Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Asma di Rumah

Kompas.com - 14/12/2009, 07:49 WIB

Faktor pencetus

Penderita penyakit kronik, termasuk asma, harus mengenal penyakit dan terapinya dengan baik. Penderita perlu mengenal gejala permulaan serangan yang dapat berupa batuk atau sesak. Biasanya, sebelumnya ada faktor pencetus, seperti kelelahan, alergi (seperti debu rumah dan bulu binatang), dan infeksi saluran napas, terutama infeksi virus.

Penderita asma yang terserang influenza dapat mengalami serangan. Karena itu, faktor pencetus serangan asma harus dihindari. Untuk menghindari influenza, dapat dengan menghindari orang yang sedang influenza, cuci tangan teratur, dan vaksinasi influenza.

Salah satu kemajuan terapi asma adalah tercapainya kualitas hidup yang baik. Dulu penderita asma dibatasi kegiatannya karena takut timbul serangan. Dengan terapi baru dan jika dapat terkendali total, penderita dapat berkegiatan seperti orang lain, termasuk olahraga yang cukup berat.

Untuk dapat terkendali total, diperlukan kerja sama yang baik antara dokter dan pasien. Obat asma lebih progresif diberikan untuk mencapai fungsi paru terbaik.

Obat asma hirupan tidak berefek samping lebih berat daripada obat minum, bahkan lebih ringan. Karena itu, sekarang pengobatan asma kronik diutamakan obat asma hirupan, baik untuk bronkodilator maupun anti-inflamasi.

Kenali obat

Pasien atau keluarga harus mengenal obat yang harus dipakai. Sebaiknya penderita asma tidak kehabisan obat karena keterlambatan pemberian obat dapat menjadikan serangan asma lebih berat. Obat asma hirupan bekerja lebih cepat sehingga dapat cepat melegakan serangan.

Pasien atau keluarga harus pandai memantau hasil terapi. Jika tidak terjadi perbaikan, harus segera berobat ke UGD rumah sakit terdekat. Jangan menunggu sampai pagi atau bergantung pada dokter tertentu.

Unsur waktu dalam terapi serangan asma akut sangatlah penting. Makin cepat diobati, biasanya akan lebih cepat pula pemulihannya. Pasien yang sudah lama tidak mendapat serangan dapat tiba-tiba mengalami serangan akut berat. Pada keadaan ini, penderita sebaiknya diobati di rumah sakit.

Asma pada tingkat ringan dan sedang lebih mudah diobati daripada asma berat. Pada asma berat diperlukan kombinasi obat. Di samping obat hirup, kadang-kadang diperlukan obat minum dan suntikan. Asma kronik dapat dikendalikan dengan menghindari pencetus dan menggunakan obat anti-inflamasi dan jika perlu ditambah bronkodilator.

Pengobatan asma kronik tidak dapat dilakukan dengan sekali suntikan atau minum obat hanya beberapa hari. Obat anti-inflamasi perlu digunakan dalam waktu lama dan jika timbul gejala asma perlu ditambah bronkodilator.

Untuk pengobatan permulaan, obat asma hirup lebih mahal. Namun, untuk jangka panjang sebenarnya dapat menghemat obat-obat yang perlu digunakan jika timbul serangan akut atau mencegah masuk rumah sakit. (Dr Samsuridjal Djauzi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com