Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriang Tak Hilang Mungkin Tifus

Kompas.com - 01/03/2010, 15:43 WIB

KOMPAS.com - Tifus (typhoid abdominal) atau dilafal tipes, endemik di Indonesia. Artinya, senantiasa hadir setiap musim. Penyebabnya Salmonella typhi.

Kuman ini ada di mana-mana. Masuk ke tubuh manusia lewat makanan dan minuman yang dicemarinya (fecal-orate. Bisa jadi lewat tangan yang kotor atau pembawa penyakit yang kelihatan sehat (healthy carrier).

Betul enteng dan jarang sampai mematikan, tapi ongkos yang harus dikeluarkan kalau telanjur sakit, sebetulnya merupakan pemborosan karena tifus bisa dicegah.

Angie, 21 tahun sudah seminggu meriang. Kadang merasa mual dan perutnya tidak enak. Bersamaan dengan itu kepalanya terasa nyeri. Sudah hampir seminggu buang air besarnya tersendat. la mengira masuk angin biasa.
Dokter keluarga minta ia periksa darah. Hasilnya, ada tifus dan paratifus. Tergolong bukan yang berat karena yang meninggi titer H, bukan titer 0. Dokter memastikan itu penyebab meriang Angie yang tak putus-putus.

Demam Tifus
Dokter di Indonesia bisa kecolongan kalau lalai mengamati gejala
demam pasiennya. Khawatir luput mendiagnosis, tak jarang dokter cenderung overdiagnosis. Artinya, bukan kasus tifus didiagnosis tifus, saking takutnya kecolongan.

Bahwa memang benar semestinya demam lebih dari seminggu harus dicurigai tifus. Awal tifus memang hanya demam. Lebih harus curiga bila selain demam lama, juga disertai keluhan seperti yang Angie alami, yakni nyeri kepala, tidak enak di perut, dan buang air tiddk teratur. Satu yang khas pada tifus, demam muncul sore dan malam hari saja.

Demam tifus biasanya membandel. Bisa turun denqan obat, namun lekas bangkit lagi. Gambaran demam yang muncul sore dan malam hari itulah, terlebih bila disertai keluhan spesifik seperti yang Angie alami, kemungkinan tifus tidak boleh diabaikan.

Kecurigaan tifus makin bertambah bila tampak bibir kering, dan lidah kelihatan seperti bersalut susu, putih dengan pinggir merah merona. Dokter yang sudah lama praktik, mudah menangkap kasus tifus hanya dengan mengamati penampakan wajah pasien.

Dugaan dokter semakin kuat mengarah ke diagnosis tifus bila setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter meraba hati dan limpa yang membengkak (hepatosplenomegali). Tentu untuk kepastian bahwa diagnosis tifus itu betul, perlu pemeriksaan Widal, selain membiak kumannya dari darah.

Namun, pemeriksaan biakan perlu waktu lama. Untuk praktisnya, dari pemeriksaan fisik, dan adanya kenaiknya titer 0 dan atau H dalam darah, baik tifus maupun paratifus, demi penghematan waktu serta biaya, dokter langsung membuat resep untuuk tifus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com