kali rasa nyeri di satu bagian tubuh merupakan efek dari nyeri di tempat lain yang menjalar, misalnya saja sakit kepala yang disebabkan karena adanya persendian yang terjepit.

Meski berbeda dengan teknik memijat, Daniel mengakui terkadang dibutuhkan kombinasi teknik pijat untuk memperbaiki suatu gangguan. "Misalnya saja untuk melakukan reposisi terkadang saya perlu massage dulu agar otot-ototnya lentur sehingga proses reposisi lebih mudah," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com