Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pingpong di Ruang Kerja

Kompas.com - 25/04/2010, 04:46 WIB

Budi Suwarna

Yasraf Amir Piliang suka bermain pingpong di meja kerja, tidur di lantai, makan dan menulis di ruang tamu, serta menerima tamu di ruang kerja. Banyak yang terbalik? Begitulah pemikir posmodernisme dari Institut Teknologi Bandung itu memperlakukan rumahnya. Buat saya, semua ruang harus multitasking. Ruang tamu bisa berfungsi sebagai ruang kerja dan ruang makan. Sebaliknya, ruang kerja bisa berfungsi sebagai ruang tamu atau tempat olahraga,” kata Yasraf, Kamis (8/4) lalu di rumahnya, di Ciwastra Indah Estate, Margahayu Raya, Bandung, Jawa Barat.

Olahraga di ruang kerja? ”Ya, saya main pingpong dengan anak saya,” kata Yasraf sambil tertawa.

Dia pun membawa kami ke ruang kerjanya yang berukuran sekitar 3 x 5 meter persegi. Ruangan itu tampak sempit karena dijejali banyak perabot. Ada rak-rak besar yang penuh dengan buku, kulkas, televisi, laptop, beberapa kursi, dan dua meja kerja.

”Kalau ingin olahraga atau bermain sama anak, kedua meja kerja ini saya satukan. Jadilah, meja pingpong,” ujar Yasraf kali ini sambil tersenyum.

Ruang kerja, lanjut Yasraf, menjadi pusat hampir seluruh kegiatan keluarga. ”Nonton televisi, main, ngobrol, menerima tamu, dan bekerja lebih sering kami lakukan di sini,” tambah Yasraf yang menghuni rumah itu bersama istrinya, Desfira (46), serta dua anaknya, Rashif Mizam (20) dan Ghina Zoraya Azhar (14).

Selain di ruang kerja, Yasraf senang berada di ruang tamu. Di waktu santai sepulang bekerja, dia senang tidur di lantai ruang tamu atau di sofa. ”Rasanya nyaman sekali,” kata dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB itu.

Di ruang tamu itu ada seperangkat sofa, organ tunggal, hiasan-hiasan dari binatang laut, beberapa lukisan, dan piagam penghargaan. Dari ruangan ini, kita juga bisa melihat berbagai tanaman, seperti anggrek, kuping gajah, anturium, dan lidah mertua, yang ditanam dalam pot dan diletakkan di teras rumah. Kita juga bisa melihat pohon palem yang tumbuh rimbun di samping rumah dekat pintu garasi.

Yasraf mengatakan, jika dia bosan menulis di ruang kerja, dia akan mengangkut buku-buku dan laptopnya ke ruang tamu. ”Kemudian, saya menulis di sini,” ujar penulis buku-buku berbau posmodern, antara lain Posrealitas, Dunia yang Dilipat, Hipersemiotika, dan Transpolitika.

Bagaimana konsep multitasking itu muncul? Yasraf menjelaskan, buat dia seberapa pun luas rumah seseorang, semua ruangannya harus bisa difungsikan secara optimal. Mengapa? Sebab, yang namanya persaingan untuk memperebutkan ruang itu tidak akan pernah habis. ”Memenuhi semua tuntutan itu tidak mungkin. Jadi, lebih baik semua ruangan dirancang multifungsi,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com