Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Tak Nyaman dengan Kondom

Kompas.com - 07/01/2010, 09:41 WIB

KOMPAS.com — Sudah lama ia memakai KB spiral. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, mendadak suaminya suka pakai kondom. Akibatnya hubungan seks justru terganggu karena ia tak lagi dapat orgasme dan malas berhubungan.

"Saya berumur 40, suami 43 tahun. Saya KB spiral sejak anak kedua lahir. Beberapa bulan ini suami suka pakai kondom. Waktu saya tanya untuk apa karena saya toh sudah KB spiral, dia bilang karena enak.

Waktu saya tanya lagi lebih enak bagaimana, dia cuma tertawa. Masalahnya, saya merasa tidak nyaman. Kadang merasa sakit dan tidak bergairah sehingga sering tak bisa orgasme. Sebelumnya saya mudah orgasme. Akhirnya kami sering bertengkar karena suami maunya pakai kondom, sedangkan saya tidak suka. Lagipula, kan saya sudah KB.

Apa sebenarnya maksud suami memakai kondom? Saya menduga, jangan-jangan suami kena penyakit kelamin, pakai kondom supaya saya tidak ketularan. Tapi, saya perhatikan tidak ada tanda-tanda sakit pada kelaminnya.

Bagaimana caranya agar saya tetap bisa orgasme meskipun suami pakai kondom? Apa kalau suami pakai kondom, istri merasa sakit?"
W.S, Tangerang

Fungsi kondom
Ada dua fungsi kondom. Pertama, mencegah kehamilan. Kedua, mencegah penularan penyakit atau infeksi melalui hubungan seksual. Ada juga fungsi ketiga, dikaitkan dengan kenyamanan hubungan seksual.

Tidak sedikit pria yang lebih nyaman menggunakan kondom karena tidak bersentuhan sehingga lebih tidak sensitif. Di pihak lain, banyak pria justru merasa terganggu karena kurang terasa.

Di pihak perempuan, sebagian dari mereka terganggu bila pasangan menggunakan kondom. Mereka merasa tidak nyaman karena tak langsung bersentuhan, bahkan ada yang sakit. Ada juga yang lebih nyaman karena tidak dibasahi sperma ketika pasangan ejakulasi.

Jadi tampaknya keluhan kedua pihak, baik suami maupun istri, bersifat subyektif. Wajar kalau suami pakai kondom dengan alasan "lebih enak". Soal apakah ada alasan lain, hanya dia yang tahu.

Dugaan Anda mengenai kemungkinan suami terkena penyakit, hal itu harus punya alasan kuat. Tanpa alasan, hanya akan menimbulkan masalah baru dalam hubungan dengan suami. Hanya dia yang tahu, apakah perilaku seksualnya berisiko tinggi sehingga dia menggunakan kondom untuk mencegah penularan infeksi melalui hubungan seks.

Kalau ini yang dilakukan, berarti dia berupaya agar tidak terjadi penularan kepada Anda. Di sisi lain, kalau dengan kondom Anda terganggu sampai tidak dapat orgasme, tentu ini harus dipertimbangkan oleh suami.

Suami mengalah
Rasa sakit yang Anda alami boleh jadi disebabkan hambatan psikis karena suami menggunakan kondom. Akibatnya, perlendiran vagina berkurang atau terhambat yang menimbulkan rasa sakit ketika berhubungan seksual.

Mungkin juga karena kualitas kondom kurang baik sehingga menimbulkan ketidaknyamanan terhadap vagina. Karena Anda sebenarnya tidak setuju suami menggunakan kondom, tampaknya hambatan psikis itulah penyebab utamanya.

Tentu tidak semua istri mengalami sakit bila suaminya menggunakan kondom. Bagi istri yang siap, apalagi senang suaminya pakai kondom, pasti tidak terjadi hambatan psikis.

Kondom kini bahkan dijadikan komoditas berkaitan dengan variasi seksual. Karena itu, ada berbagai jenis bentuk, warna, dan rasa kondom. Sepanjang diproduksi memenuhi syarat kesehatan, berbagai jenis tentu bukan masalah.

Mengatasi masalah Anda sebenarnya sederhana saja walau tidak selalu mudah. Pertama, harus jelas mengapa senang pakai kondom. Kedua, kalau penggunaan kondom tak ada hubungan dengan perilaku seksual berisiko tinggi, tak perlu menggunakannya.

Artinya, suami harus "mengalah" walaupun tidak merasakan "lebih enak" agar istri tidak terganggu sehingga hubungan seksual harmonis kembali. Hubungan seksual seharusnya dilakukan untuk kepentingan kedua pihak, bukan untuk kepentingan salah satu pihak saja. Inilah sesungguhnya hakikat kehidupan seksual yang harmonis.

Konsultasi dijawab oleh Prof.Dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com